A. PENDAHULUAN
Al-Qur’an dan hadis merupakan sumber ajaran
Islam. Al-Qur’an untuk dijadikan sumber atau dasar ajaran Islam tidak perlu
dilakukan penelitian terlebih dahulu, karena al-Qur’an berstatus qat{‘i< al-wuru>d. Sementara hadis untuk dijadikan sumber atau
dasar ajaran Islam harus dilakukan penelitian dahulu apakah benar hadis
tersebut berasal dari Nabi Muhammad saw., karena hadis itu berstatus z{anni< al-wuru>d. Meneliti suatu hadis, bukan berarti
meragukan atau menguji ke-rasul-an Nabi
Muhammad saw, melainkan menguji apakah
yang dikatakan hadis Nabi saw, benar- benar ucapan, perbuatan dan taqri>r
Nabi saw.
Menurut Syuhudi Ismail, ada 4 hal yang mendorong mengapa ulama' hadis
melakukan penelitian
terhadap hadis, yaitu: (1) Hadis sebagai sumber hukum Islam, (2) Tidak seluruh hadis dicatat pada
zaman Nabi saw, (3) Munculnya pemalsuan hadis, dan (4) Proses pembukuan hadis yang terlambat.[1]
Keempat faktor atau
alasan yang diajukan oleh Syuhudi Ismail diatas adalah beberapa alasan
yang faktual dan rasional yang
mendorong penelitian hadis untuk keperluan pengumpulan dan
pembukuan hadis dalam kitab-kitab hadis. Setelah hadis-hadis tersebut
terkumpulkan dan dibukukan di dalam kitab-kitab hadis, apakah hadis-hadis
tersebut masih perlu dilakukan penelitian? Menurut hemat penulis, hadis –hadis
tersebut masih perlu diteliti (dilakukan peenelitian).
Ada beberapa
alasan yang mendorong mengapa hadis-hadis tersebut masih perlu diteliti
kembali, antara lain sebagai berikut:
1.
Kitab-kitab
hadis itu tidak semuanya memuat hadis yang lengkap unsur-unsurnya, ada matannya,
ada sanadnya dan ada mukharrijnya. Memang banyak kitab hadis yang memuat hadis yang lengkap
unsur-unsurnya, tetapi juga ada tidak sedikit kitab hadis yang memuat hadis
hanya matannya saja, sanad dan bahkan mukharrijnya tidak.
ada. Hadis yang terdapat dalam kitab yang demikian itu, tidak bisa diteliti
untuk ditentukan kualitasnya.
2.
Kebanyakan
hadis-hadis yang dimuat dalam kitab-kitab hadis, baru diteliti sanadnya
saja. Itupun yang diteliti hanya kualitas periwayatnya saja, kualitas persambungan sanadnya tidak
ditelti. Sedangkan kualitas matannya juga belum dianalisis/diteliti.
3.
Semua hadis
yang dimuat dalam kitab-kitab hadis itu, baru diteliti secara parsial atau satu
sanad saja, belum ada yang diteliti secara simultan atau multi sanad.
Pada hal hasil kesimpulan penelitian hadis satu sanad, berbeda dengan
hasil kesimpulan penelitian hadis dengan seluruh sanadnya secara
bersama-sama.
4.
Hadis --setelah
diteliti dan /diperoleh hasil berkualitas sahih--- perlu diamalkan dalam
kehidupan nyata. Untuk mengamalkan
hadis harus dilakukan fiqh
al-hadi<th nya terlebih dahulu. Upaya memahami matan hadis hanya
dari satu sanad saja adalah tidak memadai, karena kebanyakan periwayatan hadis itu riw<ayah bi
al-makna<. Oleh karena itu, matan yang mau dipahami perlu dipersandingkan dengan matan lain dari sanad lain yang satu tema untuk dipahami secara bersama-sama.
Atas dasar
beberapa persoalan tersebut di atas, penelitian hadis secara simultan merupakan
suatu kebutuhan mendesak untuk keperluan penelitian hadis.
Dilihat dari segi isi-kandungannya,
hadis Nabi saw ada yang dikategorikan : hadis ahkam, hadis akhlaq dan hadis tarbawi>.
Kumpulan hadis ahkam, seperti kitab Bulu>gh al-Mara>m, karya : Ibn
Hajar al-Asqalani>, dan kumpulan hadis akhlaq, seperti kitab Riyad}
al-S}a>lihi>n karya : al-Nawa>wi> dan kumpulan hadis tarbawi>,
seperti kitab T}uhfah al-Mawdu>d bi Ahka>m al-Mawlu>d karya :
Ibn al-Qayyi>m al-Jawziyyah.
B. TAKHRI<J AL-HADI<TH
Secara
etimologis,kata”takhri>j” berarti : الاظهار والابراز menampakkan[2]. Secara terminologis, takhri<j didefinisikan
sebagai berikut:
Takhri>j adalah :
عزو
الحديث إلى مصادره الأصلية المسندة ، فإن تعذرت فإلى الفرعية المسندة ، فإن تعذرت
فإلى الناقلة عنها بأسانيدها ، مع بيان مرتبة الحديث غالباً
Penelusuran hadis ke dalam sumber
(kitab) aslinya yang memiliki sanad lengkap, bila berhalangan, maka penelusuran
ke dalam kitab cabangnya, dan bila
berhalangan, maka ke dalam kitab yang menukilnya yang lengkap sanadnya,
disertakan penjelasan kualitas hadisnya.[3]
Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa, takhri>j al-hadi>th adalah penelusuran hadis ke
dalam kitab aslinya—kitab hadis yang dikumpulkannya dari usaha mencari sendiri
kepada penghafalnya--yang mempunyai sanad lengkap,dan biasanya di dalam
kitab itu disertakan penjelasan tentang
kualitas hadisnya. Itu jika ada. Jika tidak ada, maka penelusuran hanya sampai
pada mendapatkan matan hadis yang
lengkap dengan sanadnya saja.
Penelusuran ini dilakukan untuk
mendapatkan hadis utama, hadis-hadis tawa<bi’nya dan hadis-hadis
shawa<hidnya.
1.
Hadis Utama :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ
يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ
جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ
جَمِيعًا فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ (رواه مسلم)
Telah menceritakan
kepada kami Yahya Ibn Yahya katanya; Aku pernah menyetorkan hapalan kepada Ma>lik
dari Abu> Zubair dari Sa’i>d Ibn Jabir dari Ibnu Abba>s katanya;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat zhuhur dan ashar
semuanya, dan antara Maghrib dan Isya' semuanya bukan karena ketakutan dan
tidak pula ketika safar." (HR. Muslim)
1. Hadis Tawa<bi’nya :
Hadis Riwayat Ibn>
‘Abba>s yang ditakhri>j oleh al-Muslim:
و
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ وَعَوْنُ بْنُ سَلَّامٍ جَمِيعًا عَنْ زُهَيْرٍ
قَالَ ابْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ
سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا بِالْمَدِينَةِ فِي
غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ قَالَ أَبُو الزُّبَيْرِ فَسَأَلْتُ سَعِيدًا لِمَ
فَعَلَ ذَلِكَ فَقَالَ سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ أَرَادَ
أَنْ لَا يُحْرِجَ أَحَدًا مِنْ أُمَّتِهِ (رواه مسلم)[5]
حَدَّثَنَا
الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ عَنْ سَعِيدِ
بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا فِي
غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ
قَالَ مَالِكٌ أَرَى ذَلِكَ كَانَ فِي مَطَرٍ قَالَ أَبُو
دَاوُد وَرَوَاهُ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ نَحْوَهُ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ
وَرَوَاهُ قُرَّةُ بْنُ خَالِدٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ قَالَ فِي سَفْرَةٍ
سَافَرْنَاهَا إِلَى تَبُوكَ (رواه ابو داود)
Hadis Riwayat Ibn>
‘Abba>s yang ditakhri>j oleh Ahmad:
حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ قَالَ
سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ زَيْدٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ
وَالْعِشَاءِ بِالْمَدِينَةِ فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ قِيلَ لِابْنِ عَبَّاسٍ وَمَا أَرَادَ إِلَى ذَلِكَ قَالَ أَرَادَ
أَنْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ (رواه احمد)[7]
حَدَّثَنِي
عَنْ مَالِك عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ
وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ قَالَ مَالِك أُرَى
ذَلِكَ كَانَ فِي مَطَرٍ (رواه امام مالك)
Hadis Riwayat Ibn>
‘Abba>s yang ditakhri>j oleh al Nasa>’i >:
أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ
عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ
وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا مِنْ غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا
سَفَرٍ( رواه النسائي)[9]
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو
مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ
جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَبَيْنَ الْمَغْرِبِ
وَالْعِشَاءِ بِالْمَدِينَةِ مِنْ غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ قَالَ فَقِيلَ
لِابْنِ عَبَّاسٍ مَا أَرَادَ بِذَلِكَ قَالَ أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ
وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ ابْنِ عَبَّاسٍ
قَدْ رُوِيَ عَنْهُ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ رَوَاهُ جَابِرُ بْنُ زَيْدٍ وَسَعِيدُ
بْنُ جُبَيْرٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ شَقِيقٍ الْعُقَيْلِيُّ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ
ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرُ هَذَا
(رواه الترمذي)
C. ANALISIS PARSIAL
1. Penelitian Sanad
a.
Redaksi Hadis Lengkap dengan Sanadnya:
Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s yang ditakhri>j oleh al-Muslim
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ
أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ
جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ
(رواه مسلم)[11]
Telah menceritakan
kepada kami Yahya Ibn Yahya katanya; Aku pernah menyetorkan hapalan kepada
Ma>lik dari Abu> Zubair dari Sa’i>d Ibn Jubair dari Ibnu Abba>s
katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat zhuhur dan ashar
semuanya, dan antara Maghrib dan Isya' semuanya bukan karena ketakutan dan
tidak pula ketika safar." (HR. Muslim)
b.
Bagan Sanad Hadits
Muslim
c.
Biografi
para periwayat dalam Sanad
Dalam sanad hadits diatas terdapat 5(lima)
periwayat, yaitu: 1).Yahya Ibn yahya 2). Ma<lik 3). Abu< al-Zubai<r Ibn al-Maki< 4).Sa’i<d
Ibn Jubai<r 5). Ibnu ‘Abba<s
1)
Yahya Ibn
Yahya
a). Nama lengkapnya :
Yahya Ibn
Yahya Ibn Bakr Ibn Abd al-Rahma<n al-Tami<mi< al-Handzali< Abu<
zakariya< al-Ni<sa<bu<ri[12]<.
b). Guru – gurunya:
Diantara Guru-gurunya sebagai
berikut :
Ibra<hi<m
Ibn Isma<i<l al-Sha<igh, Ibra<hi<m Ibn Sa’ad al-Zuhri<, Azhar
Ibn Sa’ad al-Sima<n, Isma<i<l Ibn Ja’far al-Madini<, Isma<i<l
Ibn ‘Ilyah, Isma<i<l Ibn ‘Iya<s, Abi< Dhamrah Anas Ibn ‘Iya<dh,
Bisr Ibn al-Mufadhal, Baqiyah Ibn
al-Wali<d, Bakr Ibn Mudar al-Mudri<, Tali<d Ibn Sulaima<n,
Jari<r Ibn ‘Abd al-Hami<d, Ja’far Ibn Sulaima<n al-Dhab’i<, Abi<
Qada<mah al-Ha<rits Ibn ‘Abi<d al-Ayaadi<, Hija<j Ibn Muhammad
al-A’war, Hafsh Ibn Ghia<s al-Nakha'i< Hamma<d Ibn Zaid Hamma<d Ibn
Salamah, Humaid Ibn ‘Abd al-Rahma<n al-Rua<si<, Kha<rijah Ibn Mush’ab
al-Khora<sa<ni<, Kha<lid Ibn Abdulla<h Al-Wa<sa<ti<, Da<ud
Ibn Abd al-Rahma<n al-Atta<r, Abi< Khaitsamah Zuhair Ibn Mua<wiyah
Alja’fi<, Sa’i<d Ibn ‘Abd Jabba<r al-Zubaidi<, Sa’i<r Ibn al-Khumas
al-Tami<mi< Sufian Ibn ‘Uyaynah, Sulaye<m Ibn Akhdhar, Sulaima<n Ibn Bila<l,
Abi< al-Ahwash, Sala<m Ibn Sulayem, Syu’aib Ibn Razi<q al-Sya<mi<,
Sha<lih al-Marri<, ‘Ubba<d al-Mahlabi<, ‘Ubba<d Ibn
al-Awwa<m, Abi< Zabi<d Abutr Ibn al-Qa<sim, Abdulla<h Ibn Ja>far
Al-Makhrami<, Abdulla<h Ibn Raja<a al-Makki<, Abdulla<h Ibn al-Muba<rak,
Abi< Alqamah ‘Abdulla<h Ibn Muhammed al-Farawi<, Abdulla<h Ibn Nami<r,
Abdulla>h Ibn Wahab al-Misri<, Abdulla<h Ibn Yahya Ibn Abi<
Katsir<, Abi< Yahya Abd al-Hami<d Ibn Abd Rahma<n al-Hama<ni<,
Abd Rahma<n Ibn Abi< al-Zuna<d, Abd Rahma<n Ibn Mahdi, Abd Rahma<n
Ibn Abi< al-Mawa<li, Abd Azi<z Ibn Abi< Hazim, Abd Azi<z Ibn al-Ra<bi>
'Ibn Sabrah, Abd Azi<z Ibn Muhammad al-Dara<wardi<, Abd Wahi<d Ibn
Ziya<d, Abd al-Waris Ibn Sa’i<d, ‘Ubaidullah Ibn Iya<d Ibn Luqaid, ‘Ali<
Ibn ‘Umar Ibn ‘Ali< al-Maqdami<, Fadhi<l Ibn ‘Aya<dh, al-Laith Ibn
Sa’ad, Ma<lik Ibn Anas, Muhammad Ibn Tsa<bit al-Abdi<, Abi<
Mu’a<wiyah Muhammad Ibn Kha<zim al-Dha<ri<r, Muhammad Ibn Muslim
al-Tha<ifi<, Muslim Ibn Kha<lid al-Zanbi<, Mua<wiyah Ibn Sala<m
Ibn Abi< Sala<m al-Absyi<, Mua<wiyah Ibn Abd al-Kari<m
al-Dha<li<, Mu’a<wiyah Ibn Amma<r al-Dahni<, Mu’tamar Ibn
Sulaima<n, al-Mughirah Ibn Abd Rahma<n al-Haza<mi<, Musa Ibn A’yan al-Juzri<,
Husyaim Ibn Bashi<r, Abi< ‘Awa<na al-Wihda<h Ibn ‘Abdulla<h,
Waki<’ Ibn al-Jura<hi, Yahya Ibn Zakaria> Ibn Abi< Za<idah, Yahya
Ibn Sali<m al-Tha<ifi<, Abi< ‘Aqi<l Yahya Ibn al-Mutawakkil,
Abi< al-Mahya<h Yahya Ibn Yu’la> al-Taymî<, Yazi<d Ibn Zari<’,
Yazi<d Ibn al-Muqadda<m Ibn
Syari<’, Yazi<d Ibn Ha<ru<n, Abi< Mu’syar Yu<suf Ibn Yazi<d
al-Bara<, Yu<suf Ibn Yaku<b Al-Ma<<jasyu<n, Abi< Bakar Ibn
Sya’ib al-Habhab, Abi< Bakar Ibn Ayya<sy[13]
c). Murid – muridnya
Diantara murid-muridnya
sebagai berikut :
Bukha<ri<, Muslim, Ibra<hi<m
Ibn ‘Abdulla<h al-Sa’adi, Ibra<hi<m Ibn ‘Ali< al-Dzahli<, Abu<
al-Azhar Ahmad Ibn al-Azhar, Ahmad Ibn Hafsh Ibn Abdulla<h al-Salmi<,
Ahmad Ibn Salamah al-Ni<sa<bu<ri<, Ahmad Ibn Yu<suf al-Salmi<,
Isha<q Ibn Ra<hawayah, Isma<’i<l Ibn Isha<q al-Tsaqafi<
al-Sira<j, J’a\far Ibn Muhammad Ibn al-Hussein, Hussein Ibn Mansu<r
al-Salmi<, Salamah Ibn Syabi<b al-Ni<sa<bu<ri<, ‘Abdulla<h
Ibn Abd Rahma<n al-Da<rami<, Ubaidullah Ibn Fudha<lah Ibn Ibra<hi<m
al-Nisa<i>, ‘Ushmah Ibn Ibra<hi<m al-Ni<sa<bu<ri<, ‘Ali<
Ibn Salamah al-Labki<, ‘Ali< Ibn ‘Asam al-A<miri<, al-Fadl Ibn Ya\ku<b
al-Rukha<mi<, Muhammad Ibn Aslam al-Tusi, Muhammad Ibn Ra<f>I
al-Qusyairi, Muhammad> Ibn ‘Abd al-Sala<m Ibn Basya<r al-Wara<q,
Abu< Ahmad Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahha<b al-Fara<a, Muhammad Ibn Yahya
al-Dzahli<, Yahya Ibn Muhammad Ibn Yahya al-Dzahli<, Ya’qu<b Ibn
Sufya<n al-Fa<risi<. [14]
2)
Ma<lik
a)
Nama
lengkapnya :
Ma<lik
Ibn Anas Ibn Ma<lik Ibn Abi> ‘A<mir Ibn ‘Amr al-Ashbahi<
al-Humairi<, Abu< ‘Abdulla<h al-Madani<
al-Faqi<hi (Ima<mu Da<rul al-Hijrah)[15]
b)
Guru – gurunya:
Diantara guru-gurunya sebagai
berikut:
Ibra<hi<m Ibn Abi< ‘Ablah al-Maqdisi<, Ibra<hi<m Ibn ‘Aqbah, Isha<k Ibn ‘Abdulla<h Ibn Abi< Talhah, Isma<i>l Ibn Abi< Haki<m, Ayu<b Abi< Tamimah al-Sakhtiya<ni<, Ayu<b Ibn Habi<b al-Zuhri<, Tsu<r Ibn Zaid al-Di<li<, Ja’far Ibn Muhammad al-Sa<diq, Hami<d Ibn Qais al-Makki al-A’raj, Hami<d al-Thawi<l, Khabi<b Ibn ‘Abd Rahma<n, Dawu<d Ibn al-Husain, Rabiyah Ibn
Abi< ‘Abd Rahma<n, Ziya<d Ibn
Abi< Ziad budak Ibn ‘Abbas, Ziya<d Ibn Sa'ad, Zaid Ibn Aslam, Zaid Ibn Abi< Anisah, Zaid Ibn
Rab\a<h, Sa<lim Abi al-Nadr, Sa’ad
Ibn Isha<q Ibn Ka'ab Ibn ‘Ujrah, Sa’id Ibn Abi< Sa’id al-Maqbari, Sa’id Ibn
‘Amr Ibn Syurahbi<l Ibn Sa’id Ibn Sa’ad ‘ibadah, Abi< Ha<zim Salamah Ibn
Dinar al-Madani;< budak yang dibebaskan oleh Abi< Bakar Ibn ‘Abd Rahma<n
Ibn al-Ha<rits Ibn Hisyam, Suhail Ibn Abi< Sha<lih, Syari<k Ibn ‘Abdulla<h
Ibn Abi< Namr, Sha<lih Ibn Ki<sa<n, Safwa<n Ibn Sulaim, Shifa} budak Abi< Ayyu<b, Damrah Ibn Sa’i<d
al-Ma<zani<, Thalhah Ibn ‘Abd al-Ma<lik al-aala, ‘A<mir Ibn ‘Abdulla<h
Ibn al- Zubair, ‘Abdulla<h Ibn Abi< Bakr Ibn Muhammad Ibn 'Amr Ibn Hazm, ‘Abdulla<h
Ibn Dina<r, Abi< al-Zina<d ‘Abdulla<h Ibn Dzakwa<n, ‘Abdulla<h
Ibn ‘Abdulla<h Ibn Jabi<r Ibn ‘Ati<k, Abi< Thawa<lah ‘Abdulla<h
Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Mu’ammar, ‘Abdulla<h; mengatakan: ‘Ubaidullah Ibn
Abdul Rahma<n, mengatakan: Adalah Ibn Abi< Dzuba<b, ‘Abdulla<h Ibn
Fadl al-Ha<shimi<, ‘Abdulla<h Ibn Yazi<d Ibn Harmaz, ‘Abdulla<h Ibn
Yazi<d budak al-Aswad Ibn Sufya<n, ‘Abd Rab\ah Ibn Sa’id al-Ansa<ri<,
‘Abdul Rahma<n Ibn Harmalah al-Aslami<, ‘Abdul Rahma<n Ibn ‘Abdulla<h
Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Abi< Sha’sha’ah, ‘Abdul Rahma<n Ibn al-Qa<sim
Ibn Muhammad Ibn Abi< Bakr al-Shidi<q, ‘Abdul Kari<m Ibn Ma<lik al-jazri<,
Abi< Umayyah ‘Abdul Kari<m Ibn Abi al-Mukha<riq al-Bashr, ‘Abdul al-Maji<d
Ibn Suhail Ibn ‘Abd Rahma<n Ibn ‘Au<f, ‘Ubaidullah Ibn Abi< ‘Abdulla<h
al-A’ra\, ‘Atha<a al-Khura<sa<ni<, ‘Alqamah Ibn Abi< ‘Alqamah, ‘Amr Ibn Abi< ‘Amr Maula\ al-Muthallib, ‘Amr
Ibn Muslim Ibn ‘Uma<rah Ibn
Aki<mah al-Li<tsi<, ‘Amr Ibn Yahya Ibn ‘Uma<rah al-Ma<zini<,
al-‘Ala<a Ibn ‘Abdul Rahma<n Ibn Ya’ku<b, al-Fadhi<lah Ibn Abi< ‘Abdulla<h,
Qathn Ibn Wahab, Katsi<r Ibn Zaid al-Islami<, Katsi<r Ibn Farqad,
Muhamad Ibn Abi< Uma<mah Ibn Sahl Ibn Hani<f, Muhammad Ibn Abi<
Bakr al-Tsaqafi<, Muhammad Ibn Zaid Ibn
al-Muha<jir Ibn Qanfadz, Muhammad Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn
Abi< Sha’sha’ap, Abi< al-Aswad Muhammad Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn
Naufal, Abi< al-Rija<l Muhammad Ibn ‘Abd al-Rahman al-Ansa<ri>,
Muhammad Ibn ‘Amr Ibn Halhalah, Muhammad Ibn Muslim Ibn Shiha<b al-Zuhri<,
Muhammad Ibn al-Munkadir, Muhammad Ibn Yahya Ibn Habba<n, Makhazamah Ibn
Sulaima<n, Muslim Ibn Abi< Marym, al-Masu<r Ibn Rafa<’ah al-Qurazhi,
Musa Ibn Abi< Tami<m, Musa Ibn ‘Aqbh, Musa Ibn Maysarah maula Bani< al-Dail,
Pamannya Abi< Suhail Na<fi’ Ibn Ma<lik, Na<fi’ maula\ Ibn ‘Umar, Nua’im
Ibn ‘Abdulla<h al-Majmar, Ha<shim Ibn Ha<shim Ibn ‘Utbah Ibn Abi<
Waqa<sh , Hisyam Ibn ‘Arwah, Hila<l Ibn Abi< Maimu<nah, Wahab Ibn
Ki<sa<n, Yahya Ibn Sa’id al-Ansha<ri>, Yazi<d Ibn Ru<ma<n, Yazid Ibn Ziya<d
Ibn Abi< Ziya<d Ibn maula Ibn ‘Ayya<sy, Yazi<d Ibn ‘Abdulla<h Ibn
Khashi<fah, Yazi<d Ibn ‘Abdulla<h Ibn Qsi<t, Yazi<d Ibn ‘Abdulla<h
Ibn al-Ha<d, Yu<nus Ibn Yu<suf Ibn Ham\a<s, Abi< Bakr Ibn ‘Umar Ibn
‘Abdul Rahma<n Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Umar Ibn al-Khatta<b , Abu Bakr Ibn Na<fi\ Maula Ibn ‘Umar,
Abi< al-Zubair al-Makki<,
Abi< ‘Ubaid Haa<jib, Sulaima<n Ibn ‘Abdul Ma<lik, Abi<
Laili< Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Sahl al-Ansha<ri>,
‘A<isyah Ibnt Sa’ad Ibn Abi< Waqa<s[16].
c)
Murid-muridnya
Diantara murid-muridnya sebagai berikut :
Ibra>hi<m
Ibn Tahma<n, Ibra<hi<m Ibn ‘Abdulla<h Ibn Quraim al-Ansa<ri< Qadhi<
al-Madi<nah, Ibra<hi<m Ibn ‘Umar Ibn Abi< al-Wazi<r, Abu< Hudza<fah
Ahmad Ibn Isma<i>l al-Sahmi<, Abu< Mus’ab Ahmad Ibn Abi< Bakr
al-Zuhri<, Ahmad Ibn ‘Abdulla<h Ibn Yu<nus, Isha<q Ibn Sulaima<n
al-Ra<zi>, Isha<q Ibn ‘I<sa
Ibn al-Thaba<’a, Isha<q Ibn Muhammad al-Farawi<, Isma<i>l Ibn
Abi< Uwais, Isma<i>l Ibn ‘Ulyah, Isma<i>l Ibn Mu<sa al-Fazari,
Ibn Asyhab Ibn ‘Abdul Azi<z, Basyr Ibn ‘Umar al-Zahra<ni<, Juwairiyah
Ibn Asma<a, Habi<b Ibn Abi Habi<b, al-Hussein Ibn al-Wali<d al-Ni<sa<bu<ri>,
Hamma<d Ibn Mas’adah, Kha<lid Ibn ‘Abdul Rahma<n al-Khara<sa<ni<,
Kha<lid Ibn Mukhallad al-Qathawa<ni<, Khalf Ibn Hisya<m al-Baza<r, Da<wud Ibn ‘Abdulla<h Ibn Abi< al-Karam
al-Ja’fari>, ZaabaIbn ‘Ama<mah al-Sahmi<, Ru<h Ibn ‘Iba<dah, Za<fir
Ibn Sulaima<n, Zaid Ibn al-Huba<b, Zaid Ibn Abi< al-Zarqa<a, Zaid Ibn
Yahya Ibn ‘Ubaid al-Damaskus, Sa’id Ibn al-Hakm Ibn Abi< Maryam, Sa’id Ibn
Da<ud al-zenbera, Sa’id Ibn ‘Amr Ibn al-Zubair Ibn 'Amr Ibn' Amr Ibn
al-Zubair al-Zubairi, Sa’id Ibn Katsi<r Ibn ‘Afeer, Sa’id Ibn Mansu<r, Sufya<n
al-Tsu<ri<, Sufia<n Ibn ‘Uyainah, Abu< Qutaibah Salm Ibn Qutaibah,
Salamah Ibn al-‘Iya<r, Suwaid Ibn Sa’id, Syu’bah Ibn al-Huja<j, Syu'aib
Ibn Harb, Abu< ‘A<shim al-Dahha<k Ibn Mukhallid, ‘Abdulla<h Ibn
Idri<s, ‘Abdulla<h Ibn al-Jura<h al-Qahsta<ni>, ‘Abdulla<h Ibn
Raja<a al-Makki, ‘Abdulla<h Ibn ‘Abdul Wahab al-Ahadjba, ‘Abdulla<h Ibn
al-Muba<rak, ‘Abdulla<h Ibn Muhammad al-Nafi<li<, ‘Abdulla<h Ibn
Muslimah al-Qa’nabi>, ‘Abdulla<h Ibn Na<fi’ al-Zubairi, ‘Abdulla<h Ibn
Na<fi’ al-Sha<igh, ‘Abdulla<h Ibn Wahab, ‘Abdulla<h Ibn Yu<suf al-Tinaysa,
‘Abdul A’la\ Ibn Hamma<d al-Narsi<, Abu< Mas-har Abdalaaly Ibn Mas-har
al-Ghassa<ni, ‘Abd al-Rahma<n Ibn 'Amr al-Awza’i, ‘Abdul Rahma<n Ibn
Ghazwa<n (Abi< Nu<h), ‘Abdul Rahma<n Ibn al-Qa<sim al-Mashri<,
Abdul Rahma<n Ibn Mahdi<, ‘Abdul Azi<z Ibn ‘Abdulla<h al-Uwais, ‘Abdul
Malk Ibn Abd al-Azi<z Ibn Juraij, ‘Abdul Ma<lik Ibn Abdul Aziz Ibn al-Majhun,
‘Utbah Ibn ‘Abdulla<h al-Marwazi<, ‘Utsman Ibn ‘Umar Ibn Fa<ris, ‘Uqbah
Ibn Kha<lid al-Suku<ni<, ‘Ali< Ibn al-Ja'd, Abu< Nuaim al-Fadl Ibn
Deakin, al-Qas<im Ibn Yazi<d al-Jarami<, Qutaibah Ibn Sa’id al-Balkhi,
Ka<mil Ibn Thalhah al-jehdra, Laits Ibn Kha<lid al-Balkhi, Laits Ibn
Sa'ad, Muhammad Ibn Idri<s al-Syafi'i, Muhammad Ibn Khalid Ibn ‘Utsamah, Muhammad
Ibn Sulaima<n Ibn Abi< Da<wud al-Harra<ni>, Abu< Lubaid Muhammad
Ibn Ghia<s al-Sarjasi<, Muhammad Ibn Muslim Ibn Shiha<b al-Zuhri<,
Abu< Ghassa<n Muhammad Ibn Yahya al-Kana<ni>, Mus’ab Ibn ‘Abdulla<h
al-Zubairi, Muthrif Ibn ‘Abdulla<h al-Yasa<ri>,
Muawiyah Ibn Hisya<m al-Qasha<ru<, Mu’alla Ibn Mansu<r al-Ra<zi,
Ma’an Ibn ‘I<sa al-Kaza<z, Makki Ibn Ibra<hi<m al-Balkhi<, Mansu<r
Ibn Abi< Muza<him, Mu<sa Ibn A’yan al-Jazri<, al-Nu'man Ibn ‘Abd
al-Sala<m al-Asbahani, Hisya<m Ibn ‘Ubaidullah al-Ra<zi>, Hisya<m
Ibn ‘Am\ma<r al-Damaskus, Warqa<a Ibn ‘Umar al-Yusykari<, Waki<>’
Ibn al-Jarh, al-Wali<d Ibn Muslim, Wahab
Ibn Khalid, Yahya Ibn Ibra<hi<m Ibn Abi Qutailah, Yahya Ibn Ayyu<b
al-Masri, Yahya Ibn Zakaria> Ibn Abi< Za<idah, Yahya Ibn Sa’id al-Ansha<ri, Yahya Ibn Sa’id al-Qattan, Yahya Ibn ‘Abdulla<h
Ibn Bakir, Yahya Ibn Abi< ‘Umar al-‘Adni\>, Yahya Ibn Qza’ah, Yahya Ibn
Yahya al-Andalusia, Yahya Ibn Yahya al-Ni<sa<bu<ri>, Yazi<d
Ibn ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<d, Yu<nus Ibn ‘Ubaidullah al-‘Amiri, Abu <
Naba<tah Yu<nus Ibn Yahya al-Madani<, Abu< Isha<q al-Faza<ri>,
Abu ‘A<mir al-‘Uqdah, Abu< ‘Ali al-Hanafi, Abu al-Walid al-Thayaalisi[17].
3)
Abi<
al-Zubair al-Makki
a)
Nama lengkapnya:
b)
Guru-gurunya
Diantara
guru-gurunya sebagai berikut :
Ja<bir Ibn ‘Abdulla<h, Dzakwa<n Abu< Sha<lih al-Sima<n, Sa’id Ibn Jubair,
Sufya<n Ibn ‘Abdul Rahma<n al-Tsaqafi>, Sha<lih Abi< al-Khali<l, Safwa<n Ibn ‘Abdulla<h Ibn Safwa<n, Tha<wu<s Ibn Ki<sa<n, Abi<
al-Thafi<l ‘A<mir Ibn Waa<tsilah, ‘Abdulla<h Ibn
Ba<ba<h, ‘Abdulla<h Ibn al-Zubair, ‘Abdulla<h Ibn Salamah, ‘Abdulla<h Ibn Abi< Salamah al-Ma<jasyu<n, ‘Abdulla<h Ibn Damrah, ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s, ‘Abdulla<h Ibn Umar Ibn
al-Khata<b, ‘Abdulla<h Ibn ‘Amr Ibn al-Aa<sh, ‘Abdul Rahma<n Ibn al-Sha<mat, Ibn al-Hudha<dh al-Du<si Ibn Abi< Hurairah, ‘Abdul Rahma<n Ibn Harmuz al-A’raj, ‘Ubaid Ibn ‘Umair al-Laitsi, ‘Uday Ibn ‘Udai al-Kanada, ‘Ata<a Ibn Abi< Raba<h, ‘Ikrimah maula\ Ibn ‘Abba<s, ‘Ali> Ibn ‘Abdulla<h al-Azdi< al-Baraqy<, ‘Amr Ibn Shu’aib, lebih muda dari dia tapi dia meninggal sebelum
dia, ‘Aun Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Utbah, Muhammad ‘Ali< al-Hanafi, Na<fi’ Ibn Jubair Ibn Muth’am, Yahya Ibn Ju’dah Hubayrah, Abi< al-Qamahah maula\ Bani< Ha<syim, Abi< Ma’bad maula\ Ibn ‘Abba<s, Ibn Ka'ab Ibn Ma<lik, ‘Aisyah Ummul Mukmini<n[19].
c)
Murid-muridnya
Diantara
murid-muridnya sebagai berikut :
Ibra<hi<m
Ibn Isma<i>l Ibn Mujma’ al-Ansha<ri>, Ibra<hi<>m Ibn Thahma<n,
Ibra<him< Ibn Maimu<n al-Shaighi>, Ibra<hi<m Ibn Yazi<d al-Khuzi<,
al-Ujlah Ibn ‘Abdulla<h al-Kindy>, Isma<i>l Ibn Umay\yah al-Qurashi>,
Isma<i>l Ibn ‘Abdul Ma<lik Ibn Abi< al-Shapi<r<a, Isma<i>l
Ibn Muslim al-Makki>, Asy’at Ibn Suwa<r al-Kindy>, Ayman Ibn Na<bil
al-Makky, Ayu<b al-schtiyanj, Tsu<r
Ibn Yazi<d al-Hamsi<, Ja<bir Ibn Yazi<d al-ja’fi>, Huja<j Ibn
Urtha<h al-Nakha'i, Huja<j Ibn Huja<j al-Baa<hili, Huja<j Ibn
Abi< ‘Usma<n al-Shawa<f, Harb Ibn Abi< al-‘A<li<yah al-Basri<,
al-Hasan Ibn Abi< Ja'far al-Jafari<, al-Hasan Ibn 'Amr al-Fiqi<ma, al-Hussein
Ibn Wa<kid al-Marwazi<, Hamma<d Ibn Salamah, Hamzah Ibn Abi< Hamzah
al-Nasaba, Kha<lid Ibn Yazi<d al-Misri, Khadda<sy Ibn Ayya<sy al-‘Abdi<,
Khahsi<f Ibn ‘Abdul Rahma<n al-Jazari<, Khair Ibn Nu’aim al-Hadrami<,
Da<ud Ibn Abi> Hind, al-Rabi’ Ibn Badr al-Sa’adi>, Zakaria< Ibn
Isha<k al-Makki, Abu< Khaitsamah Zuhair Ibn Mu’a<wiyah al-jafi<, Zaid ibn Abi> Ani<sah, Sufya<n
al-Tsuri<, Sufya<n Ibn ‘Uyaynah, Salamah Ibn Kahi<l, Sulaima<n al-A’masy,
Syu’bah Ibn al-Hujaj, ‘Abdulla<h Ibn ‘Utsma<n Ibn Khatsi<m, ‘Abdulla<h
Ibn ‘Aun, ‘Abdulla<h Ibn Lahi<'ah , ‘Abdulla<h Ibn al-Muammal al-Makhzumi<,
‘Abd Rabbah Ibn Sa’id al-Ansha<ri>, ‘Abdul Rahma<n Ibn Humaid Ibn ‘Abdul
Rahma<n al-Rua<si>, Abu> Syuraih ‘Abdul Rahma<n Ibn Syuraih, ‘Abdul
Rahma<n Ibn Namra<n al-Hujra, ‘Abdul Azi<z Ibn al-Rabi<’ al-Baa<hili,
‘Abdul Kari<m Abu< Umayah al-Basri,
‘Abdul Ma<lik Ibn Juraij, ‘Abdul Ma<lik Ibn Abi> Sulaima<n al-‘Aerzmi,
‘Ubaidullah Ibn al-Akhans, ‘Ubaidullah Ibn Abi> Zia<d al-Qudah, Ubaidullah
ibn ‘Umar al-‘Umari, ‘Uzrah Ibn Tsa<bit al-Ansha<ri, ‘Ata< Ibn Abi>
Raba<h, ‘Amar al-Dahni , ‘Umarah Ibn ‘Uzyah al-Ansha<ri, ‘Umar Ibn Zaid al-Shan'aa<ni,
‘Amr Ibn al-Harits al-Misri, ‘Aya<dh Ibn ‘Abdulla<h al-Fihri>, Qarrah Ibn
Kha<lid al-Sudu<sa, Qarrah Ibn ‘Abdul Rahma<n Ibn Ahioial, Laits Ibn
Sa’ad al-Misri, Laits Ibn Abi> Sulaim, Laits Ibn Ki<sa<n al-‘Abdi, Ma<lik
Ibn Anas, Muhammad Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Abi< Layla, Muhammad Ibn ‘Ubaidullah
al-‘Aerzmi, Muhammad Ibn ‘Ajla<n, Muhammad Ibn Muslim Ibn Syiha<b al-Zuhri,
Ma’sar Ibn Kda<m, Mathr al-Warra<q, Muawiyah Ibn ‘Amma<r al-Dahni, Ma’ql
Ibn Ubaidullah al-Jujr, al-Mughirah Ziya<d al-Mushli, al-Mughirah Ibn Muslim
al-Sira<j, Mu<sa Ibn ‘Uqbah, Mu<sa ibn Muslim Ruma<n, Hisya<m Ibn
Sa’ad, Hisya<m Ibn Abi< ‘Abdulla<h al-dstoaii, Hisyam Ibn ‘Urwah, Hisyam
Ibn Bashir, Wa<shil maula Abi> Uyaynah, Abu< ‘Awa<nah al-Wihdhah Ibn
‘Abdulla<h, Yahya Ibn Sa’id al-Ansha<ri, Yazi<d Ibn Ibra<hi<m al-Tistri>,
Yazi<d Ibn ‘Auf al-Syami , Ya’la ibn ‘Ata al-‘A<miri, Abu< Ahmad Ibn ‘Ali>
al-Kala<’i>[20].
4)
Sa’id
Ibn Jubair
a)
Nama
lengkapnya:
b)
Guru-gurunya:
Diantara
guru-gurunya sebagai berikut :
Anas Ibn
Ma<lik, al-Dhaha<k Ibn Qais al-Fahri>, ‘Abdullah Ibn al-Jubair, ‘Abdulla<h
Ibn ‘Abba<s, ‘Abdulla<h Ibn ‘Umar Ibn al-Khatha<b, ‘Abdulla<h
Ibn Maghfal, ‘Adi Ibn Ha<tim, ‘Amr Ibn Maimu<n al-Audi>, Abi> Sa’id
al-Khudri>, Abi< ‘Abd al-Rahma<n al-Silm, Abi> Mas’ud
al-Ansha<ri>, Abi> Mu<sa al-Asy’ari>, Abi> Hurairah, ‘Aisyah[22].
c)
Murid-muridnya:
Diantara murid-muridnya sebagai berikut :
A<dam
Ibn Sulaima<n ayah Yahya Ibn A<dam, Aslam Ibn al-Manqari>, Asy’ats Ibn
Abi> al-Sya'tsa>, Ayfa’, Ayu<b
al-Schtiya<n, Bukair Ibn Shiha<b, Tsa<bit Ibn ‘Ajla<n, Abu> al-Miqdaa<m
Tsabit Ibn Hormuz al-Hada<d, Ja’far Ibn Abi> al-Mughirah, Abu> Basyr
Ja’far Ibn Abi> Wahsyiyah, Habi<b Ibn Abu> Tsabit, Habi<b Ibn
Abi> ‘Amrah, Hassa<n Ibn Abi> al-Asyras, Hushain Ibn ‘Abd al-Rahma<n,
al-Hakm Ibn ‘Utaibah, Hamma<d Ibn Abi> Sulaima<n, Hanzhalah Ibn
Abi> Hamzah, Khasi<f Ibn ‘Abdul Rahma<n al-Jazari<, Dazr Ibn ‘Abdulla<h
al-Hamda<ni>, Dzakwaa<n Abu> Shalih al-Sima<n, al-Zubair Ibn
Musa, Zaid al-‘Ama, Sa<lim al-Afthas, Salamah Ibn Kahi<l, Sulaima<n Ibn
Abi> al-Mughirah al-Ku<fi>, Sulaima<n al-Ahwal, Sulaiman al-A’masy,
Sim<ak Ibn Harb, Abu< Sina<n Dhira<r Ibn Murrah al-Syaiba<ni>,
Tha<riq Ibn ‘Abd al-Rahma<n al-Bajali, Thalhah Ibn Mashraf, Abu> Sufya<n
Thalhah Ibn Na<fi’ , ‘Uba<d, Abu> Hari<z ‘Abdulla<h Ibn Al
Hussein hakim Sajistan, anaknya ‘Abdulla<h Ibn Sa’i<d Ibn Jubair, ‘Abdulla<h
Ibn ‘Abdulla<h al-Ra<zi>, ‘Abdulla<h Ibn ‘Ubaid al-Ansha<ri>,
‘Abdulla<h Ibn ‘Utsma<n Ibn Khatsi<m, ‘Abdulla<h Ibn ‘I<sa Ibn ‘Abdul
Rahma<n Ibn Abi> Layla, ‘Abdul al-A’la Ibn ‘A<mir al-Tsa’labi, ‘Abdul Kari<m Ibn Malik al-Jazari>, ‘Abdul
Kari<m Abu ‘Umayyah al-Bashri, anaknya Abdul Malik Ibn Sa’i<d Ibn Jubair,
‘Abdul Ma<lik Ibn Abu> Sulaima<n, ‘Abdul Ma<lik Ibn Maisarah, ‘Utsma<n
Ibn Haki<m, ‘Utsman Ibn Abi> Sulaima<n, ‘Utsman Ibn Qais, ‘Adi Ibn Tsa<bit
, ‘Azrah Ibn ‘Abdul Rahma<n, ‘Ata> Ibn Dina<r, ‘Ata> Ibn
al-Sa<ib, ‘Ikrimah Ibn Kha<lid al-Makhzoumi, ‘Ali> Ibn Badzimah, ‘Ama<r
al-Dahni>, ‘Amr ibn Dina<r, ‘Amr Ibn Sa’id al-Basri>, ‘Amr ibn Abi ‘Amr,
‘Amr ibn Marrah, ‘Amr ibn Harm, Farqad al-Subkhi>, Fudhai<l Ibn ‘Amr al-Fiqi<ma,
al-Qa<sim Ibn Abi Ayu<b, al-Qasim Ibn Abi Bazah, Katsi<r Ibn
Katsi<r ibn al-Muthalib, Kultsu<m Ibn Jabr, Ma<lik Ibn Di<na<r,
Muja<hid Ibn Jabr al-Makki>, Muhammad Ibn Su<qah, Muhammad Ibn Abi>
Muhammad dibebaskan budak Zaid Ibn Tsa<bit, Muhammad Ibn Muslim Ibn Syiha<b
al-Zuhri>, Muhammad Ibn Wa<si’, Makhwal Ibn Rashid, Mass’ud Ibn Ma<lik
al-Asadi, Muslim al-Bathi<n, al-Mughirah Ibn al-Nu'ma<n, Manshu<r Ibn
Hayya<n, Manshu<r Ibn al-Mu’tamar, al-Mnhal Ibn ‘Amr, Mu<sa Ibn
Abi> ‘A<isyah, Abu< Syiha<b Mu<sa Ibn Na<fi’ al-Hnat
al-Akbar, Maimu<n Ibn Mahra>n, Hisya<m Ibn Hassa<n, Hila<l Ibn
Khaba<b, Hilal Ibn Yasa<f, Wa<kid Abu> ‘Abdulla<h, Barrah Ibn ‘Abdul
Rahma<n, Waqa<a Ibn I<ya>s, Wahab Ibn Ma’nu<s, mengatakan: Ibnu
Mi<na<s, Abu Hubayrah Yahya Ibn ‘Abba<d al-Ansha<ri>, Yahya Ibn
‘Abba<d, mengatakan: Yahya Ibn ‘Uma<rah, ‘Ali< Abu al-Ma’la> Yahya
Ibn Maimun< al-‘Athar al-Ku<fi>,
Ya’la Ibn Hukaim, Ya’la\ Ibn Muslim, Abu> Isha<q al-Suba’ie, Abu< Hushain
al-‘Asadi>, Abu> al-Zubair al-Makki>, Abu< al-Shahba< al-Ku<fi>,
Abu< ‘Aun al-Tsaqafi, Abu> Ha<syim al-Rumma<ni[23]>.
5) ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s
a)
Nama
lengkapnya :
‘Abdulla<h
Ibn ‘Abba<s Ibn ‘Abd al-Muthalib Ibn Ha<syim Ibn ‘Abd Mana<f
al-Quraisy al-Ha<syimi>, Abu> ‘Abba<s al-Madani[24]>.
b)
Guru-gurunya
:
Diantara guru-gurunya sebagai berikut:
Nabi SAW,
Ubai> Ibn Ka’ab, Usa<mah Ibn Zaid, Bari<dah Ibn al-Hushaib
al-Aslami>, Tami<m al-Da<ri>, Hushain Ibn ‘Auf al-Khats’ami>, Haml
Ibn Ma<lik Ibn al-Na<bighah al-Hadzli>, Kha<lid Ibn al-Wali<d,
Dzuaib al-Khuza<’i>, Qabi<shah Ibn Dzuaib, Sa’ad Ibn ‘Ubadah, al-Sha’b
Ibn Jutsa<mah, ‘Abba<s Ibn ‘Abdul Muthalib, ‘Abd al-Rahma<n Ibn ‘Auf,
‘Utsma<n Ibn ‘Affa<n, ‘Ali> Ibn Abi> Tha<lib, ‘Amma<r Ibn
Ya<sir, ‘Umar Ibn al-Khathab, al-Fadhi<l Ibn al-‘Abba<s, Ka’ab
al-Ahba<r, Mu’adz Ibn Jabl, Mu’a<wiyah Ibn Abi> Sufya<n, Abi>
Bakr al-Shiddi<q, Abi>dzar al-Ghifa<ri>, Abi> Sa’id
al-Khudri>, Abi< Sufya<n Ibn Harb, Abi< Thalhah al-Ansha<ri>,
Abi> Hurairah, Asma<\ Ibnti Abi> Bakr al-Shidi<q, Juwairiyah Ibnti
al-Ha<rits, Saudah Ibnti Zam’ah, ‘A<isyah, Ummahatul Mu’mini<n, Ummul
Fadhl Luba<bah Ibnti al-Harits, Maimunah Ibnti al-Harits; Ummul
Mu’mini<n, Ummu Salamah Istri Rasulullah, Ummu Ha<ni’ Ibnti Abi>
Tha<lib[25].
c)
Murid-muridnya
:
Diantara murid-muridnya sebagai berikut:
Ibra<hi>m
Ibn ‘Abdulla<h Ibn Ma’bad Ibn ‘Abba<s, Urbadah al-Tami<mi>
Sha<hib al-Tafsi<r, al-Arqam Ibn Syurahbi<l al-Audi>, Isha<q Ibn
‘Abdulla<h Ibn Kinanah, Abu> Uma<mah As’ad Ibn Sahl Ibn Hani<f,
Isma<i>l Ibn ‘Abd al-Rahma<n al-Suday, Anas Ibn Ma<lik (Kha<dim
Rasulullah), Anas al-Bashri> Ibn ‘Am, Asma<’ Ibnti Yazi<d al-Bashr,
Abu< al-Jauza<’, Aus Ibn ‘Abdullah al-Rabi>’, Abu< Tsa<bit Aiman
Ibn Tsa<bit, Abu> Sha<lih Ba<dza<m, Baza<lah Ibn ‘Ubdah
al-Tami<mi>, Barkah Ibn al-Wali<d al-Muja<syi’i>, Bakr Ibn
‘Abdulla>h al-Muzni>, Tsu’labah Ibn al-Hakm, Abu< Sha'tha Ja<bir Ibn
Zaid, Habi<b Ibn Abi Tsa<bit, Hajr Ibn Qais al-Madry, al-Hassan Ibn Abi>
al-Hasan al-Basri, al-Hasan Ibn Sa’ad al-Mawla, al-Hassan Ibn ‘Ali>, Hassan
al-‘Arny, Abu> Zhabia<n Hushain Ibn Jandab al-Janby, Hushain Ibn Ma<lik
al-Bajali al-Kufi<, Abu< al-Juwairah Hatha<n Ibn Khufa<f al-Jarmy, al-Hakam
Ibn Al-A’raj, al-Hakam Ibn Mi<na<’ al-Madny, Humaid Ibn ‘Abdul Rahma<n
Ibn ‘Auf, Hanasy al-Shan’a<ni, Kha<lid Ibn al-Ljlaj al-‘A<miri,
Dhakwaa<n Abu> Shalih al-Sima<n, Rafi<’ Abu al-‘a<liyah al-Riya<hi,
Zaraa<rah Ibn Aufa al-Harasyi al-Qa<dhy, Taziya<d Abu> Yahya
al-Makki , Sa<lim Ibn Abi> al-Ja'd, Sa’ad Ibn Hisya<m Ibn ‘A<mir al-Ansha<ri,
Sa’i<>d Ibn Jubair, Sa’i<d Ibn Abi< al-Hasan al-Basri, Sa’i<d
Ibn al-Huwayrits al-Makki<, Sa’i<d Ibn ‘Amr Ibn Sa’id ibn al-Aas, Sa’i<d
Ibn Mirja<na, Sa’i<d Ibn al-Musayyib, Sa'id Ibn Abi Hind, Abu> al-Huba<b
Sa’i<d Ibn Yusa<r, Sa’i<d Al-Qaysi, Sulaima<n Ibn Yusa<r, Abu>
Zumail Sima<k Ibn al-Wali<d al-Hanafi, Sina<n Ibn Salamah Ibn al-Mahbak,
Syurahbi<ll Ibn Sa’ad Mawla al-Ansh<ar, Syu’bah maula Ibn Abbas, Syahr Ibn
Hawsyab, Sha<lih maula al-Tuwa’mah, al-Shalt Ibn ‘Abdulla<h Ibn Naufal ,
Suhaib Abu al-Shahba<’ maula Ibn Abba<s, al-Dahhaak Ibn Muza<him,
Tha<wu<s Ibn Ki<sa<n, Thalhah Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Auf, Thalhah Ibn
sl-‘Ala<’ al-Ahmsy, Tha<liq Ibn Qais al-Hanafi, ‘A<mir Ibn
Syurahbi<l al-Syu’ba, Abu< al-Thufail ‘A<mir Ibn Waa<tsilah
al-Laithy, ‘Abdulla<h Ibn Badr al-Dima<my , ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<rits
Ibn Naufal, Abu al-Wali<d Ibn ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<rits al-Basri, ‘Abdulla<h
Ibn Hunain maula Bani Ha<syim, ‘Abdulla<h Ibn al-Kholi<l al-Hadrami, ‘Abdulla<h
Ibn Syaddaa<d Ibn al-Ha<d dan sepupu Abdullah Ibn Syaqi<q al-‘Uqaily, ‘Abdulla<h
Ibn ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<rits Ibn Naufal, ‘Abdulla<h Ibn ‘Ubaidulla<h
ibn ‘Abba<s, ‘Abdulla<h Ibn ‘Ubaidullah ibn Abi> Mali<kah, ‘Abdulla<h
Ibn ‘Ubaid Ibn ‘Umair, Abu> ‘Alwa<n ‘Abdulla<h Ibn ‘Ashm, ‘Abdulla<h
Ibn ‘Umar Ibn al-Khatahab, ‘Abdulla<h ‘Umair budak Ibn ‘Abba<s, ‘Abdulla<h
Ibn ‘Anbasah, ‘Abdulla<h Ibn Qais, ‘Abdulla<h Ibn Ka'ab Ibn Ma<lik al-Ansha<ri,
‘Abdullah Ibn Musa<wr, Abu> Ri<ha<na ‘Abdulla<h Ibn Mathr, ‘Abdulla<h
Ibn Ma’bad Ibn‘Abba<s, ‘Abdul Rahma<n Ibn al-Bi<lma<ny, ‘Abdul
Rahma<n Ibn Hu<syan al-Gthafany, ‘Abdul Rahma<n Ibn ‘A<bas Ibn Rabi<’ah
al-Nakha'i, ‘Abdul Rahma<n Ibn ‘Alqam, Abu> al-Mnhal ‘Abdul Rahma<n Ibn
Math’am, ‘Abdul Rahma<n Ibn Wa’lah, ‘Abdul Azi<z Ibn Rafi<’, ‘Abdul
Azi<z Ibn Qais al- Basri, ‘Ubaidullah Ibn Abi> Burdah, ‘Ubaidullah Ibn ‘Abdulla<h
Ibn Abi> Tsur, ‘Ubaidullah Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Utbah, ‘Ubaidullah Ibn Yazi<d al-Tha<if, ‘Ubaidullah Ibn Abi
Yazi<d al-Makki, ‘Ubaidullah al-Khawlany, ‘Ubaid Ibn Hunain, ‘Ubaid Ibn
al-Siba<q, ‘Ubaid Ibn ‘Umair, Abu> Ha<dhir ‘Utsma<n Ibn Ha<dhir al-Humairi
, ‘Utsma<n Ibn Yahya, ‘Urwah Ibn al-Zubair, ‘Ata<’ Ibn Abi> Rab\ah, ‘Ata<’
Ibn Abi> Muslim al-Khora<sa<ni>, Mursal ‘Ata<’ Ibn Yasa<r, ‘Ata<’
Abu> al-Hassan al-Sawa<iy, ‘Atiyah al-‘Awfi, Ikrimah Ibn Kha<lid al-Makhzu<mi,
Ikrimah budak Ibn ‘Abba<s, ‘Alqamah Ibn Waqa<s al-Leitsy, ‘Ali< Ibn
al-Hussein Ibn ‘Ali> Ibn Abi< Tha<lib, ‘Ali> Ibn Abi< Thalhah,
Mursal, ‘Ali> Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s, ‘Amma<r Ibn Abi> ‘Amma<r
budak Bani Ha<syim, ‘Umar Ibn Harmalah al-Basri, ‘Amr ibn Di<na<r, ‘Amr
Ibn Sufya<n, ‘Amr ibn Marrah, ‘Amr Ibn Maimu<n al-Audi, Abu> al-Hukm ‘Imra<n
Ibn al-Ha>rits al-Silmy, ‘Imra<n Ibn Hattha<n al-Sdosy, ‘Antarah al-Syi<ba<ni>
Abu> Waki<’a al-Ku<fi>, ‘Aousja,
Qa<sim Ibn Muhammad Ibn Abu< Bakar al-Shiddi<q, Qubayshah Ibn Dhu'ayb,
Qais Ibn Hbetr, Qais Ibn Hba<r, Katsir< ibn ‘Abba<s, Kari<b,
Kali<b Ibn Syiha<b al-Jarmy, Muja<hid Ibn Jabr al-Makky, Muhammad Ibn
Iya<s Ibn al-Bakr al-Leithy, Muhammad Ibn Jubair Ibn Math’am, Muhammad Ibn
Si<ri<n, Muhammad Ibn ‘Abba<d Ibn Ja’far al-Makhzoumi, Muhammad Ibn ‘Abdulla<h
Ibn ‘Abba<s, Abu> al-Tsu<ri>n Muhammad Ibn Abdul Rahma<n Ibn Abi>
Bakr, Muhammad Ibn ‘Ali> Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s, Muhammad Ibn 'Amr
Ibn ‘Ata<’, Muhammad Ibn Ka’ab al-Qurazhi, Muhammad Ibn Abi> Mu<sa,
Abu al-Duha Muslim ibn al-Shabi<h, Muslim al-Qura, Maswr Ibn Rafa<’ah, Maswr Ibn Makhramah, Mashda’ Abu
Yahya al-Araj, Mahra<n Abu Shafwa<n al-Juma<l, Abu> Jahdhm Mu<sa
Ibn Sa<lim, Musa ibn Salamah Ibn al-Mahbak, Maimu<n Ben Mihra<n, Maimun
al-Makky, Na<fi’ Ibn Jubair Ibn Math’am, Najdah Na<fi’ al-Hanafi,
Nuza<l Ibn ‘Amma<r al-Basri, al-Nadhar Ibn Anas Ibn Ma<lik, Wahab Ibn
Ki<sa<n, Wahab Ibn Manbah, Abu Mujalz La<hiq Ibn Humaid, Yahya Ibn
al-Juza<z, Yahya Ibn Ya’mar, Yazi<d Ibn Ashm, Yazi<d Ibn Hormuz ,
Yazi<d al-Pa<rasi, Yu<suf Ibn Maa<hak al-Makki, Yu<suf Ibn Mihra<n
al-Makki, Abu al-Bchtery al-Thai, Abu> Hamzah al-Dhab’iy, Abu> Habi<b Ibn
Ya’la Ibn Manbah, Abu Hassa<n al-A’raj, Abu Hassan Sire, Abu> Jamrah
al-Qisha<b, Abu> Kha<lid al-wa<laby, Abu> Raja<’
al-‘Utha<radiy, Abu> Razi<n al-Assadi, Abu> al-Zubair di Makki, Abu>
Sa’i<d al-Khudry, Abu> Sapr al-Hamdani, Abu< Salamah Ibn ‘Abdul Rahma<n,
Abu> Sina<n al-Da’aly, Abu> Sya'tsa, Abu Sya'tsa al-Kindy, Abu
‘A<liyah al-Bara<’, Abu> Utsman al-Nahdi, Abu> ‘Umar al-behrany,
Abu< Ghathfa<n Ibn Thari<f al-Marri, Abu> Qala<bah al-Jarm, Abu
Mutawakil al-Na<jah, Abu> Ma’bad, Abu Mughirah, Abu Nasr Al Assadi, Abu
Nadhr al-Abdi, Abu> Nuhaik al-Azdi, Ibn Hazm, Fa<timah Binti Hussein Ibn ‘Ali<
Ibn Abi> Tha<lib, ‘Utsma<n Binti Abi< Sufya<n[26].
1. Para Periwayat dalam Sanad
Hadis:
Periwayat yang terdapad dalam sanad hadis utama ada 5 (lima) periwayat,
yaitu : a). Yahya Ibn yahya b). Ma<lik
c). Abu< al-Zubai<r Ibn
al-Maki< d).Sa’i<d Ibn Jubai<r e).
Ibnu ‘Abba<s.
2. Menguji
Kethiqahan Para Periwayat :
Lagkah pertama melakukan penelitian sanad
adalah melakukan uji keadilan dan ked}abitan para periwayat (kethiqahan periwayat).
Langkah
ini dilakukan untuk memenuhi terwujud – tidaknya syarat ‘adl dan d{abit{
pada periwayat. Untuk
keperluan itu,diperlukan data-data tentang : al-jarh
wa al-ta’dinya para periwayat dalam sanad hadis yang diteliti.
Pada tataran empirisnya, uji kethiqahan
periwayat dilakukan dengan cara menelusuri biografi masing-masing periwayat
yang ada dalam sanad ke dalam
kitab-kitab biografi para periwayat, untuk mengetahui bagaimana komentar ulama al-jarh
wa al-ta’dil tentang ke-’adil-an dan ke-dhabit{-an mereka.[27]
Dalam kitab biografi periwayat, biasanya
disebutkan nama periwayat itu secara lengkap, nama guru-gurunya, nama
murid-muridnya dan pandangan ulama tentang kualitas periwayat itu serta
kadangkala disebutkan juga tahun wafatnya.
Penyajian
data-data tentang al-jarh
wa al-ta’dil nya para periwayat dalam
sanad hadis yang diteliti dan
analisisnya dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Yahya Ibn yahya
1). Dalam kitab : Taqri<b
al-tahdhi<b, Juz 2 hal. 318 yang ditulis oleh :
Ibn Haj<ar,[28] dikatakan : ثقة ثبت.
2).
Dalam kitab : Tahdhi<b al-kama<l, Juz 32 hal. 31 yang ditulis oleh
: al-Mizzi[29]<, ‘Abdulla<h Ibn
Hanbal mengatakan : ثقة, Isha<q Ibn Rahwiyah mengatakan : أثبت منه, al-Nasa’I mengatakan : ثقة ثبت.
3). Dalam kitab: al-Ka<shif fi<
ma’rifati man lahu riwa<yatun fi< al-kutub al-sittah , Juz 1 hal. 231
yang ditulis oleh : al-Dhahabi< , Ibn Rahwiyah [30]mengatakan
: ثبت.
Dari paparan
data diatas dapat disimpulkan bahwa : Yahya Ibn yahya adalah periwayat yang thiqah.
b.
Ma<lik
1) Dalam kitab : Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 2 hal. 151 yang ditulis oleh : Ibn
Haj<ar,[31] dikatakan : إمام دار الهجرة رأس المتقنين
2) Dalam kitab : Tahdhi<b al-kama<l, Juz 27 hal. 91 yang
ditulis oleh : al-Mizzi[32]<, Basyr Ibn ‘Umar
al-Zahra<ni, Abu< ja<bir
al-Baya<dhi dan Tsu’bah Maula Ibn ‘Abba<s mengatakan : ليس بثقة.
3) Dalam kitab : Khula<shah Tadzhi<bu tahdzib al-kama<l, Juz
1 hal. 149, yang ditulis oleh : Ahmad Ibn ‘Abdulla<h al-Khuzraji<
al-Ansha<ri> al-Yamn[33], Ibn Mahdi>
mengatakan : ما رأيت أحدا أتم عقلا ولا أشد تقوى, Imam Syafi’i mengatakan : حجة الله تعالى على خلقه
Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa : Ma<lik
adalah periwayat yang sangat
Tsiqah.
c.
Abu<
al-Jubai<r
Ibn al-Maki
1) Dalam kitab : Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 2 hal. 132 yang ditulis oleh : Ibn
Haj<ar,[34] dikatakan : .صدوق الا انه يدلس .
2) Dalam kitab : Tahdhi<b al-kama<l, Juz 26 hal. 406 yang ditulis oleh :
al-Mizzi[35]<, Harb Ibn
Isma<i>l mengatakan: ليس به بأس .
3) Dalam kitab : Khula<shah Tadzhi<bu tahdzib al-kama<l, Juz
1 hal. 132, yang ditulis oleh : Ahmad Ibn ‘Abdulla<h al-Khuzraji<
al-Ansha<ri> al-Yamn[36],
Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa : Abu<
al-Jubai<r Ibn al-Maki adalah periwayat yang Ta’dil
tapi tidak dhabit / Hasan.
d.
Sa’i<d
Ibn Jubai<r
1) Dalam kitab : Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 1 hal. 349 yang ditulis oleh : Ibn
Haj<ar,[37] dikatakan ثقة ثبت: .
2) Dalam kitab : Tahdhi<b al-kama<l, Juz 26 hal. 406 yang ditulis oleh :
al-Mizzi[38]<, Ummu Sa’id Ibn Jubair
mengatakan : لا تدع على شئ بعدها.
3) Dalam kitab : al-Ta’di<l wa
al-Tajri<h, Juz 2 hal. 802,
yang ditulis oleh : Sulayma<n Ibn Khalaf al-Ba<ji<[39], Abu< Ha<tim mengatakan :
صالح.
Marrah
mengatakan :
ثقة
Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa : Sa’i<d
Ibn Jubai<r adalah periwayat yang thiqah.
e. Ibnu ‘Abba<s
Ibnu
‘Abba<s adalah
seorang sahabat Nabi saw sekaligus saudara sepupu. yang tidak perlu diragukan lagi kethiqahannya.
3.
Menguji Persambungan Sanad :
Langkah
kedua penelitian hadis adalah menguji persambungan sanad. Langkah
ini ditempuh untuk menilai terwujud-tidaknya syarat persambungan sanad para
periwayat. Pada tataran empirisnya uji
persambungan sanad dilakukan dengan cara menganalisis redaksi periwayatan yang
digunakan oleh para periwayat di dalam meriwayatkan hadisnya.
Penyajian
dan analisis data persambungan sanad dapat disebutkan sebagai berikut:
a). Muslim <
mengatakan :
حَدَثَّنَا يَحْيَى بْنِ يَحْيَى . Redaksi ini oleh muhadditsin
digunakan dalam periwayatan hadis dalam bentuk sima’ ,yaitu
pembacaan hadis oleh guru kepada murid. Dengan demikian berarti ada pertemuan antara Muslim dengan gurunya yaitu : Yahya Ibn
Yahya, sanadnya
: muttasil.
b). Yahya Ibn Yahya mengatakan : قَرَأْتُ عَلَى مَالِك. Redaksi ini oleh
muhadditsin
digunakan dalam periwayatan hadis dalam
bentuk al-Qira’ah, yaitu pembacaan hadis oleh guru kepada murid. Dengan demikian berarti
ada pertemuan antara Yahya Ibn Yahya dengan gurunya yaitu : Ma<lik
Ibn Anas, sanadnya
: muttasil.
c). Ma<lik
Ibn Anas mengatakan : عَنْ أَبِي الزُّبَيْر . Periwayatan
Ma<lik ini memang menggunakan redaksi ‘an
(عن), tetapi ‘an’anahnya tidak ada indikasi menunjukkan adanya keterputusan sanad,
bahkan dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah : muttasil, karena : (a) Ma<lik adalah periwayat yang
sangat thiqah,
(b) Dia termasuk periwayat mudallis
tingkat 1, akan tetapi Hadits nya masih bisa dipakai
hujjah, dan (c)
Dimungkinkan ada atau pernah bertemu antara Ma<lik dengan gurunya : Abi< al-Zubair<. Dalam biografinya dia
mengatakan pernah berguru kepada Abi< al-Zubair <, dan dalam biografi
Abi< al-Zubair <, Ma<lik
disebutkan sebagai muridnya dalam pembelajaran hadis.\
d). Abi< al-Zubair < mengatakan : عَنْ
سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ . Periwayatan
Abi< al-Zubair ini
memang menggunakan
redaksi ‘an
(عن), tetapi ‘an’anahnya
menunjukkan adanya
indikasi keterputusan sanad, jadi dapat dinyatakan bahwa sanadnya
adalah : munfashil, karena : (a) Abi< al-Zubair adalah
periwayat yang Ta’dil tapi tidak dhabit, (b) Dia periwayat mudallis tingkat 3,
dan (c) Dimungkinkan ada atau
pernah bertemu antara Abi< al-Zubair dengan gurunya
: Sa’i>d Ibn Jubair. Dalam biografinya dia mengatakan pernah
berguru kepada Sa’i<d Ibn Jubair dan dalam biografi Sa’i<d Ibn Jubair , Abi< al-Zubair disebutkan
sebagai muridnya dalam pembelajaran
hadis.
e).
Sa’i<d Ibn Jubair mengatakan :
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ. Periwayatan
Sa’i<d Ibn Jubair ini memang menggunakan redaksi ‘an (عن), tetapi ‘an’anahnya tidak ada indikasi menunjukkan adanya
keterputusan sanad, bahkan dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah :muttasil,
karena : (a) Sa’i<d Ibn Jubair adalah
periwayat yang thiqah, (b) Dia bukan periwayat mudallis, dan (c)
Dimungkinkan ada atau pernah bertemu antara
Sa’i<d Ibn Jubair dengan gurunya : Ibnu> ‘Abba<s. Dalam
biografinya dia mengatakan pernah berguru kepada Ibnu> ‘Abba<s dan dalam
biografi , Ibnu> ‘Abba<s, Sa’i<d Ibn Jubair disebutkan sebagai
muridnya dalam pembelajaran hadis.
Setelah disajikan dianalisa
data-data yang berhubungan dengan kethiqahan para periwayat yang ada
dalam sanad hadis yang diteliti, dan
data-data persambungan sanadnya, maka disimpulkan sebagai berikut
:
1. Semua
periwayat yang ada dalam sanad hadis yang berjumlah : 5 periwayat, 4 periwayat berkualitas
: thiqah.
1 periwayat berkualitas : dha’i<f
(karena dia termasuk mudallis tingkat 3)
2. Semua
periwayat masing-masing bertemu dengan periwayat yang berstatus sebagai
gurunya, dengan demikian sanadnya
muttas{il.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hadis yang diteliti sanadnya berkualitas : Dha’i<f
al-isna<d.
4. Menguji
Sha>dh-tidaknya Matan Hadis.
Pada tataran empirisnya, uji sha>dh –tidaknya matan hadis , dilakukan dengan mengkonfirmasikan teks dan atau makna hadis yang diteliti dengan dalil-dalil naqli
< ,baik yang berupa ayat-ayat al-Qur’an atau dengan hadis-hadis satu tema yang kualitas sanadnya lebih
tinggi[40].
Ketika
menghadapkan hadis dengan ayat al-Qur’an atau hadis dengan hadis yang kualitas sanadnya
lebih tinggi, harus dipastikan bahwa keduanya atau salah satunya harus tidak
dimungkinkan bisa dita’wilkan atau dikompromikan[41].
Kalau dimungkinkan untuk dita’wilkan atau dikompromikan, maka berarti
diantara keduanya tidak ada kontradiksi. Keduanya sama-sama bisa diamalkan,
karena matan hadis terbebas dari unsur shudhudh.
Hadits Jama’ shalat ghaira udzur (shalat 3 waktu) yang ditakhri<j oleh Imam Muslim<, jika dikonfirmasikan dengan
al-Qur’an,maka dapat dinyatakan sebagai berikut:
وَاقِم الصَّلَاةَ طُرُفِي النَّهَارِ وَ زُلَفًا مِنَ
الَّيْلِ اِنَّ الحَسَنَاتِ يُذْهِبنَ السَّيِّاَتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِيْنَ
Artinya: “dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang
(pagi dan petang) dan bagian permulaan malam. Perbuatan – perbuatan baik itu
untuk menghapus kesalahan kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang
selalu mengingatAllah. (QS. HUD 11:114)
Dalam ayat
tersebut bisa menjadi pegangan bahwa shalat jama’ ghaira ‘udzur itu
diperbolehkan karena dalam ayat tersebut Allah memerintahkan shalat di waktu
tiga tempat yakni awal pagi (subuh), akhir pagi (dzohor dan ashar), dan awal
malam (maghrib dan isya), dari ayat jadi jelas hadits ini tidak bertentangan
dengan al-qur’an.
Dari sajian dan analisis data di atas,
dapat disimpulkan bahwa matan hadis Jama’ shalat ghaira udzur (shalat 3 waktu)
riwayat Ibnu
‘Abba<s yang ditakhri<j oleh Imam Muslim
< di atas terbebas dari shudhudh.
5. Menguji
Mu’allal (cacat) - tidaknya Matan Hadis.
Pada tataran empirisnya, uji mu’allal (
cacat) - tidaknya matan hadis, dilakukan dengan cara yang
mengkofirmasikan hadis yang diteliti dengan dalil aqli<, apakah bertentangan
atau tidak? Kalau bertentangan dengan akal, maka matan hadisnya
berarti tidak s{ahi<h. Begitu pula sebaliknya. al-Ad{labi<
menjelaskan cakupannya yang meliputi : kontradiksi dengan akal, indera, sejarah
dan tidak menyerupai perkataan kenabian.[42]
Sejauh yang peneliti ketahui, bahwa
makna matan hadis Jama’ shalat
ghaira udzur (shalat 3 waktu) tidak bertentangan dengan dalil aqli< ,baik
akal sehat, indera, sejarah maupun ilmu pengetahuan. Bahkan
menambah seseorang semakin rajin ibadah dan mencari nafkah dan tidak
kebingungan lagi apabila mereka bekerja melewati waktu shalat. Dengan demikian
berarti bahwa hadis riwayat
Ibnu
‘Abba<s
yang ditakhri<j oleh Imam Muslim, terbebas dari illat.
Setelah dilakukan analisis terhadap matan
hadis riwayat Ibnu ‘Abba<s yang ditakhri<j oleh Imam Muslim <, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1). Matan hadis tersebut ternyata tidak shadh,
karena tidak bertentangan dengan dalil naqli<,
baik al-Qur’an maupun hadis yang kualitas sanadnya lebih tinggi.
2). Matan hadis tersebut juga tidak terkena illat,
karena tidak bertentangan dengan dalil aqli<,
baik dengan akal yang sehat, indera, sejarah , maupun ilmu pengetahuan .
Dengan demikian dapat disimpulkan matan hadis tersebut ,
berkualitas s{ahi<h al-matni.
6. Kesimpulan Penelitian Hadis Secara Parsial:
Setelah disajikan dan dianalisa
data-data yang berhubungan dengan kethiqahan para periwayat yang ada
dalam sanad hadis yang diteliti, dan
data-data persambungan sanadnya serta matan riwayat Ibnu<
‘Abba<s
yang ditakhri<j oleh Imam Muslim<, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Semua
periwayat yang ada dalam sanad hadis yang berjumlah 5 orang
periwayat, ,
4 periwayat berkualitas
: thiqah.
1 periwayat berkualitas : dha’i<f
(karena dia termasuk mudallis tingkat 3).
b. Semua
periwayat masing-masing bertemu dengan periwayat yang
berstatus
sebagai gurunya, dengan demikian sanadnya
Munfashil.
c.
Matan hadis tersebut ternyata tidak shadh,
karena tidak bertentangan dengan dalil naqli<,
baik al-Qur’an maupun hadis yang kualitas sanadnya lebih tinggi.
d.
Matan hadis tersebut juga tidak terkena ‘illat, karena tidak bertentangan dengan dalil aqli<,
baik dengan akal yang sehat, indera, sejarah , maupun ilmu pengetahuan .
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hadis riwayat Ibnu<
‘Abba<s
yang ditakhri<j oleh Imam Muslim tersebut ,
berkualitas Dha’i><f.
[2]
Ha>tim ‘A>rif
al-Shari>f, al-Tahri>j wa Dira>sah al-Asa>nid, Juz.1, 2. CD Shoftware Maktabah . Sha>milah,
Is}da>r al-Tha>ni>.
[4]
Musljm Ibn al-Hajjaj, al-Ja>mi’
al-S}ahi>h al-Musamma> S}ahi>h Muslim, Juz 1, 489, http://www.al-islam.com.
[5]
Musljm Ibn al-Hajjaj, al-Ja>mi’
al-S}ahi>h al-Musamma> S}ahi>h Muslim, Juz 1, 489, http://www.al-islam.com.
[11] Musljm Ibn al-Hajjaj, al-Ja>mi’ al-S}ahi>h
al-Musamma> S}ahi>h Muslim, Juz 1, 489, http://www.al-islam.com.
[12]
Yu<suf Ibn al-Zaqi<
Abd Rahma<n Ibn Abu< al-Hajja<j al-Mizzi<, Tahdi<b
al-Kama<l. (Bayru<t : Muassasah al-Risa<lah, 1980),Juz 32, 31. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[13]
Ibid.,Juz 32, hal.32.
[14]
Ibid.,Juz 32, hal.33.
[16]
Ibid.,Juz 27, hal.93.
[17]
Ibid.,Juz 27, hal.107.
[19]
Ibid.,Juz 26, hal.402.
[20]
Ibid.,Juz 26, hal.402.
[21]
Ibid.,Juz 10, hal.358.
[22]
Ibid.,Juz 10, hal.358.
[23]
Ibid.,Juz 10, hal.358.
[24]
Ibid.,Juz 15, hal.154.
[25]
Ibid.,Juz 15, hal.154.
[26]
Ibid.,Juz 15, hal.154.
[27] Mahmud Tahha<n, Us{u<l
al-Takhri<j ........., 218
[28] Ibn
Ha<jar, Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 2, 318. CD Shoftware
Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[29]
al-Mizzi<, Tahdhi<b al-kama<l, Juz
2, 301.. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r
al-Tha>ni>.
[30]al-Dhahabi<, al-Ka<shif fi< ma’rifati man lahu riwa<yatun
fi< al-kutub al-sittah, Juz
1, .231. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r
al-Tha>ni>.
[31] Ibn
Ha<jar, Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 2, 151. (
Su<riyah: Da<r al-Rashi<d, 1986), CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r
al-Tha>ni>.
[32]
al-Mizzi<, Tahdhi<b al-kama<l, Juz
27, 91. ( Beirut: Muassasah al-Risa<lah,1980),. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[33] al-Khuzraji, Khula<shah Tadzhi<bu
tahdzib al-kama<l, Juz
1 hal. 149.( Dar al-Basyr, Beirut), CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[39] Sulayma<n
Ibn Khalaf al-Ba<ji<, al-Ta’di<l wa al-Tajri<h, Juz 2, 802. CD Shoftware
Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[40]
Sala<h al-Din
al-Adlabi<, Manhaj Naqd al-Matan ‘Inda Ulama<’al-H{adi<th
al-Nabawi<, (Beirut: Da<r al-A<fa<q al-Jadi<dah, 1983),
.239.
[41]
Ibid.
Al-Qur’an dan hadis merupakan sumber ajaran
Islam. Al-Qur’an untuk dijadikan sumber atau dasar ajaran Islam tidak perlu
dilakukan penelitian terlebih dahulu, karena al-Qur’an berstatus qat{‘i< al-wuru>d. Sementara hadis untuk dijadikan sumber atau
dasar ajaran Islam harus dilakukan penelitian dahulu apakah benar hadis
tersebut berasal dari Nabi Muhammad saw., karena hadis itu berstatus z{anni< al-wuru>d. Meneliti suatu hadis, bukan berarti
meragukan atau menguji ke-rasul-an Nabi
Muhammad saw, melainkan menguji apakah
yang dikatakan hadis Nabi saw, benar- benar ucapan, perbuatan dan taqri>r
Nabi saw.
Menurut Syuhudi Ismail, ada 4 hal yang mendorong mengapa ulama' hadis
melakukan penelitian
terhadap hadis, yaitu: (1) Hadis sebagai sumber hukum Islam, (2) Tidak seluruh hadis dicatat pada
zaman Nabi saw, (3) Munculnya pemalsuan hadis, dan (4) Proses pembukuan hadis yang terlambat.[1]
Keempat faktor atau
alasan yang diajukan oleh Syuhudi Ismail diatas adalah beberapa alasan
yang faktual dan rasional yang
mendorong penelitian hadis untuk keperluan pengumpulan dan
pembukuan hadis dalam kitab-kitab hadis. Setelah hadis-hadis tersebut
terkumpulkan dan dibukukan di dalam kitab-kitab hadis, apakah hadis-hadis
tersebut masih perlu dilakukan penelitian? Menurut hemat penulis, hadis –hadis
tersebut masih perlu diteliti (dilakukan peenelitian).
Ada beberapa
alasan yang mendorong mengapa hadis-hadis tersebut masih perlu diteliti
kembali, antara lain sebagai berikut:
1.
Kitab-kitab
hadis itu tidak semuanya memuat hadis yang lengkap unsur-unsurnya, ada matannya,
ada sanadnya dan ada mukharrijnya. Memang banyak kitab hadis yang memuat hadis yang lengkap
unsur-unsurnya, tetapi juga ada tidak sedikit kitab hadis yang memuat hadis
hanya matannya saja, sanad dan bahkan mukharrijnya tidak.
ada. Hadis yang terdapat dalam kitab yang demikian itu, tidak bisa diteliti
untuk ditentukan kualitasnya.
2.
Kebanyakan
hadis-hadis yang dimuat dalam kitab-kitab hadis, baru diteliti sanadnya
saja. Itupun yang diteliti hanya kualitas periwayatnya saja, kualitas persambungan sanadnya tidak
ditelti. Sedangkan kualitas matannya juga belum dianalisis/diteliti.
3.
Semua hadis
yang dimuat dalam kitab-kitab hadis itu, baru diteliti secara parsial atau satu
sanad saja, belum ada yang diteliti secara simultan atau multi sanad.
Pada hal hasil kesimpulan penelitian hadis satu sanad, berbeda dengan
hasil kesimpulan penelitian hadis dengan seluruh sanadnya secara
bersama-sama.
4.
Hadis --setelah
diteliti dan /diperoleh hasil berkualitas sahih--- perlu diamalkan dalam
kehidupan nyata. Untuk mengamalkan
hadis harus dilakukan fiqh
al-hadi<th nya terlebih dahulu. Upaya memahami matan hadis hanya
dari satu sanad saja adalah tidak memadai, karena kebanyakan periwayatan hadis itu riw<ayah bi
al-makna<. Oleh karena itu, matan yang mau dipahami perlu dipersandingkan dengan matan lain dari sanad lain yang satu tema untuk dipahami secara bersama-sama.
Atas dasar
beberapa persoalan tersebut di atas, penelitian hadis secara simultan merupakan
suatu kebutuhan mendesak untuk keperluan penelitian hadis.
Dilihat dari segi isi-kandungannya,
hadis Nabi saw ada yang dikategorikan : hadis ahkam, hadis akhlaq dan hadis tarbawi>.
Kumpulan hadis ahkam, seperti kitab Bulu>gh al-Mara>m, karya : Ibn
Hajar al-Asqalani>, dan kumpulan hadis akhlaq, seperti kitab Riyad}
al-S}a>lihi>n karya : al-Nawa>wi> dan kumpulan hadis tarbawi>,
seperti kitab T}uhfah al-Mawdu>d bi Ahka>m al-Mawlu>d karya :
Ibn al-Qayyi>m al-Jawziyyah.
B. TAKHRI<J AL-HADI<TH
Secara
etimologis,kata”takhri>j” berarti : الاظهار والابراز menampakkan[2]. Secara terminologis, takhri<j didefinisikan
sebagai berikut:
Takhri>j adalah :
عزو
الحديث إلى مصادره الأصلية المسندة ، فإن تعذرت فإلى الفرعية المسندة ، فإن تعذرت
فإلى الناقلة عنها بأسانيدها ، مع بيان مرتبة الحديث غالباً
Penelusuran hadis ke dalam sumber
(kitab) aslinya yang memiliki sanad lengkap, bila berhalangan, maka penelusuran
ke dalam kitab cabangnya, dan bila
berhalangan, maka ke dalam kitab yang menukilnya yang lengkap sanadnya,
disertakan penjelasan kualitas hadisnya.[3]
Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa, takhri>j al-hadi>th adalah penelusuran hadis ke
dalam kitab aslinya—kitab hadis yang dikumpulkannya dari usaha mencari sendiri
kepada penghafalnya--yang mempunyai sanad lengkap,dan biasanya di dalam
kitab itu disertakan penjelasan tentang
kualitas hadisnya. Itu jika ada. Jika tidak ada, maka penelusuran hanya sampai
pada mendapatkan matan hadis yang
lengkap dengan sanadnya saja.
Penelusuran ini dilakukan untuk
mendapatkan hadis utama, hadis-hadis tawa<bi’nya dan hadis-hadis
shawa<hidnya.
1.
Hadis Utama :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ
يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ
جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ
جَمِيعًا فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ (رواه مسلم)
Telah menceritakan
kepada kami Yahya Ibn Yahya katanya; Aku pernah menyetorkan hapalan kepada Ma>lik
dari Abu> Zubair dari Sa’i>d Ibn Jabir dari Ibnu Abba>s katanya;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat zhuhur dan ashar
semuanya, dan antara Maghrib dan Isya' semuanya bukan karena ketakutan dan
tidak pula ketika safar." (HR. Muslim)
1. Hadis Tawa<bi’nya :
Hadis Riwayat Ibn>
‘Abba>s yang ditakhri>j oleh al-Muslim:
و
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ وَعَوْنُ بْنُ سَلَّامٍ جَمِيعًا عَنْ زُهَيْرٍ
قَالَ ابْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ
سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا بِالْمَدِينَةِ فِي
غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ قَالَ أَبُو الزُّبَيْرِ فَسَأَلْتُ سَعِيدًا لِمَ
فَعَلَ ذَلِكَ فَقَالَ سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ أَرَادَ
أَنْ لَا يُحْرِجَ أَحَدًا مِنْ أُمَّتِهِ (رواه مسلم)[5]
حَدَّثَنَا
الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ عَنْ سَعِيدِ
بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا فِي
غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ
قَالَ مَالِكٌ أَرَى ذَلِكَ كَانَ فِي مَطَرٍ قَالَ أَبُو
دَاوُد وَرَوَاهُ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ نَحْوَهُ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ
وَرَوَاهُ قُرَّةُ بْنُ خَالِدٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ قَالَ فِي سَفْرَةٍ
سَافَرْنَاهَا إِلَى تَبُوكَ (رواه ابو داود)
Hadis Riwayat Ibn>
‘Abba>s yang ditakhri>j oleh Ahmad:
حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ قَالَ
سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ زَيْدٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ
وَالْعِشَاءِ بِالْمَدِينَةِ فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ قِيلَ لِابْنِ عَبَّاسٍ وَمَا أَرَادَ إِلَى ذَلِكَ قَالَ أَرَادَ
أَنْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ (رواه احمد)[7]
حَدَّثَنِي
عَنْ مَالِك عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ
وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ قَالَ مَالِك أُرَى
ذَلِكَ كَانَ فِي مَطَرٍ (رواه امام مالك)
Hadis Riwayat Ibn>
‘Abba>s yang ditakhri>j oleh al Nasa>’i >:
أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ
عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ
وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا مِنْ غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا
سَفَرٍ( رواه النسائي)[9]
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو
مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ
جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَبَيْنَ الْمَغْرِبِ
وَالْعِشَاءِ بِالْمَدِينَةِ مِنْ غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ قَالَ فَقِيلَ
لِابْنِ عَبَّاسٍ مَا أَرَادَ بِذَلِكَ قَالَ أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ
وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ ابْنِ عَبَّاسٍ
قَدْ رُوِيَ عَنْهُ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ رَوَاهُ جَابِرُ بْنُ زَيْدٍ وَسَعِيدُ
بْنُ جُبَيْرٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ شَقِيقٍ الْعُقَيْلِيُّ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ
ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرُ هَذَا
(رواه الترمذي)
C. ANALISIS PARSIAL
1. Penelitian Sanad
a.
Redaksi Hadis Lengkap dengan Sanadnya:
Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s yang ditakhri>j oleh al-Muslim
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ
أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ
جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ
(رواه مسلم)[11]
Telah menceritakan
kepada kami Yahya Ibn Yahya katanya; Aku pernah menyetorkan hapalan kepada
Ma>lik dari Abu> Zubair dari Sa’i>d Ibn Jubair dari Ibnu Abba>s
katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat zhuhur dan ashar
semuanya, dan antara Maghrib dan Isya' semuanya bukan karena ketakutan dan
tidak pula ketika safar." (HR. Muslim)
b.
Bagan Sanad Hadits
Muslim
c.
Biografi
para periwayat dalam Sanad
Dalam sanad hadits diatas terdapat 5(lima)
periwayat, yaitu: 1).Yahya Ibn yahya 2). Ma<lik 3). Abu< al-Zubai<r Ibn al-Maki< 4).Sa’i<d
Ibn Jubai<r 5). Ibnu ‘Abba<s
1)
Yahya Ibn
Yahya
a). Nama lengkapnya :
Yahya Ibn
Yahya Ibn Bakr Ibn Abd al-Rahma<n al-Tami<mi< al-Handzali< Abu<
zakariya< al-Ni<sa<bu<ri[12]<.
b). Guru – gurunya:
Diantara Guru-gurunya sebagai
berikut :
Ibra<hi<m
Ibn Isma<i<l al-Sha<igh, Ibra<hi<m Ibn Sa’ad al-Zuhri<, Azhar
Ibn Sa’ad al-Sima<n, Isma<i<l Ibn Ja’far al-Madini<, Isma<i<l
Ibn ‘Ilyah, Isma<i<l Ibn ‘Iya<s, Abi< Dhamrah Anas Ibn ‘Iya<dh,
Bisr Ibn al-Mufadhal, Baqiyah Ibn
al-Wali<d, Bakr Ibn Mudar al-Mudri<, Tali<d Ibn Sulaima<n,
Jari<r Ibn ‘Abd al-Hami<d, Ja’far Ibn Sulaima<n al-Dhab’i<, Abi<
Qada<mah al-Ha<rits Ibn ‘Abi<d al-Ayaadi<, Hija<j Ibn Muhammad
al-A’war, Hafsh Ibn Ghia<s al-Nakha'i< Hamma<d Ibn Zaid Hamma<d Ibn
Salamah, Humaid Ibn ‘Abd al-Rahma<n al-Rua<si<, Kha<rijah Ibn Mush’ab
al-Khora<sa<ni<, Kha<lid Ibn Abdulla<h Al-Wa<sa<ti<, Da<ud
Ibn Abd al-Rahma<n al-Atta<r, Abi< Khaitsamah Zuhair Ibn Mua<wiyah
Alja’fi<, Sa’i<d Ibn ‘Abd Jabba<r al-Zubaidi<, Sa’i<r Ibn al-Khumas
al-Tami<mi< Sufian Ibn ‘Uyaynah, Sulaye<m Ibn Akhdhar, Sulaima<n Ibn Bila<l,
Abi< al-Ahwash, Sala<m Ibn Sulayem, Syu’aib Ibn Razi<q al-Sya<mi<,
Sha<lih al-Marri<, ‘Ubba<d al-Mahlabi<, ‘Ubba<d Ibn
al-Awwa<m, Abi< Zabi<d Abutr Ibn al-Qa<sim, Abdulla<h Ibn Ja>far
Al-Makhrami<, Abdulla<h Ibn Raja<a al-Makki<, Abdulla<h Ibn al-Muba<rak,
Abi< Alqamah ‘Abdulla<h Ibn Muhammed al-Farawi<, Abdulla<h Ibn Nami<r,
Abdulla>h Ibn Wahab al-Misri<, Abdulla<h Ibn Yahya Ibn Abi<
Katsir<, Abi< Yahya Abd al-Hami<d Ibn Abd Rahma<n al-Hama<ni<,
Abd Rahma<n Ibn Abi< al-Zuna<d, Abd Rahma<n Ibn Mahdi, Abd Rahma<n
Ibn Abi< al-Mawa<li, Abd Azi<z Ibn Abi< Hazim, Abd Azi<z Ibn al-Ra<bi>
'Ibn Sabrah, Abd Azi<z Ibn Muhammad al-Dara<wardi<, Abd Wahi<d Ibn
Ziya<d, Abd al-Waris Ibn Sa’i<d, ‘Ubaidullah Ibn Iya<d Ibn Luqaid, ‘Ali<
Ibn ‘Umar Ibn ‘Ali< al-Maqdami<, Fadhi<l Ibn ‘Aya<dh, al-Laith Ibn
Sa’ad, Ma<lik Ibn Anas, Muhammad Ibn Tsa<bit al-Abdi<, Abi<
Mu’a<wiyah Muhammad Ibn Kha<zim al-Dha<ri<r, Muhammad Ibn Muslim
al-Tha<ifi<, Muslim Ibn Kha<lid al-Zanbi<, Mua<wiyah Ibn Sala<m
Ibn Abi< Sala<m al-Absyi<, Mua<wiyah Ibn Abd al-Kari<m
al-Dha<li<, Mu’a<wiyah Ibn Amma<r al-Dahni<, Mu’tamar Ibn
Sulaima<n, al-Mughirah Ibn Abd Rahma<n al-Haza<mi<, Musa Ibn A’yan al-Juzri<,
Husyaim Ibn Bashi<r, Abi< ‘Awa<na al-Wihda<h Ibn ‘Abdulla<h,
Waki<’ Ibn al-Jura<hi, Yahya Ibn Zakaria> Ibn Abi< Za<idah, Yahya
Ibn Sali<m al-Tha<ifi<, Abi< ‘Aqi<l Yahya Ibn al-Mutawakkil,
Abi< al-Mahya<h Yahya Ibn Yu’la> al-Taymî<, Yazi<d Ibn Zari<’,
Yazi<d Ibn al-Muqadda<m Ibn
Syari<’, Yazi<d Ibn Ha<ru<n, Abi< Mu’syar Yu<suf Ibn Yazi<d
al-Bara<, Yu<suf Ibn Yaku<b Al-Ma<<jasyu<n, Abi< Bakar Ibn
Sya’ib al-Habhab, Abi< Bakar Ibn Ayya<sy[13]
c). Murid – muridnya
Diantara murid-muridnya
sebagai berikut :
Bukha<ri<, Muslim, Ibra<hi<m
Ibn ‘Abdulla<h al-Sa’adi, Ibra<hi<m Ibn ‘Ali< al-Dzahli<, Abu<
al-Azhar Ahmad Ibn al-Azhar, Ahmad Ibn Hafsh Ibn Abdulla<h al-Salmi<,
Ahmad Ibn Salamah al-Ni<sa<bu<ri<, Ahmad Ibn Yu<suf al-Salmi<,
Isha<q Ibn Ra<hawayah, Isma<’i<l Ibn Isha<q al-Tsaqafi<
al-Sira<j, J’a\far Ibn Muhammad Ibn al-Hussein, Hussein Ibn Mansu<r
al-Salmi<, Salamah Ibn Syabi<b al-Ni<sa<bu<ri<, ‘Abdulla<h
Ibn Abd Rahma<n al-Da<rami<, Ubaidullah Ibn Fudha<lah Ibn Ibra<hi<m
al-Nisa<i>, ‘Ushmah Ibn Ibra<hi<m al-Ni<sa<bu<ri<, ‘Ali<
Ibn Salamah al-Labki<, ‘Ali< Ibn ‘Asam al-A<miri<, al-Fadl Ibn Ya\ku<b
al-Rukha<mi<, Muhammad Ibn Aslam al-Tusi, Muhammad Ibn Ra<f>I
al-Qusyairi, Muhammad> Ibn ‘Abd al-Sala<m Ibn Basya<r al-Wara<q,
Abu< Ahmad Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahha<b al-Fara<a, Muhammad Ibn Yahya
al-Dzahli<, Yahya Ibn Muhammad Ibn Yahya al-Dzahli<, Ya’qu<b Ibn
Sufya<n al-Fa<risi<. [14]
2)
Ma<lik
a)
Nama
lengkapnya :
Ma<lik
Ibn Anas Ibn Ma<lik Ibn Abi> ‘A<mir Ibn ‘Amr al-Ashbahi<
al-Humairi<, Abu< ‘Abdulla<h al-Madani<
al-Faqi<hi (Ima<mu Da<rul al-Hijrah)[15]
b)
Guru – gurunya:
Diantara guru-gurunya sebagai
berikut:
Ibra<hi<m Ibn Abi< ‘Ablah al-Maqdisi<, Ibra<hi<m Ibn ‘Aqbah, Isha<k Ibn ‘Abdulla<h Ibn Abi< Talhah, Isma<i>l Ibn Abi< Haki<m, Ayu<b Abi< Tamimah al-Sakhtiya<ni<, Ayu<b Ibn Habi<b al-Zuhri<, Tsu<r Ibn Zaid al-Di<li<, Ja’far Ibn Muhammad al-Sa<diq, Hami<d Ibn Qais al-Makki al-A’raj, Hami<d al-Thawi<l, Khabi<b Ibn ‘Abd Rahma<n, Dawu<d Ibn al-Husain, Rabiyah Ibn
Abi< ‘Abd Rahma<n, Ziya<d Ibn
Abi< Ziad budak Ibn ‘Abbas, Ziya<d Ibn Sa'ad, Zaid Ibn Aslam, Zaid Ibn Abi< Anisah, Zaid Ibn
Rab\a<h, Sa<lim Abi al-Nadr, Sa’ad
Ibn Isha<q Ibn Ka'ab Ibn ‘Ujrah, Sa’id Ibn Abi< Sa’id al-Maqbari, Sa’id Ibn
‘Amr Ibn Syurahbi<l Ibn Sa’id Ibn Sa’ad ‘ibadah, Abi< Ha<zim Salamah Ibn
Dinar al-Madani;< budak yang dibebaskan oleh Abi< Bakar Ibn ‘Abd Rahma<n
Ibn al-Ha<rits Ibn Hisyam, Suhail Ibn Abi< Sha<lih, Syari<k Ibn ‘Abdulla<h
Ibn Abi< Namr, Sha<lih Ibn Ki<sa<n, Safwa<n Ibn Sulaim, Shifa} budak Abi< Ayyu<b, Damrah Ibn Sa’i<d
al-Ma<zani<, Thalhah Ibn ‘Abd al-Ma<lik al-aala, ‘A<mir Ibn ‘Abdulla<h
Ibn al- Zubair, ‘Abdulla<h Ibn Abi< Bakr Ibn Muhammad Ibn 'Amr Ibn Hazm, ‘Abdulla<h
Ibn Dina<r, Abi< al-Zina<d ‘Abdulla<h Ibn Dzakwa<n, ‘Abdulla<h
Ibn ‘Abdulla<h Ibn Jabi<r Ibn ‘Ati<k, Abi< Thawa<lah ‘Abdulla<h
Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Mu’ammar, ‘Abdulla<h; mengatakan: ‘Ubaidullah Ibn
Abdul Rahma<n, mengatakan: Adalah Ibn Abi< Dzuba<b, ‘Abdulla<h Ibn
Fadl al-Ha<shimi<, ‘Abdulla<h Ibn Yazi<d Ibn Harmaz, ‘Abdulla<h Ibn
Yazi<d budak al-Aswad Ibn Sufya<n, ‘Abd Rab\ah Ibn Sa’id al-Ansa<ri<,
‘Abdul Rahma<n Ibn Harmalah al-Aslami<, ‘Abdul Rahma<n Ibn ‘Abdulla<h
Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Abi< Sha’sha’ah, ‘Abdul Rahma<n Ibn al-Qa<sim
Ibn Muhammad Ibn Abi< Bakr al-Shidi<q, ‘Abdul Kari<m Ibn Ma<lik al-jazri<,
Abi< Umayyah ‘Abdul Kari<m Ibn Abi al-Mukha<riq al-Bashr, ‘Abdul al-Maji<d
Ibn Suhail Ibn ‘Abd Rahma<n Ibn ‘Au<f, ‘Ubaidullah Ibn Abi< ‘Abdulla<h
al-A’ra\, ‘Atha<a al-Khura<sa<ni<, ‘Alqamah Ibn Abi< ‘Alqamah, ‘Amr Ibn Abi< ‘Amr Maula\ al-Muthallib, ‘Amr
Ibn Muslim Ibn ‘Uma<rah Ibn
Aki<mah al-Li<tsi<, ‘Amr Ibn Yahya Ibn ‘Uma<rah al-Ma<zini<,
al-‘Ala<a Ibn ‘Abdul Rahma<n Ibn Ya’ku<b, al-Fadhi<lah Ibn Abi< ‘Abdulla<h,
Qathn Ibn Wahab, Katsi<r Ibn Zaid al-Islami<, Katsi<r Ibn Farqad,
Muhamad Ibn Abi< Uma<mah Ibn Sahl Ibn Hani<f, Muhammad Ibn Abi<
Bakr al-Tsaqafi<, Muhammad Ibn Zaid Ibn
al-Muha<jir Ibn Qanfadz, Muhammad Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn
Abi< Sha’sha’ap, Abi< al-Aswad Muhammad Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn
Naufal, Abi< al-Rija<l Muhammad Ibn ‘Abd al-Rahman al-Ansa<ri>,
Muhammad Ibn ‘Amr Ibn Halhalah, Muhammad Ibn Muslim Ibn Shiha<b al-Zuhri<,
Muhammad Ibn al-Munkadir, Muhammad Ibn Yahya Ibn Habba<n, Makhazamah Ibn
Sulaima<n, Muslim Ibn Abi< Marym, al-Masu<r Ibn Rafa<’ah al-Qurazhi,
Musa Ibn Abi< Tami<m, Musa Ibn ‘Aqbh, Musa Ibn Maysarah maula Bani< al-Dail,
Pamannya Abi< Suhail Na<fi’ Ibn Ma<lik, Na<fi’ maula\ Ibn ‘Umar, Nua’im
Ibn ‘Abdulla<h al-Majmar, Ha<shim Ibn Ha<shim Ibn ‘Utbah Ibn Abi<
Waqa<sh , Hisyam Ibn ‘Arwah, Hila<l Ibn Abi< Maimu<nah, Wahab Ibn
Ki<sa<n, Yahya Ibn Sa’id al-Ansha<ri>, Yazi<d Ibn Ru<ma<n, Yazid Ibn Ziya<d
Ibn Abi< Ziya<d Ibn maula Ibn ‘Ayya<sy, Yazi<d Ibn ‘Abdulla<h Ibn
Khashi<fah, Yazi<d Ibn ‘Abdulla<h Ibn Qsi<t, Yazi<d Ibn ‘Abdulla<h
Ibn al-Ha<d, Yu<nus Ibn Yu<suf Ibn Ham\a<s, Abi< Bakr Ibn ‘Umar Ibn
‘Abdul Rahma<n Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Umar Ibn al-Khatta<b , Abu Bakr Ibn Na<fi\ Maula Ibn ‘Umar,
Abi< al-Zubair al-Makki<,
Abi< ‘Ubaid Haa<jib, Sulaima<n Ibn ‘Abdul Ma<lik, Abi<
Laili< Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Sahl al-Ansha<ri>,
‘A<isyah Ibnt Sa’ad Ibn Abi< Waqa<s[16].
c)
Murid-muridnya
Diantara murid-muridnya sebagai berikut :
Ibra>hi<m
Ibn Tahma<n, Ibra<hi<m Ibn ‘Abdulla<h Ibn Quraim al-Ansa<ri< Qadhi<
al-Madi<nah, Ibra<hi<m Ibn ‘Umar Ibn Abi< al-Wazi<r, Abu< Hudza<fah
Ahmad Ibn Isma<i>l al-Sahmi<, Abu< Mus’ab Ahmad Ibn Abi< Bakr
al-Zuhri<, Ahmad Ibn ‘Abdulla<h Ibn Yu<nus, Isha<q Ibn Sulaima<n
al-Ra<zi>, Isha<q Ibn ‘I<sa
Ibn al-Thaba<’a, Isha<q Ibn Muhammad al-Farawi<, Isma<i>l Ibn
Abi< Uwais, Isma<i>l Ibn ‘Ulyah, Isma<i>l Ibn Mu<sa al-Fazari,
Ibn Asyhab Ibn ‘Abdul Azi<z, Basyr Ibn ‘Umar al-Zahra<ni<, Juwairiyah
Ibn Asma<a, Habi<b Ibn Abi Habi<b, al-Hussein Ibn al-Wali<d al-Ni<sa<bu<ri>,
Hamma<d Ibn Mas’adah, Kha<lid Ibn ‘Abdul Rahma<n al-Khara<sa<ni<,
Kha<lid Ibn Mukhallad al-Qathawa<ni<, Khalf Ibn Hisya<m al-Baza<r, Da<wud Ibn ‘Abdulla<h Ibn Abi< al-Karam
al-Ja’fari>, ZaabaIbn ‘Ama<mah al-Sahmi<, Ru<h Ibn ‘Iba<dah, Za<fir
Ibn Sulaima<n, Zaid Ibn al-Huba<b, Zaid Ibn Abi< al-Zarqa<a, Zaid Ibn
Yahya Ibn ‘Ubaid al-Damaskus, Sa’id Ibn al-Hakm Ibn Abi< Maryam, Sa’id Ibn
Da<ud al-zenbera, Sa’id Ibn ‘Amr Ibn al-Zubair Ibn 'Amr Ibn' Amr Ibn
al-Zubair al-Zubairi, Sa’id Ibn Katsi<r Ibn ‘Afeer, Sa’id Ibn Mansu<r, Sufya<n
al-Tsu<ri<, Sufia<n Ibn ‘Uyainah, Abu< Qutaibah Salm Ibn Qutaibah,
Salamah Ibn al-‘Iya<r, Suwaid Ibn Sa’id, Syu’bah Ibn al-Huja<j, Syu'aib
Ibn Harb, Abu< ‘A<shim al-Dahha<k Ibn Mukhallid, ‘Abdulla<h Ibn
Idri<s, ‘Abdulla<h Ibn al-Jura<h al-Qahsta<ni>, ‘Abdulla<h Ibn
Raja<a al-Makki, ‘Abdulla<h Ibn ‘Abdul Wahab al-Ahadjba, ‘Abdulla<h Ibn
al-Muba<rak, ‘Abdulla<h Ibn Muhammad al-Nafi<li<, ‘Abdulla<h Ibn
Muslimah al-Qa’nabi>, ‘Abdulla<h Ibn Na<fi’ al-Zubairi, ‘Abdulla<h Ibn
Na<fi’ al-Sha<igh, ‘Abdulla<h Ibn Wahab, ‘Abdulla<h Ibn Yu<suf al-Tinaysa,
‘Abdul A’la\ Ibn Hamma<d al-Narsi<, Abu< Mas-har Abdalaaly Ibn Mas-har
al-Ghassa<ni, ‘Abd al-Rahma<n Ibn 'Amr al-Awza’i, ‘Abdul Rahma<n Ibn
Ghazwa<n (Abi< Nu<h), ‘Abdul Rahma<n Ibn al-Qa<sim al-Mashri<,
Abdul Rahma<n Ibn Mahdi<, ‘Abdul Azi<z Ibn ‘Abdulla<h al-Uwais, ‘Abdul
Malk Ibn Abd al-Azi<z Ibn Juraij, ‘Abdul Ma<lik Ibn Abdul Aziz Ibn al-Majhun,
‘Utbah Ibn ‘Abdulla<h al-Marwazi<, ‘Utsman Ibn ‘Umar Ibn Fa<ris, ‘Uqbah
Ibn Kha<lid al-Suku<ni<, ‘Ali< Ibn al-Ja'd, Abu< Nuaim al-Fadl Ibn
Deakin, al-Qas<im Ibn Yazi<d al-Jarami<, Qutaibah Ibn Sa’id al-Balkhi,
Ka<mil Ibn Thalhah al-jehdra, Laits Ibn Kha<lid al-Balkhi, Laits Ibn
Sa'ad, Muhammad Ibn Idri<s al-Syafi'i, Muhammad Ibn Khalid Ibn ‘Utsamah, Muhammad
Ibn Sulaima<n Ibn Abi< Da<wud al-Harra<ni>, Abu< Lubaid Muhammad
Ibn Ghia<s al-Sarjasi<, Muhammad Ibn Muslim Ibn Shiha<b al-Zuhri<,
Abu< Ghassa<n Muhammad Ibn Yahya al-Kana<ni>, Mus’ab Ibn ‘Abdulla<h
al-Zubairi, Muthrif Ibn ‘Abdulla<h al-Yasa<ri>,
Muawiyah Ibn Hisya<m al-Qasha<ru<, Mu’alla Ibn Mansu<r al-Ra<zi,
Ma’an Ibn ‘I<sa al-Kaza<z, Makki Ibn Ibra<hi<m al-Balkhi<, Mansu<r
Ibn Abi< Muza<him, Mu<sa Ibn A’yan al-Jazri<, al-Nu'man Ibn ‘Abd
al-Sala<m al-Asbahani, Hisya<m Ibn ‘Ubaidullah al-Ra<zi>, Hisya<m
Ibn ‘Am\ma<r al-Damaskus, Warqa<a Ibn ‘Umar al-Yusykari<, Waki<>’
Ibn al-Jarh, al-Wali<d Ibn Muslim, Wahab
Ibn Khalid, Yahya Ibn Ibra<hi<m Ibn Abi Qutailah, Yahya Ibn Ayyu<b
al-Masri, Yahya Ibn Zakaria> Ibn Abi< Za<idah, Yahya Ibn Sa’id al-Ansha<ri, Yahya Ibn Sa’id al-Qattan, Yahya Ibn ‘Abdulla<h
Ibn Bakir, Yahya Ibn Abi< ‘Umar al-‘Adni\>, Yahya Ibn Qza’ah, Yahya Ibn
Yahya al-Andalusia, Yahya Ibn Yahya al-Ni<sa<bu<ri>, Yazi<d
Ibn ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<d, Yu<nus Ibn ‘Ubaidullah al-‘Amiri, Abu <
Naba<tah Yu<nus Ibn Yahya al-Madani<, Abu< Isha<q al-Faza<ri>,
Abu ‘A<mir al-‘Uqdah, Abu< ‘Ali al-Hanafi, Abu al-Walid al-Thayaalisi[17].
3)
Abi<
al-Zubair al-Makki
a)
Nama lengkapnya:
b)
Guru-gurunya
Diantara
guru-gurunya sebagai berikut :
Ja<bir Ibn ‘Abdulla<h, Dzakwa<n Abu< Sha<lih al-Sima<n, Sa’id Ibn Jubair,
Sufya<n Ibn ‘Abdul Rahma<n al-Tsaqafi>, Sha<lih Abi< al-Khali<l, Safwa<n Ibn ‘Abdulla<h Ibn Safwa<n, Tha<wu<s Ibn Ki<sa<n, Abi<
al-Thafi<l ‘A<mir Ibn Waa<tsilah, ‘Abdulla<h Ibn
Ba<ba<h, ‘Abdulla<h Ibn al-Zubair, ‘Abdulla<h Ibn Salamah, ‘Abdulla<h Ibn Abi< Salamah al-Ma<jasyu<n, ‘Abdulla<h Ibn Damrah, ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s, ‘Abdulla<h Ibn Umar Ibn
al-Khata<b, ‘Abdulla<h Ibn ‘Amr Ibn al-Aa<sh, ‘Abdul Rahma<n Ibn al-Sha<mat, Ibn al-Hudha<dh al-Du<si Ibn Abi< Hurairah, ‘Abdul Rahma<n Ibn Harmuz al-A’raj, ‘Ubaid Ibn ‘Umair al-Laitsi, ‘Uday Ibn ‘Udai al-Kanada, ‘Ata<a Ibn Abi< Raba<h, ‘Ikrimah maula\ Ibn ‘Abba<s, ‘Ali> Ibn ‘Abdulla<h al-Azdi< al-Baraqy<, ‘Amr Ibn Shu’aib, lebih muda dari dia tapi dia meninggal sebelum
dia, ‘Aun Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Utbah, Muhammad ‘Ali< al-Hanafi, Na<fi’ Ibn Jubair Ibn Muth’am, Yahya Ibn Ju’dah Hubayrah, Abi< al-Qamahah maula\ Bani< Ha<syim, Abi< Ma’bad maula\ Ibn ‘Abba<s, Ibn Ka'ab Ibn Ma<lik, ‘Aisyah Ummul Mukmini<n[19].
c)
Murid-muridnya
Diantara
murid-muridnya sebagai berikut :
Ibra<hi<m
Ibn Isma<i>l Ibn Mujma’ al-Ansha<ri>, Ibra<hi<>m Ibn Thahma<n,
Ibra<him< Ibn Maimu<n al-Shaighi>, Ibra<hi<m Ibn Yazi<d al-Khuzi<,
al-Ujlah Ibn ‘Abdulla<h al-Kindy>, Isma<i>l Ibn Umay\yah al-Qurashi>,
Isma<i>l Ibn ‘Abdul Ma<lik Ibn Abi< al-Shapi<r<a, Isma<i>l
Ibn Muslim al-Makki>, Asy’at Ibn Suwa<r al-Kindy>, Ayman Ibn Na<bil
al-Makky, Ayu<b al-schtiyanj, Tsu<r
Ibn Yazi<d al-Hamsi<, Ja<bir Ibn Yazi<d al-ja’fi>, Huja<j Ibn
Urtha<h al-Nakha'i, Huja<j Ibn Huja<j al-Baa<hili, Huja<j Ibn
Abi< ‘Usma<n al-Shawa<f, Harb Ibn Abi< al-‘A<li<yah al-Basri<,
al-Hasan Ibn Abi< Ja'far al-Jafari<, al-Hasan Ibn 'Amr al-Fiqi<ma, al-Hussein
Ibn Wa<kid al-Marwazi<, Hamma<d Ibn Salamah, Hamzah Ibn Abi< Hamzah
al-Nasaba, Kha<lid Ibn Yazi<d al-Misri, Khadda<sy Ibn Ayya<sy al-‘Abdi<,
Khahsi<f Ibn ‘Abdul Rahma<n al-Jazari<, Khair Ibn Nu’aim al-Hadrami<,
Da<ud Ibn Abi> Hind, al-Rabi’ Ibn Badr al-Sa’adi>, Zakaria< Ibn
Isha<k al-Makki, Abu< Khaitsamah Zuhair Ibn Mu’a<wiyah al-jafi<, Zaid ibn Abi> Ani<sah, Sufya<n
al-Tsuri<, Sufya<n Ibn ‘Uyaynah, Salamah Ibn Kahi<l, Sulaima<n al-A’masy,
Syu’bah Ibn al-Hujaj, ‘Abdulla<h Ibn ‘Utsma<n Ibn Khatsi<m, ‘Abdulla<h
Ibn ‘Aun, ‘Abdulla<h Ibn Lahi<'ah , ‘Abdulla<h Ibn al-Muammal al-Makhzumi<,
‘Abd Rabbah Ibn Sa’id al-Ansha<ri>, ‘Abdul Rahma<n Ibn Humaid Ibn ‘Abdul
Rahma<n al-Rua<si>, Abu> Syuraih ‘Abdul Rahma<n Ibn Syuraih, ‘Abdul
Rahma<n Ibn Namra<n al-Hujra, ‘Abdul Azi<z Ibn al-Rabi<’ al-Baa<hili,
‘Abdul Kari<m Abu< Umayah al-Basri,
‘Abdul Ma<lik Ibn Juraij, ‘Abdul Ma<lik Ibn Abi> Sulaima<n al-‘Aerzmi,
‘Ubaidullah Ibn al-Akhans, ‘Ubaidullah Ibn Abi> Zia<d al-Qudah, Ubaidullah
ibn ‘Umar al-‘Umari, ‘Uzrah Ibn Tsa<bit al-Ansha<ri, ‘Ata< Ibn Abi>
Raba<h, ‘Amar al-Dahni , ‘Umarah Ibn ‘Uzyah al-Ansha<ri, ‘Umar Ibn Zaid al-Shan'aa<ni,
‘Amr Ibn al-Harits al-Misri, ‘Aya<dh Ibn ‘Abdulla<h al-Fihri>, Qarrah Ibn
Kha<lid al-Sudu<sa, Qarrah Ibn ‘Abdul Rahma<n Ibn Ahioial, Laits Ibn
Sa’ad al-Misri, Laits Ibn Abi> Sulaim, Laits Ibn Ki<sa<n al-‘Abdi, Ma<lik
Ibn Anas, Muhammad Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Abi< Layla, Muhammad Ibn ‘Ubaidullah
al-‘Aerzmi, Muhammad Ibn ‘Ajla<n, Muhammad Ibn Muslim Ibn Syiha<b al-Zuhri,
Ma’sar Ibn Kda<m, Mathr al-Warra<q, Muawiyah Ibn ‘Amma<r al-Dahni, Ma’ql
Ibn Ubaidullah al-Jujr, al-Mughirah Ziya<d al-Mushli, al-Mughirah Ibn Muslim
al-Sira<j, Mu<sa Ibn ‘Uqbah, Mu<sa ibn Muslim Ruma<n, Hisya<m Ibn
Sa’ad, Hisya<m Ibn Abi< ‘Abdulla<h al-dstoaii, Hisyam Ibn ‘Urwah, Hisyam
Ibn Bashir, Wa<shil maula Abi> Uyaynah, Abu< ‘Awa<nah al-Wihdhah Ibn
‘Abdulla<h, Yahya Ibn Sa’id al-Ansha<ri, Yazi<d Ibn Ibra<hi<m al-Tistri>,
Yazi<d Ibn ‘Auf al-Syami , Ya’la ibn ‘Ata al-‘A<miri, Abu< Ahmad Ibn ‘Ali>
al-Kala<’i>[20].
4)
Sa’id
Ibn Jubair
a)
Nama
lengkapnya:
b)
Guru-gurunya:
Diantara
guru-gurunya sebagai berikut :
Anas Ibn
Ma<lik, al-Dhaha<k Ibn Qais al-Fahri>, ‘Abdullah Ibn al-Jubair, ‘Abdulla<h
Ibn ‘Abba<s, ‘Abdulla<h Ibn ‘Umar Ibn al-Khatha<b, ‘Abdulla<h
Ibn Maghfal, ‘Adi Ibn Ha<tim, ‘Amr Ibn Maimu<n al-Audi>, Abi> Sa’id
al-Khudri>, Abi< ‘Abd al-Rahma<n al-Silm, Abi> Mas’ud
al-Ansha<ri>, Abi> Mu<sa al-Asy’ari>, Abi> Hurairah, ‘Aisyah[22].
c)
Murid-muridnya:
Diantara murid-muridnya sebagai berikut :
A<dam
Ibn Sulaima<n ayah Yahya Ibn A<dam, Aslam Ibn al-Manqari>, Asy’ats Ibn
Abi> al-Sya'tsa>, Ayfa’, Ayu<b
al-Schtiya<n, Bukair Ibn Shiha<b, Tsa<bit Ibn ‘Ajla<n, Abu> al-Miqdaa<m
Tsabit Ibn Hormuz al-Hada<d, Ja’far Ibn Abi> al-Mughirah, Abu> Basyr
Ja’far Ibn Abi> Wahsyiyah, Habi<b Ibn Abu> Tsabit, Habi<b Ibn
Abi> ‘Amrah, Hassa<n Ibn Abi> al-Asyras, Hushain Ibn ‘Abd al-Rahma<n,
al-Hakm Ibn ‘Utaibah, Hamma<d Ibn Abi> Sulaima<n, Hanzhalah Ibn
Abi> Hamzah, Khasi<f Ibn ‘Abdul Rahma<n al-Jazari<, Dazr Ibn ‘Abdulla<h
al-Hamda<ni>, Dzakwaa<n Abu> Shalih al-Sima<n, al-Zubair Ibn
Musa, Zaid al-‘Ama, Sa<lim al-Afthas, Salamah Ibn Kahi<l, Sulaima<n Ibn
Abi> al-Mughirah al-Ku<fi>, Sulaima<n al-Ahwal, Sulaiman al-A’masy,
Sim<ak Ibn Harb, Abu< Sina<n Dhira<r Ibn Murrah al-Syaiba<ni>,
Tha<riq Ibn ‘Abd al-Rahma<n al-Bajali, Thalhah Ibn Mashraf, Abu> Sufya<n
Thalhah Ibn Na<fi’ , ‘Uba<d, Abu> Hari<z ‘Abdulla<h Ibn Al
Hussein hakim Sajistan, anaknya ‘Abdulla<h Ibn Sa’i<d Ibn Jubair, ‘Abdulla<h
Ibn ‘Abdulla<h al-Ra<zi>, ‘Abdulla<h Ibn ‘Ubaid al-Ansha<ri>,
‘Abdulla<h Ibn ‘Utsma<n Ibn Khatsi<m, ‘Abdulla<h Ibn ‘I<sa Ibn ‘Abdul
Rahma<n Ibn Abi> Layla, ‘Abdul al-A’la Ibn ‘A<mir al-Tsa’labi, ‘Abdul Kari<m Ibn Malik al-Jazari>, ‘Abdul
Kari<m Abu ‘Umayyah al-Bashri, anaknya Abdul Malik Ibn Sa’i<d Ibn Jubair,
‘Abdul Ma<lik Ibn Abu> Sulaima<n, ‘Abdul Ma<lik Ibn Maisarah, ‘Utsma<n
Ibn Haki<m, ‘Utsman Ibn Abi> Sulaima<n, ‘Utsman Ibn Qais, ‘Adi Ibn Tsa<bit
, ‘Azrah Ibn ‘Abdul Rahma<n, ‘Ata> Ibn Dina<r, ‘Ata> Ibn
al-Sa<ib, ‘Ikrimah Ibn Kha<lid al-Makhzoumi, ‘Ali> Ibn Badzimah, ‘Ama<r
al-Dahni>, ‘Amr ibn Dina<r, ‘Amr Ibn Sa’id al-Basri>, ‘Amr ibn Abi ‘Amr,
‘Amr ibn Marrah, ‘Amr ibn Harm, Farqad al-Subkhi>, Fudhai<l Ibn ‘Amr al-Fiqi<ma,
al-Qa<sim Ibn Abi Ayu<b, al-Qasim Ibn Abi Bazah, Katsi<r Ibn
Katsi<r ibn al-Muthalib, Kultsu<m Ibn Jabr, Ma<lik Ibn Di<na<r,
Muja<hid Ibn Jabr al-Makki>, Muhammad Ibn Su<qah, Muhammad Ibn Abi>
Muhammad dibebaskan budak Zaid Ibn Tsa<bit, Muhammad Ibn Muslim Ibn Syiha<b
al-Zuhri>, Muhammad Ibn Wa<si’, Makhwal Ibn Rashid, Mass’ud Ibn Ma<lik
al-Asadi, Muslim al-Bathi<n, al-Mughirah Ibn al-Nu'ma<n, Manshu<r Ibn
Hayya<n, Manshu<r Ibn al-Mu’tamar, al-Mnhal Ibn ‘Amr, Mu<sa Ibn
Abi> ‘A<isyah, Abu< Syiha<b Mu<sa Ibn Na<fi’ al-Hnat
al-Akbar, Maimu<n Ibn Mahra>n, Hisya<m Ibn Hassa<n, Hila<l Ibn
Khaba<b, Hilal Ibn Yasa<f, Wa<kid Abu> ‘Abdulla<h, Barrah Ibn ‘Abdul
Rahma<n, Waqa<a Ibn I<ya>s, Wahab Ibn Ma’nu<s, mengatakan: Ibnu
Mi<na<s, Abu Hubayrah Yahya Ibn ‘Abba<d al-Ansha<ri>, Yahya Ibn
‘Abba<d, mengatakan: Yahya Ibn ‘Uma<rah, ‘Ali< Abu al-Ma’la> Yahya
Ibn Maimun< al-‘Athar al-Ku<fi>,
Ya’la Ibn Hukaim, Ya’la\ Ibn Muslim, Abu> Isha<q al-Suba’ie, Abu< Hushain
al-‘Asadi>, Abu> al-Zubair al-Makki>, Abu< al-Shahba< al-Ku<fi>,
Abu< ‘Aun al-Tsaqafi, Abu> Ha<syim al-Rumma<ni[23]>.
5) ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s
a)
Nama
lengkapnya :
‘Abdulla<h
Ibn ‘Abba<s Ibn ‘Abd al-Muthalib Ibn Ha<syim Ibn ‘Abd Mana<f
al-Quraisy al-Ha<syimi>, Abu> ‘Abba<s al-Madani[24]>.
b)
Guru-gurunya
:
Diantara guru-gurunya sebagai berikut:
Nabi SAW,
Ubai> Ibn Ka’ab, Usa<mah Ibn Zaid, Bari<dah Ibn al-Hushaib
al-Aslami>, Tami<m al-Da<ri>, Hushain Ibn ‘Auf al-Khats’ami>, Haml
Ibn Ma<lik Ibn al-Na<bighah al-Hadzli>, Kha<lid Ibn al-Wali<d,
Dzuaib al-Khuza<’i>, Qabi<shah Ibn Dzuaib, Sa’ad Ibn ‘Ubadah, al-Sha’b
Ibn Jutsa<mah, ‘Abba<s Ibn ‘Abdul Muthalib, ‘Abd al-Rahma<n Ibn ‘Auf,
‘Utsma<n Ibn ‘Affa<n, ‘Ali> Ibn Abi> Tha<lib, ‘Amma<r Ibn
Ya<sir, ‘Umar Ibn al-Khathab, al-Fadhi<l Ibn al-‘Abba<s, Ka’ab
al-Ahba<r, Mu’adz Ibn Jabl, Mu’a<wiyah Ibn Abi> Sufya<n, Abi>
Bakr al-Shiddi<q, Abi>dzar al-Ghifa<ri>, Abi> Sa’id
al-Khudri>, Abi< Sufya<n Ibn Harb, Abi< Thalhah al-Ansha<ri>,
Abi> Hurairah, Asma<\ Ibnti Abi> Bakr al-Shidi<q, Juwairiyah Ibnti
al-Ha<rits, Saudah Ibnti Zam’ah, ‘A<isyah, Ummahatul Mu’mini<n, Ummul
Fadhl Luba<bah Ibnti al-Harits, Maimunah Ibnti al-Harits; Ummul
Mu’mini<n, Ummu Salamah Istri Rasulullah, Ummu Ha<ni’ Ibnti Abi>
Tha<lib[25].
c)
Murid-muridnya
:
Diantara murid-muridnya sebagai berikut:
Ibra<hi>m
Ibn ‘Abdulla<h Ibn Ma’bad Ibn ‘Abba<s, Urbadah al-Tami<mi>
Sha<hib al-Tafsi<r, al-Arqam Ibn Syurahbi<l al-Audi>, Isha<q Ibn
‘Abdulla<h Ibn Kinanah, Abu> Uma<mah As’ad Ibn Sahl Ibn Hani<f,
Isma<i>l Ibn ‘Abd al-Rahma<n al-Suday, Anas Ibn Ma<lik (Kha<dim
Rasulullah), Anas al-Bashri> Ibn ‘Am, Asma<’ Ibnti Yazi<d al-Bashr,
Abu< al-Jauza<’, Aus Ibn ‘Abdullah al-Rabi>’, Abu< Tsa<bit Aiman
Ibn Tsa<bit, Abu> Sha<lih Ba<dza<m, Baza<lah Ibn ‘Ubdah
al-Tami<mi>, Barkah Ibn al-Wali<d al-Muja<syi’i>, Bakr Ibn
‘Abdulla>h al-Muzni>, Tsu’labah Ibn al-Hakm, Abu< Sha'tha Ja<bir Ibn
Zaid, Habi<b Ibn Abi Tsa<bit, Hajr Ibn Qais al-Madry, al-Hassan Ibn Abi>
al-Hasan al-Basri, al-Hasan Ibn Sa’ad al-Mawla, al-Hassan Ibn ‘Ali>, Hassan
al-‘Arny, Abu> Zhabia<n Hushain Ibn Jandab al-Janby, Hushain Ibn Ma<lik
al-Bajali al-Kufi<, Abu< al-Juwairah Hatha<n Ibn Khufa<f al-Jarmy, al-Hakam
Ibn Al-A’raj, al-Hakam Ibn Mi<na<’ al-Madny, Humaid Ibn ‘Abdul Rahma<n
Ibn ‘Auf, Hanasy al-Shan’a<ni, Kha<lid Ibn al-Ljlaj al-‘A<miri,
Dhakwaa<n Abu> Shalih al-Sima<n, Rafi<’ Abu al-‘a<liyah al-Riya<hi,
Zaraa<rah Ibn Aufa al-Harasyi al-Qa<dhy, Taziya<d Abu> Yahya
al-Makki , Sa<lim Ibn Abi> al-Ja'd, Sa’ad Ibn Hisya<m Ibn ‘A<mir al-Ansha<ri,
Sa’i<>d Ibn Jubair, Sa’i<d Ibn Abi< al-Hasan al-Basri, Sa’i<d
Ibn al-Huwayrits al-Makki<, Sa’i<d Ibn ‘Amr Ibn Sa’id ibn al-Aas, Sa’i<d
Ibn Mirja<na, Sa’i<d Ibn al-Musayyib, Sa'id Ibn Abi Hind, Abu> al-Huba<b
Sa’i<d Ibn Yusa<r, Sa’i<d Al-Qaysi, Sulaima<n Ibn Yusa<r, Abu>
Zumail Sima<k Ibn al-Wali<d al-Hanafi, Sina<n Ibn Salamah Ibn al-Mahbak,
Syurahbi<ll Ibn Sa’ad Mawla al-Ansh<ar, Syu’bah maula Ibn Abbas, Syahr Ibn
Hawsyab, Sha<lih maula al-Tuwa’mah, al-Shalt Ibn ‘Abdulla<h Ibn Naufal ,
Suhaib Abu al-Shahba<’ maula Ibn Abba<s, al-Dahhaak Ibn Muza<him,
Tha<wu<s Ibn Ki<sa<n, Thalhah Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Auf, Thalhah Ibn
sl-‘Ala<’ al-Ahmsy, Tha<liq Ibn Qais al-Hanafi, ‘A<mir Ibn
Syurahbi<l al-Syu’ba, Abu< al-Thufail ‘A<mir Ibn Waa<tsilah
al-Laithy, ‘Abdulla<h Ibn Badr al-Dima<my , ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<rits
Ibn Naufal, Abu al-Wali<d Ibn ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<rits al-Basri, ‘Abdulla<h
Ibn Hunain maula Bani Ha<syim, ‘Abdulla<h Ibn al-Kholi<l al-Hadrami, ‘Abdulla<h
Ibn Syaddaa<d Ibn al-Ha<d dan sepupu Abdullah Ibn Syaqi<q al-‘Uqaily, ‘Abdulla<h
Ibn ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<rits Ibn Naufal, ‘Abdulla<h Ibn ‘Ubaidulla<h
ibn ‘Abba<s, ‘Abdulla<h Ibn ‘Ubaidullah ibn Abi> Mali<kah, ‘Abdulla<h
Ibn ‘Ubaid Ibn ‘Umair, Abu> ‘Alwa<n ‘Abdulla<h Ibn ‘Ashm, ‘Abdulla<h
Ibn ‘Umar Ibn al-Khatahab, ‘Abdulla<h ‘Umair budak Ibn ‘Abba<s, ‘Abdulla<h
Ibn ‘Anbasah, ‘Abdulla<h Ibn Qais, ‘Abdulla<h Ibn Ka'ab Ibn Ma<lik al-Ansha<ri,
‘Abdullah Ibn Musa<wr, Abu> Ri<ha<na ‘Abdulla<h Ibn Mathr, ‘Abdulla<h
Ibn Ma’bad Ibn‘Abba<s, ‘Abdul Rahma<n Ibn al-Bi<lma<ny, ‘Abdul
Rahma<n Ibn Hu<syan al-Gthafany, ‘Abdul Rahma<n Ibn ‘A<bas Ibn Rabi<’ah
al-Nakha'i, ‘Abdul Rahma<n Ibn ‘Alqam, Abu> al-Mnhal ‘Abdul Rahma<n Ibn
Math’am, ‘Abdul Rahma<n Ibn Wa’lah, ‘Abdul Azi<z Ibn Rafi<’, ‘Abdul
Azi<z Ibn Qais al- Basri, ‘Ubaidullah Ibn Abi> Burdah, ‘Ubaidullah Ibn ‘Abdulla<h
Ibn Abi> Tsur, ‘Ubaidullah Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Utbah, ‘Ubaidullah Ibn Yazi<d al-Tha<if, ‘Ubaidullah Ibn Abi
Yazi<d al-Makki, ‘Ubaidullah al-Khawlany, ‘Ubaid Ibn Hunain, ‘Ubaid Ibn
al-Siba<q, ‘Ubaid Ibn ‘Umair, Abu> Ha<dhir ‘Utsma<n Ibn Ha<dhir al-Humairi
, ‘Utsma<n Ibn Yahya, ‘Urwah Ibn al-Zubair, ‘Ata<’ Ibn Abi> Rab\ah, ‘Ata<’
Ibn Abi> Muslim al-Khora<sa<ni>, Mursal ‘Ata<’ Ibn Yasa<r, ‘Ata<’
Abu> al-Hassan al-Sawa<iy, ‘Atiyah al-‘Awfi, Ikrimah Ibn Kha<lid al-Makhzu<mi,
Ikrimah budak Ibn ‘Abba<s, ‘Alqamah Ibn Waqa<s al-Leitsy, ‘Ali< Ibn
al-Hussein Ibn ‘Ali> Ibn Abi< Tha<lib, ‘Ali> Ibn Abi< Thalhah,
Mursal, ‘Ali> Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s, ‘Amma<r Ibn Abi> ‘Amma<r
budak Bani Ha<syim, ‘Umar Ibn Harmalah al-Basri, ‘Amr ibn Di<na<r, ‘Amr
Ibn Sufya<n, ‘Amr ibn Marrah, ‘Amr Ibn Maimu<n al-Audi, Abu> al-Hukm ‘Imra<n
Ibn al-Ha>rits al-Silmy, ‘Imra<n Ibn Hattha<n al-Sdosy, ‘Antarah al-Syi<ba<ni>
Abu> Waki<’a al-Ku<fi>, ‘Aousja,
Qa<sim Ibn Muhammad Ibn Abu< Bakar al-Shiddi<q, Qubayshah Ibn Dhu'ayb,
Qais Ibn Hbetr, Qais Ibn Hba<r, Katsir< ibn ‘Abba<s, Kari<b,
Kali<b Ibn Syiha<b al-Jarmy, Muja<hid Ibn Jabr al-Makky, Muhammad Ibn
Iya<s Ibn al-Bakr al-Leithy, Muhammad Ibn Jubair Ibn Math’am, Muhammad Ibn
Si<ri<n, Muhammad Ibn ‘Abba<d Ibn Ja’far al-Makhzoumi, Muhammad Ibn ‘Abdulla<h
Ibn ‘Abba<s, Abu> al-Tsu<ri>n Muhammad Ibn Abdul Rahma<n Ibn Abi>
Bakr, Muhammad Ibn ‘Ali> Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s, Muhammad Ibn 'Amr
Ibn ‘Ata<’, Muhammad Ibn Ka’ab al-Qurazhi, Muhammad Ibn Abi> Mu<sa,
Abu al-Duha Muslim ibn al-Shabi<h, Muslim al-Qura, Maswr Ibn Rafa<’ah, Maswr Ibn Makhramah, Mashda’ Abu
Yahya al-Araj, Mahra<n Abu Shafwa<n al-Juma<l, Abu> Jahdhm Mu<sa
Ibn Sa<lim, Musa ibn Salamah Ibn al-Mahbak, Maimu<n Ben Mihra<n, Maimun
al-Makky, Na<fi’ Ibn Jubair Ibn Math’am, Najdah Na<fi’ al-Hanafi,
Nuza<l Ibn ‘Amma<r al-Basri, al-Nadhar Ibn Anas Ibn Ma<lik, Wahab Ibn
Ki<sa<n, Wahab Ibn Manbah, Abu Mujalz La<hiq Ibn Humaid, Yahya Ibn
al-Juza<z, Yahya Ibn Ya’mar, Yazi<d Ibn Ashm, Yazi<d Ibn Hormuz ,
Yazi<d al-Pa<rasi, Yu<suf Ibn Maa<hak al-Makki, Yu<suf Ibn Mihra<n
al-Makki, Abu al-Bchtery al-Thai, Abu> Hamzah al-Dhab’iy, Abu> Habi<b Ibn
Ya’la Ibn Manbah, Abu Hassa<n al-A’raj, Abu Hassan Sire, Abu> Jamrah
al-Qisha<b, Abu> Kha<lid al-wa<laby, Abu> Raja<’
al-‘Utha<radiy, Abu> Razi<n al-Assadi, Abu> al-Zubair di Makki, Abu>
Sa’i<d al-Khudry, Abu> Sapr al-Hamdani, Abu< Salamah Ibn ‘Abdul Rahma<n,
Abu> Sina<n al-Da’aly, Abu> Sya'tsa, Abu Sya'tsa al-Kindy, Abu
‘A<liyah al-Bara<’, Abu> Utsman al-Nahdi, Abu> ‘Umar al-behrany,
Abu< Ghathfa<n Ibn Thari<f al-Marri, Abu> Qala<bah al-Jarm, Abu
Mutawakil al-Na<jah, Abu> Ma’bad, Abu Mughirah, Abu Nasr Al Assadi, Abu
Nadhr al-Abdi, Abu> Nuhaik al-Azdi, Ibn Hazm, Fa<timah Binti Hussein Ibn ‘Ali<
Ibn Abi> Tha<lib, ‘Utsma<n Binti Abi< Sufya<n[26].
1. Para Periwayat dalam Sanad
Hadis:
Periwayat yang terdapad dalam sanad hadis utama ada 5 (lima) periwayat,
yaitu : a). Yahya Ibn yahya b). Ma<lik
c). Abu< al-Zubai<r Ibn
al-Maki< d).Sa’i<d Ibn Jubai<r e).
Ibnu ‘Abba<s.
2. Menguji
Kethiqahan Para Periwayat :
Lagkah pertama melakukan penelitian sanad
adalah melakukan uji keadilan dan ked}abitan para periwayat (kethiqahan periwayat).
Langkah
ini dilakukan untuk memenuhi terwujud – tidaknya syarat ‘adl dan d{abit{
pada periwayat. Untuk
keperluan itu,diperlukan data-data tentang : al-jarh
wa al-ta’dinya para periwayat dalam sanad hadis yang diteliti.
Pada tataran empirisnya, uji kethiqahan
periwayat dilakukan dengan cara menelusuri biografi masing-masing periwayat
yang ada dalam sanad ke dalam
kitab-kitab biografi para periwayat, untuk mengetahui bagaimana komentar ulama al-jarh
wa al-ta’dil tentang ke-’adil-an dan ke-dhabit{-an mereka.[27]
Dalam kitab biografi periwayat, biasanya
disebutkan nama periwayat itu secara lengkap, nama guru-gurunya, nama
murid-muridnya dan pandangan ulama tentang kualitas periwayat itu serta
kadangkala disebutkan juga tahun wafatnya.
Penyajian
data-data tentang al-jarh
wa al-ta’dil nya para periwayat dalam
sanad hadis yang diteliti dan
analisisnya dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Yahya Ibn yahya
1). Dalam kitab : Taqri<b
al-tahdhi<b, Juz 2 hal. 318 yang ditulis oleh :
Ibn Haj<ar,[28] dikatakan : ثقة ثبت.
2).
Dalam kitab : Tahdhi<b al-kama<l, Juz 32 hal. 31 yang ditulis oleh
: al-Mizzi[29]<, ‘Abdulla<h Ibn
Hanbal mengatakan : ثقة, Isha<q Ibn Rahwiyah mengatakan : أثبت منه, al-Nasa’I mengatakan : ثقة ثبت.
3). Dalam kitab: al-Ka<shif fi<
ma’rifati man lahu riwa<yatun fi< al-kutub al-sittah , Juz 1 hal. 231
yang ditulis oleh : al-Dhahabi< , Ibn Rahwiyah [30]mengatakan
: ثبت.
Dari paparan
data diatas dapat disimpulkan bahwa : Yahya Ibn yahya adalah periwayat yang thiqah.
b.
Ma<lik
1) Dalam kitab : Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 2 hal. 151 yang ditulis oleh : Ibn
Haj<ar,[31] dikatakan : إمام دار الهجرة رأس المتقنين
2) Dalam kitab : Tahdhi<b al-kama<l, Juz 27 hal. 91 yang
ditulis oleh : al-Mizzi[32]<, Basyr Ibn ‘Umar
al-Zahra<ni, Abu< ja<bir
al-Baya<dhi dan Tsu’bah Maula Ibn ‘Abba<s mengatakan : ليس بثقة.
3) Dalam kitab : Khula<shah Tadzhi<bu tahdzib al-kama<l, Juz
1 hal. 149, yang ditulis oleh : Ahmad Ibn ‘Abdulla<h al-Khuzraji<
al-Ansha<ri> al-Yamn[33], Ibn Mahdi>
mengatakan : ما رأيت أحدا أتم عقلا ولا أشد تقوى, Imam Syafi’i mengatakan : حجة الله تعالى على خلقه
Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa : Ma<lik
adalah periwayat yang sangat
Tsiqah.
c.
Abu<
al-Jubai<r
Ibn al-Maki
1) Dalam kitab : Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 2 hal. 132 yang ditulis oleh : Ibn
Haj<ar,[34] dikatakan : .صدوق الا انه يدلس .
2) Dalam kitab : Tahdhi<b al-kama<l, Juz 26 hal. 406 yang ditulis oleh :
al-Mizzi[35]<, Harb Ibn
Isma<i>l mengatakan: ليس به بأس .
3) Dalam kitab : Khula<shah Tadzhi<bu tahdzib al-kama<l, Juz
1 hal. 132, yang ditulis oleh : Ahmad Ibn ‘Abdulla<h al-Khuzraji<
al-Ansha<ri> al-Yamn[36],
Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa : Abu<
al-Jubai<r Ibn al-Maki adalah periwayat yang Ta’dil
tapi tidak dhabit / Hasan.
d.
Sa’i<d
Ibn Jubai<r
1) Dalam kitab : Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 1 hal. 349 yang ditulis oleh : Ibn
Haj<ar,[37] dikatakan ثقة ثبت: .
2) Dalam kitab : Tahdhi<b al-kama<l, Juz 26 hal. 406 yang ditulis oleh :
al-Mizzi[38]<, Ummu Sa’id Ibn Jubair
mengatakan : لا تدع على شئ بعدها.
3) Dalam kitab : al-Ta’di<l wa
al-Tajri<h, Juz 2 hal. 802,
yang ditulis oleh : Sulayma<n Ibn Khalaf al-Ba<ji<[39], Abu< Ha<tim mengatakan :
صالح.
Marrah
mengatakan :
ثقة
Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa : Sa’i<d
Ibn Jubai<r adalah periwayat yang thiqah.
e. Ibnu ‘Abba<s
Ibnu
‘Abba<s adalah
seorang sahabat Nabi saw sekaligus saudara sepupu. yang tidak perlu diragukan lagi kethiqahannya.
3.
Menguji Persambungan Sanad :
Langkah
kedua penelitian hadis adalah menguji persambungan sanad. Langkah
ini ditempuh untuk menilai terwujud-tidaknya syarat persambungan sanad para
periwayat. Pada tataran empirisnya uji
persambungan sanad dilakukan dengan cara menganalisis redaksi periwayatan yang
digunakan oleh para periwayat di dalam meriwayatkan hadisnya.
Penyajian
dan analisis data persambungan sanad dapat disebutkan sebagai berikut:
a). Muslim <
mengatakan :
حَدَثَّنَا يَحْيَى بْنِ يَحْيَى . Redaksi ini oleh muhadditsin
digunakan dalam periwayatan hadis dalam bentuk sima’ ,yaitu
pembacaan hadis oleh guru kepada murid. Dengan demikian berarti ada pertemuan antara Muslim dengan gurunya yaitu : Yahya Ibn
Yahya, sanadnya
: muttasil.
b). Yahya Ibn Yahya mengatakan : قَرَأْتُ عَلَى مَالِك. Redaksi ini oleh
muhadditsin
digunakan dalam periwayatan hadis dalam
bentuk al-Qira’ah, yaitu pembacaan hadis oleh guru kepada murid. Dengan demikian berarti
ada pertemuan antara Yahya Ibn Yahya dengan gurunya yaitu : Ma<lik
Ibn Anas, sanadnya
: muttasil.
c). Ma<lik
Ibn Anas mengatakan : عَنْ أَبِي الزُّبَيْر . Periwayatan
Ma<lik ini memang menggunakan redaksi ‘an
(عن), tetapi ‘an’anahnya tidak ada indikasi menunjukkan adanya keterputusan sanad,
bahkan dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah : muttasil, karena : (a) Ma<lik adalah periwayat yang
sangat thiqah,
(b) Dia termasuk periwayat mudallis
tingkat 1, akan tetapi Hadits nya masih bisa dipakai
hujjah, dan (c)
Dimungkinkan ada atau pernah bertemu antara Ma<lik dengan gurunya : Abi< al-Zubair<. Dalam biografinya dia
mengatakan pernah berguru kepada Abi< al-Zubair <, dan dalam biografi
Abi< al-Zubair <, Ma<lik
disebutkan sebagai muridnya dalam pembelajaran hadis.\
d). Abi< al-Zubair < mengatakan : عَنْ
سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ . Periwayatan
Abi< al-Zubair ini
memang menggunakan
redaksi ‘an
(عن), tetapi ‘an’anahnya
menunjukkan adanya
indikasi keterputusan sanad, jadi dapat dinyatakan bahwa sanadnya
adalah : munfashil, karena : (a) Abi< al-Zubair adalah
periwayat yang Ta’dil tapi tidak dhabit, (b) Dia periwayat mudallis tingkat 3,
dan (c) Dimungkinkan ada atau
pernah bertemu antara Abi< al-Zubair dengan gurunya
: Sa’i>d Ibn Jubair. Dalam biografinya dia mengatakan pernah
berguru kepada Sa’i<d Ibn Jubair dan dalam biografi Sa’i<d Ibn Jubair , Abi< al-Zubair disebutkan
sebagai muridnya dalam pembelajaran
hadis.
e).
Sa’i<d Ibn Jubair mengatakan :
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ. Periwayatan
Sa’i<d Ibn Jubair ini memang menggunakan redaksi ‘an (عن), tetapi ‘an’anahnya tidak ada indikasi menunjukkan adanya
keterputusan sanad, bahkan dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah :muttasil,
karena : (a) Sa’i<d Ibn Jubair adalah
periwayat yang thiqah, (b) Dia bukan periwayat mudallis, dan (c)
Dimungkinkan ada atau pernah bertemu antara
Sa’i<d Ibn Jubair dengan gurunya : Ibnu> ‘Abba<s. Dalam
biografinya dia mengatakan pernah berguru kepada Ibnu> ‘Abba<s dan dalam
biografi , Ibnu> ‘Abba<s, Sa’i<d Ibn Jubair disebutkan sebagai
muridnya dalam pembelajaran hadis.
Setelah disajikan dianalisa
data-data yang berhubungan dengan kethiqahan para periwayat yang ada
dalam sanad hadis yang diteliti, dan
data-data persambungan sanadnya, maka disimpulkan sebagai berikut
:
1. Semua
periwayat yang ada dalam sanad hadis yang berjumlah : 5 periwayat, 4 periwayat berkualitas
: thiqah.
1 periwayat berkualitas : dha’i<f
(karena dia termasuk mudallis tingkat 3)
2. Semua
periwayat masing-masing bertemu dengan periwayat yang berstatus sebagai
gurunya, dengan demikian sanadnya
muttas{il.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hadis yang diteliti sanadnya berkualitas : Dha’i<f
al-isna<d.
4. Menguji
Sha>dh-tidaknya Matan Hadis.
Pada tataran empirisnya, uji sha>dh –tidaknya matan hadis , dilakukan dengan mengkonfirmasikan teks dan atau makna hadis yang diteliti dengan dalil-dalil naqli
< ,baik yang berupa ayat-ayat al-Qur’an atau dengan hadis-hadis satu tema yang kualitas sanadnya lebih
tinggi[40].
Ketika
menghadapkan hadis dengan ayat al-Qur’an atau hadis dengan hadis yang kualitas sanadnya
lebih tinggi, harus dipastikan bahwa keduanya atau salah satunya harus tidak
dimungkinkan bisa dita’wilkan atau dikompromikan[41].
Kalau dimungkinkan untuk dita’wilkan atau dikompromikan, maka berarti
diantara keduanya tidak ada kontradiksi. Keduanya sama-sama bisa diamalkan,
karena matan hadis terbebas dari unsur shudhudh.
Hadits Jama’ shalat ghaira udzur (shalat 3 waktu) yang ditakhri<j oleh Imam Muslim<, jika dikonfirmasikan dengan
al-Qur’an,maka dapat dinyatakan sebagai berikut:
وَاقِم الصَّلَاةَ طُرُفِي النَّهَارِ وَ زُلَفًا مِنَ
الَّيْلِ اِنَّ الحَسَنَاتِ يُذْهِبنَ السَّيِّاَتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِيْنَ
Artinya: “dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang
(pagi dan petang) dan bagian permulaan malam. Perbuatan – perbuatan baik itu
untuk menghapus kesalahan kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang
selalu mengingatAllah. (QS. HUD 11:114)
Dalam ayat
tersebut bisa menjadi pegangan bahwa shalat jama’ ghaira ‘udzur itu
diperbolehkan karena dalam ayat tersebut Allah memerintahkan shalat di waktu
tiga tempat yakni awal pagi (subuh), akhir pagi (dzohor dan ashar), dan awal
malam (maghrib dan isya), dari ayat jadi jelas hadits ini tidak bertentangan
dengan al-qur’an.
Dari sajian dan analisis data di atas,
dapat disimpulkan bahwa matan hadis Jama’ shalat ghaira udzur (shalat 3 waktu)
riwayat Ibnu
‘Abba<s yang ditakhri<j oleh Imam Muslim
< di atas terbebas dari shudhudh.
5. Menguji
Mu’allal (cacat) - tidaknya Matan Hadis.
Pada tataran empirisnya, uji mu’allal (
cacat) - tidaknya matan hadis, dilakukan dengan cara yang
mengkofirmasikan hadis yang diteliti dengan dalil aqli<, apakah bertentangan
atau tidak? Kalau bertentangan dengan akal, maka matan hadisnya
berarti tidak s{ahi<h. Begitu pula sebaliknya. al-Ad{labi<
menjelaskan cakupannya yang meliputi : kontradiksi dengan akal, indera, sejarah
dan tidak menyerupai perkataan kenabian.[42]
Sejauh yang peneliti ketahui, bahwa
makna matan hadis Jama’ shalat
ghaira udzur (shalat 3 waktu) tidak bertentangan dengan dalil aqli< ,baik
akal sehat, indera, sejarah maupun ilmu pengetahuan. Bahkan
menambah seseorang semakin rajin ibadah dan mencari nafkah dan tidak
kebingungan lagi apabila mereka bekerja melewati waktu shalat. Dengan demikian
berarti bahwa hadis riwayat
Ibnu
‘Abba<s
yang ditakhri<j oleh Imam Muslim, terbebas dari illat.
Setelah dilakukan analisis terhadap matan
hadis riwayat Ibnu ‘Abba<s yang ditakhri<j oleh Imam Muslim <, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1). Matan hadis tersebut ternyata tidak shadh,
karena tidak bertentangan dengan dalil naqli<,
baik al-Qur’an maupun hadis yang kualitas sanadnya lebih tinggi.
2). Matan hadis tersebut juga tidak terkena illat,
karena tidak bertentangan dengan dalil aqli<,
baik dengan akal yang sehat, indera, sejarah , maupun ilmu pengetahuan .
Dengan demikian dapat disimpulkan matan hadis tersebut ,
berkualitas s{ahi<h al-matni.
6. Kesimpulan Penelitian Hadis Secara Parsial:
Setelah disajikan dan dianalisa
data-data yang berhubungan dengan kethiqahan para periwayat yang ada
dalam sanad hadis yang diteliti, dan
data-data persambungan sanadnya serta matan riwayat Ibnu<
‘Abba<s
yang ditakhri<j oleh Imam Muslim<, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Semua
periwayat yang ada dalam sanad hadis yang berjumlah 5 orang
periwayat, ,
4 periwayat berkualitas
: thiqah.
1 periwayat berkualitas : dha’i<f
(karena dia termasuk mudallis tingkat 3).
b. Semua
periwayat masing-masing bertemu dengan periwayat yang
berstatus
sebagai gurunya, dengan demikian sanadnya
Munfashil.
c.
Matan hadis tersebut ternyata tidak shadh,
karena tidak bertentangan dengan dalil naqli<,
baik al-Qur’an maupun hadis yang kualitas sanadnya lebih tinggi.
d.
Matan hadis tersebut juga tidak terkena ‘illat, karena tidak bertentangan dengan dalil aqli<,
baik dengan akal yang sehat, indera, sejarah , maupun ilmu pengetahuan .
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hadis riwayat Ibnu<
‘Abba<s
yang ditakhri<j oleh Imam Muslim tersebut ,
berkualitas Dha’i><f.
[2]
Ha>tim ‘A>rif
al-Shari>f, al-Tahri>j wa Dira>sah al-Asa>nid, Juz.1, 2. CD Shoftware Maktabah . Sha>milah,
Is}da>r al-Tha>ni>.
[4]
Musljm Ibn al-Hajjaj, al-Ja>mi’
al-S}ahi>h al-Musamma> S}ahi>h Muslim, Juz 1, 489, http://www.al-islam.com.
[5]
Musljm Ibn al-Hajjaj, al-Ja>mi’
al-S}ahi>h al-Musamma> S}ahi>h Muslim, Juz 1, 489, http://www.al-islam.com.
[11] Musljm Ibn al-Hajjaj, al-Ja>mi’ al-S}ahi>h
al-Musamma> S}ahi>h Muslim, Juz 1, 489, http://www.al-islam.com.
[12]
Yu<suf Ibn al-Zaqi<
Abd Rahma<n Ibn Abu< al-Hajja<j al-Mizzi<, Tahdi<b
al-Kama<l. (Bayru<t : Muassasah al-Risa<lah, 1980),Juz 32, 31. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[13]
Ibid.,Juz 32, hal.32.
[14]
Ibid.,Juz 32, hal.33.
[16]
Ibid.,Juz 27, hal.93.
[17]
Ibid.,Juz 27, hal.107.
[19]
Ibid.,Juz 26, hal.402.
[20]
Ibid.,Juz 26, hal.402.
[21]
Ibid.,Juz 10, hal.358.
[22]
Ibid.,Juz 10, hal.358.
[23]
Ibid.,Juz 10, hal.358.
[24]
Ibid.,Juz 15, hal.154.
[25]
Ibid.,Juz 15, hal.154.
[26]
Ibid.,Juz 15, hal.154.
[27] Mahmud Tahha<n, Us{u<l
al-Takhri<j ........., 218
[28] Ibn
Ha<jar, Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 2, 318. CD Shoftware
Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[29]
al-Mizzi<, Tahdhi<b al-kama<l, Juz
2, 301.. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r
al-Tha>ni>.
[30]al-Dhahabi<, al-Ka<shif fi< ma’rifati man lahu riwa<yatun
fi< al-kutub al-sittah, Juz
1, .231. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r
al-Tha>ni>.
[31] Ibn
Ha<jar, Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 2, 151. (
Su<riyah: Da<r al-Rashi<d, 1986), CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r
al-Tha>ni>.
[32]
al-Mizzi<, Tahdhi<b al-kama<l, Juz
27, 91. ( Beirut: Muassasah al-Risa<lah,1980),. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[33] al-Khuzraji, Khula<shah Tadzhi<bu
tahdzib al-kama<l, Juz
1 hal. 149.( Dar al-Basyr, Beirut), CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[39] Sulayma<n
Ibn Khalaf al-Ba<ji<, al-Ta’di<l wa al-Tajri<h, Juz 2, 802. CD Shoftware
Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[40]
Sala<h al-Din
al-Adlabi<, Manhaj Naqd al-Matan ‘Inda Ulama<’al-H{adi<th
al-Nabawi<, (Beirut: Da<r al-A<fa<q al-Jadi<dah, 1983),
.239.
[41]
Ibid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar