Kamis, 21 April 2016

KESHAHIHAN HADITS (Menjama' Shalat tanpa Udzur Syar'i)












   A.  PENDAHULUAN
       Al-Qur’an     dan hadis   merupakan sumber ajaran Islam. Al-Qur’an untuk dijadikan sumber atau dasar ajaran Islam tidak perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu, karena al-Qur’an berstatus qat{i< al-wuru>d.  Sementara hadis untuk dijadikan sumber atau dasar ajaran Islam harus dilakukan penelitian dahulu apakah benar hadis tersebut berasal dari Nabi Muhammad saw., karena hadis itu berstatus  z{anni< al-wuru>d. Meneliti suatu hadis, bukan berarti meragukan atau menguji  ke-rasul-an Nabi Muhammad saw, melainkan menguji apakah  yang dikatakan hadis Nabi saw, benar- benar  ucapan, perbuatan  dan taqri>r Nabi saw.
       Menurut Syuhudi Ismail,  ada 4 hal yang mendorong mengapa ulama' hadis melakukan penelitian terhadap hadis, yaitu: (1) Hadis sebagai sumber hukum Islam, (2)  Tidak seluruh hadis dicatat pada zaman Nabi saw, (3) Munculnya pemalsuan hadis, dan (4) Proses pembukuan hadis yang terlambat.[1]
       Keempat faktor atau alasan yang diajukan oleh Syuhudi Ismail diatas adalah beberapa alasan yang  faktual dan rasional yang mendorong  penelitian hadis untuk keperluan pengumpulan dan pembukuan hadis dalam kitab-kitab hadis. Setelah hadis-hadis tersebut terkumpulkan dan dibukukan di dalam kitab-kitab hadis, apakah hadis-hadis tersebut masih perlu dilakukan penelitian? Menurut hemat penulis, hadis –hadis tersebut masih perlu diteliti (dilakukan peenelitian).
       Ada beberapa alasan yang mendorong mengapa hadis-hadis tersebut masih perlu diteliti kembali, antara lain  sebagai berikut:
        1.      Kitab-kitab hadis itu tidak semuanya memuat hadis yang lengkap unsur-unsurnya, ada matannya, ada sanadnya dan ada mukharrijnya. Memang banyak kitab hadis  yang memuat hadis yang lengkap unsur-unsurnya, tetapi juga ada tidak sedikit kitab hadis yang memuat hadis hanya matannya saja, sanad dan bahkan mukharrijnya tidak. ada. Hadis yang terdapat dalam kitab yang demikian itu, tidak bisa diteliti untuk ditentukan kualitasnya.
           2.      Kebanyakan hadis-hadis yang dimuat dalam kitab-kitab hadis, baru diteliti sanadnya saja. Itupun yang diteliti hanya kualitas periwayatnya saja,  kualitas persambungan sanadnya tidak ditelti. Sedangkan kualitas matannya juga belum dianalisis/diteliti.
            3.      Semua hadis yang dimuat dalam kitab-kitab hadis itu, baru diteliti secara parsial atau satu sanad saja, belum ada yang diteliti secara simultan atau multi sanad. Pada hal hasil kesimpulan penelitian hadis satu sanad, berbeda dengan hasil kesimpulan penelitian hadis dengan seluruh sanadnya secara bersama-sama.
         4.      Hadis --setelah diteliti dan /diperoleh hasil berkualitas sahih--- perlu diamalkan dalam kehidupan nyata. Untuk  mengamalkan hadis  harus dilakukan fiqh al-hadi<th nya terlebih dahulu. Upaya memahami matan hadis hanya dari satu sanad saja adalah tidak memadai, karena kebanyakan  periwayatan hadis itu riw<ayah bi al-makna<. Oleh karena itu, matan yang mau dipahami  perlu dipersandingkan  dengan matan lain  dari sanad lain yang satu  tema untuk dipahami secara bersama-sama.  
       Atas dasar beberapa persoalan tersebut di atas, penelitian hadis secara simultan merupakan suatu kebutuhan mendesak untuk keperluan penelitian hadis.
       Dilihat dari segi isi-kandungannya, hadis Nabi saw ada yang dikategorikan : hadis ahkam, hadis akhlaq dan hadis tarbawi>. Kumpulan hadis ahkam, seperti kitab Bulu>gh al-Mara>m, karya : Ibn Hajar al-Asqalani>, dan kumpulan hadis akhlaq, seperti kitab Riyad} al-S}a>lihi>n karya : al-Nawa>wi> dan kumpulan hadis tarbawi>, seperti kitab T}uhfah al-Mawdu>d bi Ahka>m al-Mawlu>d karya : Ibn al-Qayyi>m al-Jawziyyah.
   B.   TAKHRI<J AL-HADI<TH
          Secara etimologis,kata”takhri>j” berarti : الاظهار والابراز   menampakkan[2]. Secara terminologis, takhri<j didefinisikan sebagai berikut:
Takhri>j adalah :
عزو الحديث إلى مصادره الأصلية المسندة ، فإن تعذرت فإلى الفرعية المسندة ، فإن تعذرت فإلى الناقلة عنها بأسانيدها ، مع بيان مرتبة الحديث غالباً
       Penelusuran hadis ke dalam sumber (kitab) aslinya yang memiliki sanad lengkap, bila berhalangan, maka penelusuran ke dalam kitab  cabangnya, dan bila berhalangan, maka ke dalam kitab yang menukilnya yang lengkap sanadnya, disertakan penjelasan kualitas hadisnya.[3]
         Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, takhri>j al-hadi>th adalah penelusuran hadis ke dalam kitab aslinya—kitab hadis yang dikumpulkannya dari usaha mencari sendiri kepada penghafalnya--yang mempunyai sanad lengkap,dan biasanya di dalam kitab  itu disertakan penjelasan tentang kualitas hadisnya. Itu jika ada. Jika tidak ada, maka penelusuran hanya sampai pada mendapatkan matan hadis  yang lengkap dengan sanadnya saja.
          Penelusuran ini dilakukan untuk mendapatkan hadis utama, hadis-hadis tawa<bi’nya dan hadis-hadis shawa<hidnya.
    1.    Hadis Utama :
Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s  yang ditakhri>j oleh al-Muslim[4]
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ (رواه مسلم)   
   Telah menceritakan kepada kami Yahya Ibn Yahya katanya; Aku pernah menyetorkan hapalan kepada Ma>lik dari Abu> Zubair dari Sa’i>d Ibn Jabir dari Ibnu Abba>s katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat zhuhur dan ashar semuanya, dan antara Maghrib dan Isya' semuanya bukan karena ketakutan dan tidak pula ketika safar." (HR. Muslim)
       1.      Hadis Tawa<bi’nya :
Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s  yang ditakhri>j oleh al-Muslim:
و حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ وَعَوْنُ بْنُ سَلَّامٍ جَمِيعًا عَنْ زُهَيْرٍ قَالَ ابْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا بِالْمَدِينَةِ فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ قَالَ أَبُو الزُّبَيْرِ فَسَأَلْتُ سَعِيدًا لِمَ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَالَ سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرِجَ أَحَدًا مِنْ أُمَّتِهِ (رواه مسلم)[5]
Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s  yang ditakhri>j oleh Abu< Da<wu>d[6]:
حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ قَالَ مَالِكٌ أَرَى ذَلِكَ كَانَ فِي مَطَرٍ قَالَ أَبُو دَاوُد وَرَوَاهُ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ نَحْوَهُ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ وَرَوَاهُ قُرَّةُ بْنُ خَالِدٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ قَالَ فِي سَفْرَةٍ سَافَرْنَاهَا إِلَى تَبُوكَ (رواه ابو داود)
Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s  yang ditakhri>j oleh Ahmad:
حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ قَالَ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ زَيْدٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ بِالْمَدِينَةِ فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ قِيلَ لِابْنِ عَبَّاسٍ وَمَا أَرَادَ إِلَى ذَلِكَ قَالَ أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ (رواه احمد)[7]
Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s  yang ditakhri>j oleh Imam Ma>lik[8]:
حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ قَالَ مَالِك أُرَى ذَلِكَ كَانَ فِي مَطَرٍ (رواه امام مالك)
Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s  yang ditakhri>j oleh al Nasa>’i >:
أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا مِنْ غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ( رواه النسائي)[9]

Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s  yang ditakhri>j oleh al-T}irmidhi>[10]:
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَبَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ بِالْمَدِينَةِ مِنْ غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ قَالَ فَقِيلَ لِابْنِ عَبَّاسٍ مَا أَرَادَ بِذَلِكَ قَالَ أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ ابْنِ عَبَّاسٍ قَدْ رُوِيَ عَنْهُ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ رَوَاهُ جَابِرُ بْنُ زَيْدٍ وَسَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ شَقِيقٍ الْعُقَيْلِيُّ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرُ هَذَا (رواه الترمذي)

C.   ANALISIS PARSIAL  
   1.    Penelitian Sanad
  
      a.    Redaksi Hadis Lengkap dengan Sanadnya:
Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s  yang ditakhri>j oleh al-Muslim
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ (رواه مسلم)[11]
   Telah menceritakan kepada kami Yahya Ibn Yahya katanya; Aku pernah menyetorkan hapalan kepada Ma>lik dari Abu> Zubair dari Sa’i>d Ibn Jubair dari Ibnu Abba>s katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat zhuhur dan ashar semuanya, dan antara Maghrib dan Isya' semuanya bukan karena ketakutan dan tidak pula ketika safar." (HR. Muslim)
     b.    Bagan Sanad Hadits

Rasu<l Alla<h saw
Ibnu ‘Abba>s 
Sa’i>d Ibn Jubai>r
Abu> al-Zubai>r Ibn al-Maki>
Ma<lik
Yahya Ibn Yahya
Muslim
                 c.    Biografi para periwayat dalam Sanad

Dalam sanad hadits diatas terdapat 5(lima) periwayat, yaitu: 1).Yahya Ibn yahya 2). Ma<lik 3). Abu< al-Zubai<r Ibn al-Maki< 4).Sa’i<d Ibn Jubai<r  5). Ibnu ‘Abba<s

1)   Yahya Ibn Yahya
a). Nama lengkapnya :
Yahya Ibn Yahya Ibn Bakr Ibn Abd al-Rahma<n al-Tami<mi< al-Handzali< Abu< zakariya< al-Ni<sa<bu<ri[12]<.
b). Guru – gurunya:

Diantara Guru-gurunya sebagai berikut :

Ibra<hi<m Ibn Isma<i<l al-Sha<igh, Ibra<hi<m Ibn Sa’ad al-Zuhri<, Azhar Ibn Sa’ad al-Sima<n, Isma<i<l Ibn Ja’far al-Madini<, Isma<i<l Ibn ‘Ilyah, Isma<i<l Ibn ‘Iya<s, Abi< Dhamrah Anas Ibn ‘Iya<dh, Bisr  Ibn al-Mufadhal, Baqiyah Ibn al-Wali<d, Bakr Ibn Mudar al-Mudri<, Tali<d Ibn Sulaima<n, Jari<r Ibn ‘Abd al-Hami<d, Ja’far Ibn Sulaima<n al-Dhab’i<, Abi< Qada<mah al-Ha<rits Ibn ‘Abi<d al-Ayaadi<, Hija<j Ibn Muhammad al-A’war, Hafsh Ibn Ghia<s al-Nakha'i< Hamma<d Ibn Zaid Hamma<d Ibn Salamah, Humaid Ibn ‘Abd al-Rahma<n al-Rua<si<, Kha<rijah Ibn Mush’ab al-Khora<sa<ni<, Kha<lid Ibn Abdulla<h Al-Wa<sa<ti<, Da<ud Ibn Abd al-Rahma<n al-Atta<r, Abi< Khaitsamah Zuhair Ibn Mua<wiyah Alja’fi<, Sa’i<d Ibn ‘Abd Jabba<r al-Zubaidi<, Sa’i<r Ibn al-Khumas al-Tami<mi< Sufian Ibn ‘Uyaynah, Sulaye<m Ibn Akhdhar, Sulaima<n Ibn Bila<l, Abi< al-Ahwash, Sala<m Ibn Sulayem, Syu’aib Ibn Razi<q al-Sya<mi<, Sha<lih al-Marri<, ‘Ubba<d al-Mahlabi<, ‘Ubba<d Ibn al-Awwa<m, Abi< Zabi<d Abutr Ibn al-Qa<sim, Abdulla<h Ibn Ja>far Al-Makhrami<, Abdulla<h Ibn Raja<a al-Makki<, Abdulla<h Ibn al-Muba<rak, Abi< Alqamah ‘Abdulla<h Ibn Muhammed al-Farawi<, Abdulla<h Ibn Nami<r, Abdulla>h Ibn Wahab al-Misri<, Abdulla<h Ibn Yahya Ibn Abi< Katsir<, Abi< Yahya Abd al-Hami<d Ibn Abd Rahma<n al-Hama<ni<, Abd Rahma<n Ibn Abi< al-Zuna<d, Abd Rahma<n Ibn Mahdi, Abd Rahma<n Ibn Abi< al-Mawa<li, Abd Azi<z Ibn Abi< Hazim, Abd Azi<z Ibn al-Ra<bi> 'Ibn Sabrah, Abd Azi<z Ibn Muhammad al-Dara<wardi<, Abd Wahi<d Ibn Ziya<d, Abd al-Waris Ibn Sa’i<d, ‘Ubaidullah Ibn Iya<d Ibn Luqaid, ‘Ali< Ibn ‘Umar Ibn ‘Ali< al-Maqdami<, Fadhi<l Ibn ‘Aya<dh, al-Laith Ibn Sa’ad, Ma<lik Ibn Anas, Muhammad Ibn Tsa<bit al-Abdi<, Abi< Mu’a<wiyah Muhammad Ibn Kha<zim al-Dha<ri<r, Muhammad Ibn Muslim al-Tha<ifi<, Muslim Ibn Kha<lid al-Zanbi<, Mua<wiyah Ibn Sala<m Ibn Abi< Sala<m al-Absyi<, Mua<wiyah Ibn Abd al-Kari<m al-Dha<li<, Mu’a<wiyah Ibn Amma<r al-Dahni<, Mu’tamar Ibn Sulaima<n, al-Mughirah Ibn Abd Rahma<n al-Haza<mi<, Musa Ibn A’yan al-Juzri<, Husyaim Ibn Bashi<r, Abi< ‘Awa<na al-Wihda<h Ibn ‘Abdulla<h, Waki<’ Ibn al-Jura<hi, Yahya Ibn Zakaria> Ibn Abi< Za<idah, Yahya Ibn Sali<m al-Tha<ifi<, Abi< ‘Aqi<l Yahya Ibn al-Mutawakkil, Abi< al-Mahya<h Yahya Ibn Yu’la> al-Taymî<, Yazi<d Ibn Zari<’, Yazi<d  Ibn al-Muqadda<m Ibn Syari<’, Yazi<d Ibn Ha<ru<n, Abi< Mu’syar Yu<suf Ibn Yazi<d al-Bara<, Yu<suf Ibn Yaku<b Al-Ma<<jasyu<n, Abi< Bakar Ibn Sya’ib al-Habhab, Abi< Bakar Ibn Ayya<sy[13]
c). Murid – muridnya

Diantara murid-muridnya sebagai berikut :

Bukha<ri<, Muslim, Ibra<hi<m Ibn ‘Abdulla<h al-Sa’adi, Ibra<hi<m Ibn ‘Ali< al-Dzahli<, Abu< al-Azhar Ahmad Ibn al-Azhar, Ahmad Ibn Hafsh Ibn Abdulla<h al-Salmi<, Ahmad Ibn Salamah al-Ni<sa<bu<ri<, Ahmad Ibn Yu<suf al-Salmi<, Isha<q Ibn Ra<hawayah, Isma<’i<l Ibn Isha<q al-Tsaqafi< al-Sira<j, J’a\far Ibn Muhammad Ibn al-Hussein, Hussein Ibn Mansu<r al-Salmi<, Salamah Ibn Syabi<b al-Ni<sa<bu<ri<, ‘Abdulla<h Ibn Abd Rahma<n al-Da<rami<, Ubaidullah Ibn Fudha<lah Ibn Ibra<hi<m al-Nisa<i>, ‘Ushmah Ibn Ibra<hi<m al-Ni<sa<bu<ri<, ‘Ali< Ibn Salamah al-Labki<, ‘Ali< Ibn ‘Asam al-A<miri<, al-Fadl Ibn Ya\ku<b al-Rukha<mi<, Muhammad Ibn Aslam al-Tusi, Muhammad Ibn Ra<f>I al-Qusyairi, Muhammad> Ibn ‘Abd al-Sala<m Ibn Basya<r al-Wara<q, Abu< Ahmad Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahha<b al-Fara<a, Muhammad Ibn Yahya al-Dzahli<, Yahya Ibn Muhammad Ibn Yahya al-Dzahli<, Ya’qu<b Ibn Sufya<n al-Fa<risi<. [14]

             2)   Ma<lik

a)    Nama lengkapnya :

Ma<lik Ibn Anas Ibn Ma<lik Ibn Abi> ‘A<mir Ibn ‘Amr al-Ashbahi< al-Humairi<, Abu< ‘Abdulla<h al-Madani< al-Faqi<hi (Ima<mu Da<rul al-Hijrah)[15]

b)   Guru – gurunya:

Diantara guru-gurunya sebagai berikut:

Ibra<hi<m Ibn Abi< Ablah al-Maqdisi<, Ibra<hi<m Ibn ‘Aqbah, Isha<k Ibn ‘Abdulla<h Ibn Abi< Talhah, Isma<i>l Ibn Abi< Haki<m, Ayu<b Abi< Tamimah al-Sakhtiya<ni<, Ayu<b Ibn Habi<b al-Zuhri<, Tsu<r Ibn Zaid al-Di<li<, Jafar Ibn Muhammad al-Sa<diq, Hami<d Ibn Qais al-Makki al-A’raj,  Hami<d al-Thawi<l, Khabi<b Ibn Abd Rahma<n, Dawu<d Ibn al-Husain, Rabiyah Ibn Abi< ‘Abd Rahma<n,  Ziya<d Ibn Abi< Ziad budak Ibn ‘Abbas, Ziya<d Ibn Sa'ad,  Zaid Ibn Aslam, Zaid Ibn Abi< Anisah, Zaid Ibn Rab\a<h, Sa<lim Abi al-Nadr,  Sa’ad Ibn Isha<q Ibn Ka'ab Ibn ‘Ujrah, Sa’id Ibn Abi< Sa’id al-Maqbari, Sa’id Ibn ‘Amr Ibn Syurahbi<l Ibn Sa’id Ibn Sa’ad ‘ibadah, Abi< Ha<zim Salamah Ibn Dinar al-Madani;< budak yang dibebaskan oleh Abi< Bakar Ibn ‘Abd Rahma<n Ibn al-Ha<rits Ibn Hisyam, Suhail Ibn Abi< Sha<lih, Syari<k Ibn ‘Abdulla<h Ibn Abi< Namr, Sha<lih Ibn Ki<sa<n, Safwa<n Ibn Sulaim,  Shifa} budak Abi< Ayyu<b, Damrah Ibn Sa’i<d al-Ma<zani<, Thalhah Ibn ‘Abd al-Ma<lik al-aala, ‘A<mir Ibn ‘Abdulla<h Ibn al- Zubair, ‘Abdulla<h Ibn Abi< Bakr Ibn Muhammad Ibn 'Amr Ibn Hazm, ‘Abdulla<h Ibn Dina<r, Abi< al-Zina<d ‘Abdulla<h Ibn Dzakwa<n, ‘Abdulla<h Ibn ‘Abdulla<h Ibn Jabi<r Ibn ‘Ati<k, Abi< Thawa<lah ‘Abdulla<h Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Mu’ammar, ‘Abdulla<h; mengatakan: ‘Ubaidullah Ibn Abdul Rahma<n, mengatakan: Adalah Ibn Abi< Dzuba<b, ‘Abdulla<h Ibn Fadl al-Ha<shimi<, ‘Abdulla<h Ibn Yazi<d Ibn Harmaz, ‘Abdulla<h Ibn Yazi<d budak al-Aswad Ibn Sufya<n, ‘Abd Rab\ah Ibn Sa’id al-Ansa<ri<, ‘Abdul Rahma<n Ibn Harmalah al-Aslami<, ‘Abdul Rahma<n Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Abi< Sha’sha’ah, ‘Abdul Rahma<n Ibn al-Qa<sim Ibn Muhammad Ibn Abi< Bakr al-Shidi<q, ‘Abdul Kari<m Ibn Ma<lik al-jazri<, Abi< Umayyah ‘Abdul Kari<m Ibn Abi al-Mukha<riq al-Bashr, ‘Abdul al-Maji<d Ibn Suhail Ibn ‘Abd Rahma<n Ibn ‘Au<f, ‘Ubaidullah Ibn Abi< ‘Abdulla<h al-A’ra\, ‘Atha<a al-Khura<sa<ni<, ‘Alqamah Ibn Abi< ‘Alqamah,  ‘Amr Ibn Abi< ‘Amr Maula\ al-Muthallib, ‘Amr Ibn Muslim Ibn  ‘Uma<rah Ibn Aki<mah al-Li<tsi<, ‘Amr Ibn Yahya Ibn ‘Uma<rah al-Ma<zini<, al-‘Ala<a Ibn ‘Abdul Rahma<n Ibn Ya’ku<b, al-Fadhi<lah Ibn Abi< ‘Abdulla<h, Qathn Ibn Wahab, Katsi<r Ibn Zaid al-Islami<, Katsi<r Ibn Farqad, Muhamad Ibn Abi< Uma<mah Ibn Sahl Ibn Hani<f, Muhammad Ibn Abi< Bakr al-Tsaqafi<,  Muhammad Ibn Zaid Ibn al-Muha<jir Ibn Qanfadz, Muhammad Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Abi< Sha’sha’ap, Abi< al-Aswad Muhammad Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Naufal, Abi< al-Rija<l Muhammad Ibn ‘Abd al-Rahman al-Ansa<ri>, Muhammad Ibn ‘Amr Ibn Halhalah, Muhammad Ibn Muslim Ibn Shiha<b al-Zuhri<, Muhammad Ibn al-Munkadir, Muhammad Ibn Yahya Ibn Habba<n, Makhazamah Ibn Sulaima<n, Muslim Ibn Abi< Marym, al-Masu<r Ibn Rafa<’ah al-Qurazhi, Musa Ibn Abi< Tami<m, Musa Ibn ‘Aqbh, Musa Ibn Maysarah maula Bani< al-Dail, Pamannya Abi< Suhail Na<fi’ Ibn Ma<lik, Na<fi’ maula\ Ibn ‘Umar, Nua’im Ibn ‘Abdulla<h al-Majmar, Ha<shim Ibn Ha<shim Ibn ‘Utbah Ibn Abi< Waqa<sh , Hisyam Ibn ‘Arwah, Hila<l Ibn Abi< Maimu<nah, Wahab Ibn Ki<sa<n, Yahya Ibn Sa’id al-Ansha<ri>,  Yazi<d Ibn Ru<ma<n, Yazid Ibn Ziya<d Ibn Abi< Ziya<d Ibn maula Ibn ‘Ayya<sy, Yazi<d Ibn ‘Abdulla<h Ibn Khashi<fah, Yazi<d Ibn ‘Abdulla<h Ibn Qsi<t, Yazi<d Ibn ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<d, Yu<nus Ibn Yu<suf Ibn Ham\a<s, Abi< Bakr Ibn ‘Umar Ibn ‘Abdul Rahma<n Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Umar Ibn al-Khatta<b ,  Abu Bakr Ibn Na<fi\ Maula Ibn ‘Umar, Abi< al-Zubair al-Makki<,  Abi< ‘Ubaid Haa<jib, Sulaima<n Ibn ‘Abdul Ma<lik, Abi< Laili< Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Sahl al-Ansha<ri>, ‘A<isyah Ibnt Sa’ad Ibn Abi< Waqa<s[16].
c)    Murid-muridnya

Diantara murid-muridnya sebagai berikut :

Ibra>hi<m Ibn Tahma<n, Ibra<hi<m Ibn ‘Abdulla<h Ibn Quraim al-Ansa<ri< Qadhi< al-Madi<nah, Ibra<hi<m Ibn ‘Umar Ibn Abi< al-Wazi<r, Abu< Hudza<fah Ahmad Ibn Isma<i>l al-Sahmi<, Abu< Mus’ab Ahmad Ibn Abi< Bakr al-Zuhri<, Ahmad Ibn ‘Abdulla<h Ibn Yu<nus, Isha<q Ibn Sulaima<n al-Ra<zi>, Isha<q Ibn  ‘I<sa Ibn al-Thaba<’a, Isha<q Ibn Muhammad al-Farawi<, Isma<i>l Ibn Abi< Uwais, Isma<i>l Ibn ‘Ulyah, Isma<i>l Ibn Mu<sa al-Fazari, Ibn Asyhab Ibn ‘Abdul Azi<z, Basyr Ibn ‘Umar al-Zahra<ni<, Juwairiyah Ibn Asma<a, Habi<b Ibn Abi Habi<b, al-Hussein Ibn al-Wali<d al-Ni<sa<bu<ri>, Hamma<d Ibn Mas’adah, Kha<lid Ibn ‘Abdul Rahma<n al-Khara<sa<ni<, Kha<lid Ibn Mukhallad al-Qathawa<ni<, Khalf Ibn Hisya<m al-Baza<r,  Da<wud Ibn ‘Abdulla<h Ibn Abi< al-Karam al-Ja’fari>, ZaabaIbn ‘Ama<mah al-Sahmi<, Ru<h Ibn ‘Iba<dah, Za<fir Ibn Sulaima<n, Zaid Ibn al-Huba<b, Zaid Ibn Abi< al-Zarqa<a, Zaid Ibn Yahya Ibn ‘Ubaid al-Damaskus, Sa’id Ibn al-Hakm Ibn Abi< Maryam, Sa’id Ibn Da<ud al-zenbera, Sa’id Ibn ‘Amr Ibn al-Zubair Ibn 'Amr Ibn' Amr Ibn al-Zubair al-Zubairi, Sa’id Ibn Katsi<r Ibn ‘Afeer, Sa’id Ibn Mansu<r, Sufya<n al-Tsu<ri<, Sufia<n Ibn ‘Uyainah, Abu< Qutaibah Salm Ibn Qutaibah, Salamah Ibn al-‘Iya<r, Suwaid Ibn Sa’id, Syu’bah Ibn al-Huja<j, Syu'aib Ibn Harb, Abu< ‘A<shim al-Dahha<k Ibn Mukhallid, ‘Abdulla<h Ibn Idri<s, ‘Abdulla<h Ibn al-Jura<h al-Qahsta<ni>, ‘Abdulla<h Ibn Raja<a al-Makki, ‘Abdulla<h Ibn ‘Abdul Wahab al-Ahadjba, ‘Abdulla<h Ibn al-Muba<rak, ‘Abdulla<h Ibn Muhammad al-Nafi<li<, ‘Abdulla<h Ibn Muslimah al-Qa’nabi>, ‘Abdulla<h Ibn Na<fi’ al-Zubairi, ‘Abdulla<h Ibn Na<fi’ al-Sha<igh, ‘Abdulla<h Ibn Wahab, ‘Abdulla<h Ibn Yu<suf al-Tinaysa, ‘Abdul A’la\ Ibn Hamma<d al-Narsi<, Abu< Mas-har Abdalaaly Ibn Mas-har al-Ghassa<ni, ‘Abd al-Rahma<n Ibn 'Amr al-Awza’i, ‘Abdul Rahma<n Ibn Ghazwa<n (Abi< Nu<h), ‘Abdul Rahma<n Ibn al-Qa<sim al-Mashri<, Abdul Rahma<n Ibn Mahdi<, ‘Abdul Azi<z Ibn ‘Abdulla<h al-Uwais, ‘Abdul Malk Ibn Abd al-Azi<z Ibn Juraij, ‘Abdul Ma<lik Ibn Abdul Aziz Ibn al-Majhun, ‘Utbah Ibn ‘Abdulla<h al-Marwazi<, ‘Utsman Ibn ‘Umar Ibn Fa<ris, ‘Uqbah Ibn Kha<lid al-Suku<ni<, ‘Ali< Ibn al-Ja'd, Abu< Nuaim al-Fadl Ibn Deakin, al-Qas<im Ibn Yazi<d al-Jarami<, Qutaibah Ibn Sa’id al-Balkhi, Ka<mil Ibn Thalhah al-jehdra, Laits Ibn Kha<lid al-Balkhi, Laits Ibn Sa'ad, Muhammad Ibn Idri<s al-Syafi'i, Muhammad Ibn Khalid Ibn ‘Utsamah, Muhammad Ibn Sulaima<n Ibn Abi< Da<wud al-Harra<ni>, Abu< Lubaid Muhammad Ibn Ghia<s al-Sarjasi<, Muhammad Ibn Muslim Ibn Shiha<b al-Zuhri<, Abu< Ghassa<n Muhammad Ibn Yahya al-Kana<ni>, Mus’ab Ibn ‘Abdulla<h al-Zubairi, Muthrif Ibn ‘Abdulla<h  al-Yasa<ri>, Muawiyah Ibn Hisya<m al-Qasha<ru<, Mu’alla Ibn Mansu<r al-Ra<zi, Ma’an Ibn ‘I<sa al-Kaza<z, Makki Ibn Ibra<hi<m al-Balkhi<, Mansu<r Ibn Abi< Muza<him, Mu<sa Ibn A’yan al-Jazri<, al-Nu'man Ibn ‘Abd al-Sala<m al-Asbahani, Hisya<m Ibn ‘Ubaidullah al-Ra<zi>, Hisya<m Ibn ‘Am\ma<r al-Damaskus, Warqa<a Ibn ‘Umar al-Yusykari<, Waki<>’ Ibn al-Jarh, al-Wali<d Ibn Muslim,  Wahab Ibn Khalid, Yahya Ibn Ibra<hi<m Ibn Abi Qutailah, Yahya Ibn Ayyu<b al-Masri, Yahya Ibn Zakaria> Ibn Abi< Za<idah,  Yahya Ibn Sa’id al-Ansha<ri,  Yahya Ibn Sa’id al-Qattan, Yahya Ibn ‘Abdulla<h Ibn Bakir, Yahya Ibn Abi< ‘Umar al-‘Adni\>, Yahya Ibn Qza’ah, Yahya Ibn Yahya al-Andalusia, Yahya Ibn Yahya al-Ni<sa<bu<ri>, Yazi<d Ibn ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<d, Yu<nus Ibn ‘Ubaidullah al-‘Amiri, Abu < Naba<tah Yu<nus Ibn Yahya al-Madani<, Abu< Isha<q al-Faza<ri>, Abu ‘A<mir al-‘Uqdah, Abu< ‘Ali al-Hanafi, Abu al-Walid al-Thayaalisi[17].

         3)   Abi< al-Zubair al-Makki
a)    Nama lengkapnya:
Muhammad Ibn Muslim Ibn Tadris al-Qurasy< al-Asady, Abu< al-Zubair al-Makki[18].<
b)   Guru-gurunya

Diantara guru-gurunya sebagai berikut :

Ja<bir Ibn ‘Abdulla<h, Dzakwa<n Abu< Sha<lih al-Sima<n, Sa’id Ibn Jubair, Sufya<n Ibn Abdul Rahma<n al-Tsaqafi>, Sha<lih Abi< al-Khali<l, Safwa<n Ibn ‘Abdulla<h Ibn Safwa<n, Tha<wu<s Ibn Ki<sa<n,  Abi< al-Thafi<l A<mir Ibn Waa<tsilah, ‘Abdulla<h Ibn Ba<ba<h, ‘Abdulla<h Ibn al-Zubair, ‘Abdulla<h Ibn Salamah, ‘Abdulla<h Ibn Abi< Salamah al-Ma<jasyu<n, ‘Abdulla<h Ibn Damrah, ‘Abdulla<h Ibn Abba<s, ‘Abdulla<h Ibn Umar Ibn al-Khata<b, ‘Abdulla<h Ibn Amr Ibn al-Aa<sh, Abdul Rahma<n Ibn al-Sha<mat, Ibn al-Hudha<dh al-Du<si Ibn Abi< Hurairah, Abdul Rahma<n Ibn Harmuz al-A’raj, ‘Ubaid Ibn ‘Umair al-Laitsi, Uday Ibn Udai al-Kanada, Ata<a Ibn Abi< Raba<h, Ikrimah maula\ Ibn Abba<s, Ali> Ibn ‘Abdulla<h al-Azdi< al-Baraqy<, Amr Ibn Shuaib, lebih muda dari dia tapi dia meninggal sebelum dia, Aun Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Utbah, Muhammad Ali< al-Hanafi, Na<fi Ibn Jubair Ibn Muth’am, Yahya Ibn Ju’dah Hubayrah, Abi< al-Qamahah maula\ Bani< Ha<syim, Abi< Ma’bad maula\ Ibn Abba<s, Ibn Ka'ab Ibn Ma<lik, Aisyah Ummul Mukmini<n[19].

c)    Murid-muridnya

Diantara murid-muridnya sebagai berikut :

Ibra<hi<m Ibn Isma<i>l Ibn Mujma’ al-Ansha<ri>, Ibra<hi<>m Ibn Thahma<n, Ibra<him< Ibn Maimu<n al-Shaighi>, Ibra<hi<m Ibn Yazi<d al-Khuzi<, al-Ujlah Ibn ‘Abdulla<h al-Kindy>, Isma<i>l Ibn Umay\yah al-Qurashi>, Isma<i>l Ibn ‘Abdul Ma<lik Ibn Abi< al-Shapi<r<a, Isma<i>l Ibn Muslim al-Makki>, Asy’at Ibn Suwa<r al-Kindy>, Ayman Ibn Na<bil  al-Makky, Ayu<b al-schtiyanj, Tsu<r Ibn Yazi<d al-Hamsi<, Ja<bir Ibn Yazi<d al-ja’fi>, Huja<j Ibn Urtha<h al-Nakha'i, Huja<j Ibn Huja<j al-Baa<hili, Huja<j Ibn Abi< ‘Usma<n al-Shawa<f, Harb Ibn Abi< al-‘A<li<yah al-Basri<, al-Hasan Ibn Abi< Ja'far al-Jafari<, al-Hasan Ibn 'Amr al-Fiqi<ma, al-Hussein Ibn Wa<kid al-Marwazi<, Hamma<d Ibn Salamah, Hamzah Ibn Abi< Hamzah al-Nasaba, Kha<lid Ibn Yazi<d al-Misri, Khadda<sy Ibn Ayya<sy al-‘Abdi<, Khahsi<f Ibn ‘Abdul Rahma<n al-Jazari<, Khair Ibn Nu’aim al-Hadrami<, Da<ud Ibn Abi> Hind, al-Rabi’ Ibn Badr al-Sa’adi>, Zakaria< Ibn Isha<k al-Makki, Abu< Khaitsamah Zuhair Ibn Mu’a<wiyah  al-jafi<, Zaid ibn Abi> Ani<sah, Sufya<n al-Tsuri<, Sufya<n Ibn ‘Uyaynah, Salamah Ibn Kahi<l, Sulaima<n al-A’masy, Syu’bah Ibn al-Hujaj, ‘Abdulla<h Ibn ‘Utsma<n Ibn Khatsi<m, ‘Abdulla<h Ibn ‘Aun, ‘Abdulla<h Ibn Lahi<'ah , ‘Abdulla<h Ibn al-Muammal al-Makhzumi<, ‘Abd Rabbah Ibn Sa’id al-Ansha<ri>, ‘Abdul Rahma<n Ibn Humaid Ibn ‘Abdul Rahma<n al-Rua<si>, Abu> Syuraih ‘Abdul Rahma<n Ibn Syuraih, ‘Abdul Rahma<n Ibn Namra<n al-Hujra, ‘Abdul Azi<z Ibn al-Rabi<’ al-Baa<hili, ‘Abdul Kari<m Abu< Umayah  al-Basri, ‘Abdul Ma<lik Ibn Juraij, ‘Abdul Ma<lik Ibn Abi> Sulaima<n al-‘Aerzmi, ‘Ubaidullah Ibn al-Akhans, ‘Ubaidullah Ibn Abi> Zia<d al-Qudah, Ubaidullah ibn ‘Umar al-‘Umari, ‘Uzrah Ibn Tsa<bit al-Ansha<ri, ‘Ata< Ibn Abi> Raba<h, ‘Amar al-Dahni , ‘Umarah Ibn ‘Uzyah al-Ansha<ri, ‘Umar Ibn Zaid al-Shan'aa<ni, ‘Amr Ibn al-Harits al-Misri, ‘Aya<dh Ibn ‘Abdulla<h al-Fihri>, Qarrah Ibn Kha<lid al-Sudu<sa, Qarrah Ibn ‘Abdul Rahma<n Ibn Ahioial, Laits Ibn Sa’ad al-Misri, Laits Ibn Abi> Sulaim, Laits Ibn Ki<sa<n al-‘Abdi, Ma<lik Ibn Anas, Muhammad Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Abi< Layla, Muhammad Ibn ‘Ubaidullah al-‘Aerzmi, Muhammad Ibn ‘Ajla<n, Muhammad Ibn Muslim Ibn Syiha<b al-Zuhri, Ma’sar Ibn Kda<m, Mathr al-Warra<q, Muawiyah Ibn ‘Amma<r al-Dahni, Ma’ql Ibn Ubaidullah al-Jujr, al-Mughirah Ziya<d al-Mushli, al-Mughirah Ibn Muslim al-Sira<j, Mu<sa Ibn ‘Uqbah, Mu<sa ibn Muslim Ruma<n, Hisya<m Ibn Sa’ad, Hisya<m Ibn Abi< ‘Abdulla<h al-dstoaii, Hisyam Ibn ‘Urwah, Hisyam Ibn Bashir, Wa<shil maula Abi> Uyaynah, Abu< ‘Awa<nah al-Wihdhah Ibn ‘Abdulla<h, Yahya Ibn Sa’id al-Ansha<ri, Yazi<d Ibn Ibra<hi<m al-Tistri>, Yazi<d Ibn ‘Auf al-Syami , Ya’la ibn ‘Ata al-‘A<miri, Abu< Ahmad Ibn ‘Ali> al-Kala<’i>[20].

              4)   Sa’id Ibn Jubair
a)    Nama lengkapnya:
Sa’id Ibn Jubair Ibn Hisyam al-Asadi> al-Wa<labi>, Abu> Muhammad, Abu> ‘Abdullah al-Ku<fi[21]>.
b)   Guru-gurunya:

Diantara guru-gurunya sebagai berikut :

Anas Ibn Ma<lik, al-Dhaha<k Ibn Qais al-Fahri>, ‘Abdullah Ibn al-Jubair, ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s, ‘Abdulla<h Ibn ‘Umar Ibn al-Khatha<b, ‘Abdulla<h Ibn Maghfal, ‘Adi Ibn Ha<tim, ‘Amr Ibn Maimu<n al-Audi>, Abi> Sa’id al-Khudri>, Abi< ‘Abd al-Rahma<n al-Silm, Abi> Mas’ud al-Ansha<ri>, Abi> Mu<sa al-Asy’ari>, Abi> Hurairah, ‘Aisyah[22].

c)    Murid-muridnya:

Diantara murid-muridnya sebagai berikut :

A<dam Ibn Sulaima<n ayah Yahya Ibn A<dam, Aslam Ibn al-Manqari>, Asy’ats Ibn  Abi> al-Sya'tsa>, Ayfa’, Ayu<b al-Schtiya<n, Bukair Ibn Shiha<b, Tsa<bit Ibn ‘Ajla<n, Abu> al-Miqdaa<m Tsabit Ibn Hormuz al-Hada<d, Ja’far Ibn Abi> al-Mughirah, Abu> Basyr Ja’far Ibn Abi> Wahsyiyah, Habi<b Ibn Abu> Tsabit, Habi<b Ibn Abi> ‘Amrah, Hassa<n Ibn Abi> al-Asyras, Hushain Ibn ‘Abd al-Rahma<n, al-Hakm Ibn ‘Utaibah, Hamma<d Ibn Abi> Sulaima<n, Hanzhalah Ibn Abi> Hamzah, Khasi<f Ibn ‘Abdul Rahma<n al-Jazari<, Dazr Ibn ‘Abdulla<h al-Hamda<ni>, Dzakwaa<n Abu> Shalih al-Sima<n, al-Zubair Ibn Musa, Zaid al-‘Ama, Sa<lim al-Afthas, Salamah Ibn Kahi<l, Sulaima<n Ibn Abi> al-Mughirah al-Ku<fi>, Sulaima<n al-Ahwal, Sulaiman al-A’masy, Sim<ak Ibn Harb, Abu< Sina<n Dhira<r Ibn Murrah al-Syaiba<ni>, Tha<riq Ibn ‘Abd al-Rahma<n al-Bajali, Thalhah Ibn Mashraf, Abu> Sufya<n Thalhah Ibn Na<fi’ , ‘Uba<d, Abu> Hari<z ‘Abdulla<h Ibn Al Hussein hakim Sajistan, anaknya ‘Abdulla<h Ibn Sa’i<d Ibn Jubair, ‘Abdulla<h Ibn ‘Abdulla<h al-Ra<zi>, ‘Abdulla<h Ibn ‘Ubaid al-Ansha<ri>, ‘Abdulla<h Ibn ‘Utsma<n Ibn Khatsi<m, ‘Abdulla<h Ibn ‘I<sa Ibn ‘Abdul Rahma<n Ibn Abi> Layla, ‘Abdul al-A’la Ibn ‘A<mir al-Tsa’labi,  ‘Abdul Kari<m Ibn Malik al-Jazari>, ‘Abdul Kari<m Abu ‘Umayyah al-Bashri, anaknya Abdul Malik Ibn Sa’i<d Ibn Jubair, ‘Abdul Ma<lik Ibn Abu> Sulaima<n, ‘Abdul Ma<lik Ibn Maisarah, ‘Utsma<n Ibn Haki<m, ‘Utsman Ibn Abi> Sulaima<n, ‘Utsman Ibn Qais, ‘Adi Ibn Tsa<bit , ‘Azrah Ibn ‘Abdul Rahma<n, ‘Ata> Ibn Dina<r, ‘Ata> Ibn al-Sa<ib, ‘Ikrimah Ibn Kha<lid al-Makhzoumi, ‘Ali> Ibn Badzimah, ‘Ama<r al-Dahni>, ‘Amr ibn Dina<r, ‘Amr Ibn Sa’id al-Basri>, ‘Amr ibn Abi ‘Amr, ‘Amr ibn Marrah, ‘Amr ibn Harm, Farqad al-Subkhi>, Fudhai<l Ibn ‘Amr al-Fiqi<ma, al-Qa<sim Ibn Abi Ayu<b, al-Qasim Ibn Abi Bazah, Katsi<r Ibn Katsi<r ibn al-Muthalib, Kultsu<m Ibn Jabr, Ma<lik Ibn Di<na<r, Muja<hid Ibn Jabr al-Makki>, Muhammad Ibn Su<qah, Muhammad Ibn Abi> Muhammad dibebaskan budak Zaid Ibn Tsa<bit, Muhammad Ibn Muslim Ibn Syiha<b al-Zuhri>, Muhammad Ibn Wa<si’, Makhwal Ibn Rashid, Mass’ud Ibn Ma<lik al-Asadi, Muslim al-Bathi<n, al-Mughirah Ibn al-Nu'ma<n, Manshu<r Ibn Hayya<n, Manshu<r Ibn al-Mu’tamar, al-Mnhal Ibn ‘Amr, Mu<sa Ibn Abi> ‘A<isyah, Abu< Syiha<b Mu<sa Ibn Na<fi’ al-Hnat al-Akbar, Maimu<n Ibn Mahra>n, Hisya<m Ibn Hassa<n, Hila<l Ibn Khaba<b, Hilal Ibn Yasa<f, Wa<kid Abu> ‘Abdulla<h, Barrah Ibn ‘Abdul Rahma<n, Waqa<a Ibn I<ya>s, Wahab Ibn Ma’nu<s, mengatakan: Ibnu Mi<na<s, Abu Hubayrah Yahya Ibn ‘Abba<d al-Ansha<ri>, Yahya Ibn ‘Abba<d, mengatakan: Yahya Ibn ‘Uma<rah, ‘Ali< Abu al-Ma’la> Yahya Ibn Maimun<  al-‘Athar al-Ku<fi>, Ya’la Ibn Hukaim, Ya’la\ Ibn Muslim, Abu> Isha<q al-Suba’ie, Abu< Hushain al-‘Asadi>, Abu> al-Zubair al-Makki>, Abu< al-Shahba< al-Ku<fi>, Abu< ‘Aun al-Tsaqafi, Abu> Ha<syim al-Rumma<ni[23]>.

      5)   ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s
a)    Nama lengkapnya :
‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s Ibn ‘Abd al-Muthalib Ibn Ha<syim Ibn ‘Abd Mana<f al-Quraisy al-Ha<syimi>, Abu> ‘Abba<s al-Madani[24]>.
b)   Guru-gurunya :

Diantara guru-gurunya sebagai berikut:

Nabi SAW, Ubai> Ibn Ka’ab, Usa<mah Ibn Zaid, Bari<dah Ibn al-Hushaib al-Aslami>, Tami<m al-Da<ri>, Hushain Ibn ‘Auf al-Khats’ami>, Haml Ibn Ma<lik Ibn al-Na<bighah al-Hadzli>, Kha<lid Ibn al-Wali<d, Dzuaib al-Khuza<’i>, Qabi<shah Ibn Dzuaib, Sa’ad Ibn ‘Ubadah, al-Sha’b Ibn Jutsa<mah, ‘Abba<s Ibn ‘Abdul Muthalib, ‘Abd al-Rahma<n Ibn ‘Auf, ‘Utsma<n Ibn ‘Affa<n, ‘Ali> Ibn Abi> Tha<lib, ‘Amma<r Ibn Ya<sir, ‘Umar Ibn al-Khathab, al-Fadhi<l Ibn al-‘Abba<s, Ka’ab al-Ahba<r, Mu’adz Ibn Jabl, Mu’a<wiyah Ibn Abi> Sufya<n, Abi> Bakr al-Shiddi<q, Abi>dzar al-Ghifa<ri>, Abi> Sa’id al-Khudri>, Abi< Sufya<n Ibn Harb, Abi< Thalhah al-Ansha<ri>, Abi> Hurairah, Asma<\ Ibnti Abi> Bakr al-Shidi<q, Juwairiyah Ibnti al-Ha<rits, Saudah Ibnti Zam’ah, ‘A<isyah, Ummahatul Mu’mini<n, Ummul Fadhl Luba<bah Ibnti al-Harits, Maimunah Ibnti al-Harits; Ummul Mu’mini<n, Ummu Salamah Istri Rasulullah, Ummu Ha<ni’ Ibnti Abi> Tha<lib[25].
c)    Murid-muridnya :

Diantara murid-muridnya sebagai berikut:

Ibra<hi>m Ibn ‘Abdulla<h Ibn Ma’bad Ibn ‘Abba<s, Urbadah al-Tami<mi> Sha<hib al-Tafsi<r, al-Arqam Ibn Syurahbi<l al-Audi>, Isha<q Ibn ‘Abdulla<h Ibn Kinanah, Abu> Uma<mah As’ad Ibn Sahl Ibn Hani<f, Isma<i>l Ibn ‘Abd al-Rahma<n al-Suday, Anas Ibn Ma<lik (Kha<dim Rasulullah), Anas al-Bashri> Ibn ‘Am, Asma<’ Ibnti Yazi<d al-Bashr, Abu< al-Jauza<’, Aus Ibn ‘Abdullah al-Rabi>’, Abu< Tsa<bit Aiman Ibn Tsa<bit, Abu> Sha<lih Ba<dza<m, Baza<lah Ibn ‘Ubdah al-Tami<mi>, Barkah Ibn al-Wali<d al-Muja<syi’i>, Bakr Ibn ‘Abdulla>h al-Muzni>, Tsu’labah Ibn al-Hakm, Abu< Sha'tha Ja<bir Ibn Zaid, Habi<b Ibn Abi Tsa<bit, Hajr Ibn Qais al-Madry, al-Hassan Ibn Abi> al-Hasan al-Basri, al-Hasan Ibn Sa’ad al-Mawla, al-Hassan Ibn ‘Ali>, Hassan al-‘Arny, Abu> Zhabia<n Hushain Ibn Jandab al-Janby, Hushain Ibn Ma<lik al-Bajali al-Kufi<, Abu< al-Juwairah Hatha<n Ibn Khufa<f al-Jarmy, al-Hakam Ibn Al-A’raj, al-Hakam Ibn Mi<na<’ al-Madny, Humaid Ibn ‘Abdul Rahma<n Ibn ‘Auf, Hanasy al-Shan’a<ni, Kha<lid Ibn al-Ljlaj al-‘A<miri, Dhakwaa<n Abu> Shalih al-Sima<n, Rafi<’ Abu al-‘a<liyah al-Riya<hi, Zaraa<rah Ibn Aufa al-Harasyi al-Qa<dhy, Taziya<d Abu> Yahya al-Makki , Sa<lim Ibn Abi> al-Ja'd, Sa’ad Ibn Hisya<m Ibn ‘A<mir al-Ansha<ri, Sa’i<>d Ibn Jubair, Sa’i<d Ibn Abi< al-Hasan al-Basri, Sa’i<d Ibn al-Huwayrits al-Makki<, Sa’i<d Ibn ‘Amr Ibn Sa’id ibn al-Aas, Sa’i<d Ibn Mirja<na, Sa’i<d Ibn al-Musayyib, Sa'id Ibn Abi Hind, Abu> al-Huba<b Sa’i<d Ibn Yusa<r, Sa’i<d Al-Qaysi, Sulaima<n Ibn Yusa<r, Abu> Zumail Sima<k Ibn al-Wali<d al-Hanafi, Sina<n Ibn Salamah Ibn al-Mahbak, Syurahbi<ll Ibn Sa’ad Mawla al-Ansh<ar, Syu’bah maula Ibn Abbas, Syahr Ibn Hawsyab, Sha<lih maula al-Tuwa’mah, al-Shalt Ibn ‘Abdulla<h Ibn Naufal , Suhaib Abu al-Shahba<’ maula Ibn Abba<s, al-Dahhaak Ibn Muza<him, Tha<wu<s Ibn Ki<sa<n, Thalhah Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Auf, Thalhah Ibn sl-‘Ala<’ al-Ahmsy, Tha<liq Ibn Qais al-Hanafi, ‘A<mir Ibn Syurahbi<l al-Syu’ba, Abu< al-Thufail ‘A<mir Ibn Waa<tsilah al-Laithy, ‘Abdulla<h Ibn Badr al-Dima<my , ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<rits Ibn Naufal, Abu al-Wali<d Ibn ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<rits al-Basri, ‘Abdulla<h Ibn Hunain maula Bani Ha<syim, ‘Abdulla<h Ibn al-Kholi<l al-Hadrami, ‘Abdulla<h Ibn Syaddaa<d Ibn al-Ha<d dan sepupu Abdullah Ibn Syaqi<q al-‘Uqaily, ‘Abdulla<h Ibn ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<rits Ibn Naufal, ‘Abdulla<h Ibn ‘Ubaidulla<h ibn ‘Abba<s, ‘Abdulla<h Ibn ‘Ubaidullah ibn Abi> Mali<kah, ‘Abdulla<h Ibn ‘Ubaid Ibn ‘Umair, Abu> ‘Alwa<n ‘Abdulla<h Ibn ‘Ashm, ‘Abdulla<h Ibn ‘Umar Ibn al-Khatahab, ‘Abdulla<h ‘Umair budak Ibn ‘Abba<s, ‘Abdulla<h Ibn ‘Anbasah, ‘Abdulla<h Ibn Qais, ‘Abdulla<h Ibn Ka'ab Ibn Ma<lik al-Ansha<ri, ‘Abdullah Ibn Musa<wr, Abu> Ri<ha<na ‘Abdulla<h Ibn Mathr, ‘Abdulla<h Ibn Ma’bad Ibn‘Abba<s, ‘Abdul Rahma<n Ibn al-Bi<lma<ny, ‘Abdul Rahma<n Ibn Hu<syan al-Gthafany, ‘Abdul Rahma<n Ibn ‘A<bas Ibn Rabi<’ah al-Nakha'i, ‘Abdul Rahma<n Ibn ‘Alqam, Abu> al-Mnhal ‘Abdul Rahma<n Ibn Math’am, ‘Abdul Rahma<n Ibn Wa’lah, ‘Abdul Azi<z Ibn Rafi<’, ‘Abdul Azi<z Ibn Qais al- Basri, ‘Ubaidullah Ibn Abi> Burdah, ‘Ubaidullah Ibn ‘Abdulla<h Ibn Abi> Tsur, ‘Ubaidullah Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Utbah, ‘Ubaidullah Ibn  Yazi<d al-Tha<if, ‘Ubaidullah Ibn Abi Yazi<d al-Makki, ‘Ubaidullah al-Khawlany, ‘Ubaid Ibn Hunain, ‘Ubaid Ibn al-Siba<q, ‘Ubaid Ibn ‘Umair, Abu> Ha<dhir ‘Utsma<n Ibn Ha<dhir al-Humairi , ‘Utsma<n Ibn Yahya, ‘Urwah Ibn al-Zubair, ‘Ata<’ Ibn Abi> Rab\ah, ‘Ata<’ Ibn Abi> Muslim al-Khora<sa<ni>, Mursal ‘Ata<’ Ibn Yasa<r, ‘Ata<’ Abu> al-Hassan al-Sawa<iy, ‘Atiyah al-‘Awfi, Ikrimah Ibn Kha<lid al-Makhzu<mi, Ikrimah budak Ibn ‘Abba<s, ‘Alqamah Ibn Waqa<s al-Leitsy, ‘Ali< Ibn al-Hussein Ibn ‘Ali> Ibn Abi< Tha<lib, ‘Ali> Ibn Abi< Thalhah, Mursal, ‘Ali> Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s, ‘Amma<r Ibn Abi> ‘Amma<r budak Bani Ha<syim, ‘Umar Ibn Harmalah al-Basri, ‘Amr ibn Di<na<r, ‘Amr Ibn Sufya<n, ‘Amr ibn Marrah, ‘Amr Ibn Maimu<n al-Audi, Abu> al-Hukm ‘Imra<n Ibn al-Ha>rits al-Silmy, ‘Imra<n Ibn Hattha<n al-Sdosy, ‘Antarah al-Syi<ba<ni> Abu>  Waki<’a al-Ku<fi>, ‘Aousja, Qa<sim Ibn Muhammad Ibn Abu< Bakar al-Shiddi<q, Qubayshah Ibn Dhu'ayb, Qais Ibn Hbetr, Qais Ibn Hba<r, Katsir< ibn ‘Abba<s, Kari<b, Kali<b Ibn Syiha<b al-Jarmy, Muja<hid Ibn Jabr al-Makky, Muhammad Ibn Iya<s Ibn al-Bakr al-Leithy, Muhammad Ibn Jubair Ibn Math’am, Muhammad Ibn Si<ri<n, Muhammad Ibn ‘Abba<d Ibn Ja’far al-Makhzoumi, Muhammad Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s, Abu> al-Tsu<ri>n Muhammad Ibn Abdul Rahma<n Ibn Abi> Bakr, Muhammad Ibn ‘Ali> Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s, Muhammad Ibn 'Amr Ibn ‘Ata<’, Muhammad Ibn Ka’ab al-Qurazhi, Muhammad Ibn Abi> Mu<sa, Abu al-Duha Muslim ibn al-Shabi<h, Muslim al-Qura, Maswr Ibn  Rafa<’ah, Maswr Ibn Makhramah, Mashda’ Abu Yahya al-Araj, Mahra<n Abu Shafwa<n al-Juma<l, Abu> Jahdhm Mu<sa Ibn Sa<lim, Musa ibn Salamah Ibn al-Mahbak, Maimu<n Ben Mihra<n, Maimun al-Makky, Na<fi’ Ibn Jubair Ibn Math’am, Najdah Na<fi’ al-Hanafi, Nuza<l Ibn ‘Amma<r al-Basri, al-Nadhar Ibn Anas Ibn Ma<lik, Wahab Ibn Ki<sa<n, Wahab Ibn Manbah, Abu Mujalz La<hiq Ibn Humaid, Yahya Ibn al-Juza<z, Yahya Ibn Ya’mar, Yazi<d Ibn Ashm, Yazi<d Ibn Hormuz , Yazi<d al-Pa<rasi, Yu<suf Ibn Maa<hak al-Makki, Yu<suf Ibn Mihra<n al-Makki, Abu al-Bchtery al-Thai, Abu> Hamzah al-Dhab’iy, Abu> Habi<b Ibn Ya’la Ibn Manbah, Abu Hassa<n al-A’raj, Abu Hassan Sire, Abu> Jamrah al-Qisha<b, Abu> Kha<lid al-wa<laby, Abu> Raja<’ al-‘Utha<radiy, Abu> Razi<n al-Assadi, Abu> al-Zubair di Makki, Abu> Sa’i<d al-Khudry, Abu> Sapr al-Hamdani, Abu< Salamah Ibn ‘Abdul Rahma<n, Abu> Sina<n al-Da’aly, Abu> Sya'tsa, Abu Sya'tsa al-Kindy, Abu ‘A<liyah al-Bara<’, Abu> Utsman al-Nahdi, Abu> ‘Umar al-behrany, Abu< Ghathfa<n Ibn Thari<f al-Marri, Abu> Qala<bah al-Jarm, Abu Mutawakil al-Na<jah, Abu> Ma’bad, Abu Mughirah, Abu Nasr Al Assadi, Abu Nadhr al-Abdi, Abu> Nuhaik al-Azdi, Ibn Hazm, Fa<timah Binti Hussein Ibn ‘Ali< Ibn Abi> Tha<lib, ‘Utsma<n Binti Abi< Sufya<n[26].

1.    Para Periwayat dalam Sanad Hadis:
       Periwayat yang terdapad dalam sanad hadis utama ada 5 (lima) periwayat, yaitu :  a). Yahya Ibn yahya  b). Ma<lik c). Abu< al-Zubai<r Ibn al-Maki< d).Sa’i<d Ibn Jubai<r  e). Ibnu ‘Abba<s.
              2.    Menguji Kethiqahan  Para  Periwayat  :
       Lagkah pertama melakukan penelitian sanad adalah melakukan uji keadilan dan ked}abitan  para periwayat (kethiqahan periwayat). Langkah ini dilakukan untuk memenuhi terwujud – tidaknya syarat ‘adl dan d{abit{ pada periwayat. Untuk keperluan itu,diperlukan data-data  tentang : al-jarh wa al-ta’dinya para periwayat dalam sanad hadis yang diteliti.
       Pada tataran empirisnya, uji kethiqahan periwayat dilakukan dengan cara menelusuri biografi masing-masing periwayat yang ada dalam  sanad ke dalam kitab-kitab biografi para periwayat, untuk mengetahui bagaimana komentar ulama al-jarh wa al-ta’dil tentang ke-’adil-an dan ke-dhabit{-an mereka.[27]
       Dalam kitab biografi periwayat, biasanya disebutkan nama periwayat itu secara lengkap, nama guru-gurunya, nama murid-muridnya dan pandangan ulama tentang kualitas periwayat itu serta kadangkala disebutkan juga tahun wafatnya.
        Penyajian data-data tentang al-jarh wa al-ta’dil nya para periwayat dalam sanad hadis yang diteliti dan analisisnya dapat disebutkan sebagai berikut :

a.    Yahya Ibn yahya
1). Dalam kitab : Taqri<b al-tahdhi<b,  Juz 2 hal. 318 yang ditulis oleh : Ibn Haj<ar,[28] dikatakan :    ثقة ثبت.
2). Dalam kitab : Tahdhi<b al-kama<l, Juz 32 hal. 31 yang ditulis oleh : al-Mizzi[29]<, ‘Abdulla<h Ibn Hanbal mengatakan : ثقة, Isha<q Ibn Rahwiyah mengatakan : أثبت منه,  al-Nasa’I mengatakan :    ثقة ثبت.
3). Dalam kitab: al-Ka<shif fi< ma’rifati man lahu riwa<yatun fi< al-kutub al-sittah , Juz 1 hal. 231 yang ditulis oleh : al-Dhahabi< , Ibn Rahwiyah [30]mengatakan :  ثبت.
Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa : Yahya Ibn yahya  adalah periwayat yang thiqah.

b.    Ma<lik
1)      Dalam kitab : Taqri<b al-tahdhi<b,  Juz 2 hal. 151 yang ditulis oleh : Ibn Haj<ar,[31] dikatakan  :       إمام دار الهجرة رأس المتقنين
2)      Dalam kitab : Tahdhi<b al-kama<l, Juz 27 hal. 91 yang ditulis oleh : al-Mizzi[32]<, Basyr Ibn ‘Umar al-Zahra<ni,  Abu< ja<bir al-Baya<dhi dan Tsu’bah Maula Ibn ‘Abba<s mengatakan : ليس بثقة.
3)      Dalam kitab : Khula<shah Tadzhi<bu tahdzib al-kama<l, Juz 1 hal. 149, yang ditulis oleh : Ahmad Ibn ‘Abdulla<h al-Khuzraji< al-Ansha<ri> al-Yamn[33], Ibn Mahdi> mengatakan : ما رأيت أحدا أتم عقلا ولا أشد تقوى, Imam Syafi’i mengatakan : حجة الله تعالى على خلقه
Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa : Ma<lik adalah periwayat yang sangat Tsiqah.
c.    Abu< al-Jubai<r Ibn al-Maki
1)      Dalam kitab : Taqri<b al-tahdhi<b,  Juz 2 hal. 132 yang ditulis oleh : Ibn Haj<ar,[34] dikatakan : .صدوق الا انه يدلس  .
2)      Dalam kitab : Tahdhi<b al-kama<l, Juz 26 hal. 406 yang ditulis oleh : al-Mizzi[35]<, Harb Ibn Isma<i>l mengatakan: ليس به بأس  .
3)      Dalam kitab : Khula<shah Tadzhi<bu tahdzib al-kama<l, Juz 1 hal. 132, yang ditulis oleh : Ahmad Ibn ‘Abdulla<h al-Khuzraji< al-Ansha<ri> al-Yamn[36],
Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa : Abu< al-Jubai<r Ibn al-Maki adalah periwayat yang Ta’dil tapi tidak dhabit / Hasan.
d.    Sa’i<d Ibn Jubai<r 
1)      Dalam kitab : Taqri<b al-tahdhi<b,  Juz 1 hal. 349 yang ditulis oleh : Ibn Haj<ar,[37] dikatakan ثقة ثبت: .  
2)      Dalam kitab : Tahdhi<b al-kama<l, Juz 26 hal. 406 yang ditulis oleh : al-Mizzi[38]<,  Ummu Sa’id Ibn Jubair mengatakan : لا تدع على شئ بعدها.
3)      Dalam kitab : al-Ta’di<l wa al-Tajri<h, Juz 2 hal. 802, yang ditulis oleh : Sulayma<n Ibn Khalaf al-Ba<ji<[39],  Abu< Ha<tim mengatakan : صالح. Marrah mengatakan : ثقة
Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa : Sa’i<d Ibn Jubai<r  adalah periwayat yang thiqah.
e.    Ibnu ‘Abba<s
Ibnu ‘Abba<s adalah seorang sahabat Nabi saw sekaligus saudara sepupu. yang tidak perlu  diragukan lagi kethiqahannya.
      3.    Menguji Persambungan Sanad :
       Langkah kedua penelitian hadis adalah menguji persambungan sanad. Langkah ini ditempuh untuk menilai terwujud-tidaknya syarat persambungan sanad para periwayat. Pada tataran empirisnya uji persambungan sanad dilakukan dengan cara menganalisis redaksi periwayatan yang digunakan oleh para periwayat di dalam meriwayatkan hadisnya.
       Penyajian dan analisis data persambungan sanad dapat disebutkan sebagai berikut:
a). Muslim < mengatakan : حَدَثَّنَا يَحْيَى بْنِ يَحْيَى . Redaksi ini oleh muhadditsin digunakan dalam periwayatan hadis dalam bentuk sima’ ,yaitu pembacaan hadis oleh guru kepada murid.  Dengan demikian berarti ada pertemuan antara Muslim dengan gurunya yaitu :   Yahya Ibn Yahya, sanadnya : muttasil.
b). Yahya Ibn Yahya mengatakan :  قَرَأْتُ عَلَى مَالِكRedaksi ini oleh muhadditsin digunakan dalam periwayatan hadis dalam bentuk al-Qira’ah, yaitu pembacaan hadis oleh guru kepada murid. Dengan demikian berarti ada pertemuan antara Yahya Ibn Yahya dengan gurunya yaitu :   Ma<lik Ibn Anas, sanadnya : muttasil.
c). Ma<lik Ibn Anas mengatakan : عَنْ أَبِي الزُّبَيْر . Periwayatan Ma<lik ini memang menggunakan redaksi  ‘an (عن), tetapi an’anahnya  tidak ada indikasi menunjukkan adanya keterputusan sanad, bahkan dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah : muttasil, karena : (a) Ma<lik adalah periwayat yang sangat thiqah, (b) Dia termasuk  periwayat mudallis tingkat 1, akan tetapi Hadits nya masih bisa dipakai hujjah, dan (c) Dimungkinkan ada atau pernah bertemu antara Ma<lik dengan gurunya : Abi< al-Zubair<. Dalam biografinya dia mengatakan pernah berguru kepada Abi< al-Zubair <, dan dalam biografi Abi< al-Zubair <, Ma<lik  disebutkan sebagai muridnya dalam pembelajaran hadis.\
d). Abi< al-Zubair < mengatakan : عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ . Periwayatan Abi< al-Zubair ini memang menggunakan redaksi  ‘an (عن), tetapi an’anahnya menunjukkan adanya indikasi keterputusan sanad, jadi dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah : munfashil, karena : (a) Abi< al-Zubair adalah periwayat yang Ta’dil tapi tidak dhabit, (b) Dia periwayat mudallis tingkat 3, dan (c) Dimungkinkan ada atau pernah bertemu antara Abi< al-Zubair dengan gurunya : Sa’i>d Ibn Jubair. Dalam biografinya dia mengatakan pernah berguru kepada  Sa’i<d Ibn Jubair dan dalam biografi Sa’i<d Ibn Jubair , Abi< al-Zubair disebutkan sebagai muridnya dalam pembelajaran hadis.
e). Sa’i<d Ibn Jubair mengatakan : عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ. Periwayatan Sa’i<d Ibn Jubair ini memang menggunakan redaksi  ‘an (عن), tetapi ‘an’anahnya  tidak ada indikasi menunjukkan adanya keterputusan sanad, bahkan dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah :muttasil, karena : (a)  Sa’i<d Ibn Jubair adalah periwayat yang thiqah, (b) Dia bukan periwayat mudallis, dan (c) Dimungkinkan ada atau pernah bertemu antara  Sa’i<d Ibn Jubair dengan gurunya : Ibnu> ‘Abba<s. Dalam biografinya dia mengatakan pernah berguru kepada Ibnu> ‘Abba<s dan dalam biografi , Ibnu> ‘Abba<s, Sa’i<d Ibn Jubair disebutkan sebagai muridnya dalam pembelajaran hadis.
       Setelah disajikan dianalisa data-data yang berhubungan dengan kethiqahan para periwayat yang ada dalam sanad hadis yang diteliti, dan  data-data persambungan sanadnya, maka disimpulkan sebagai berikut :
   1.      Semua periwayat yang ada dalam sanad hadis yang berjumlah : 5 periwayat, 4 periwayat berkualitas : thiqah. 1 periwayat berkualitas : dha’i<f  (karena dia termasuk mudallis tingkat 3)
    2.      Semua periwayat masing-masing bertemu dengan periwayat yang berstatus sebagai gurunya, dengan demikian  sanadnya muttas{il.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hadis yang diteliti  sanadnya berkualitas : Dha’i<f al-isna<d.
        4.    Menguji Sha>dh-tidaknya Matan Hadis.
       Pada tataran empirisnya, uji sha>dh –tidaknya matan hadis , dilakukan dengan mengkonfirmasikan teks  dan atau makna hadis yang diteliti dengan dalil-dalil naqli < ,baik yang berupa ayat-ayat al-Qur’an atau dengan hadis-hadis  satu tema yang kualitas sanadnya lebih tinggi[40].
       Ketika menghadapkan hadis dengan ayat al-Qur’an atau hadis dengan hadis yang kualitas sanadnya lebih tinggi, harus dipastikan bahwa keduanya atau salah satunya harus tidak dimungkinkan bisa dita’wilkan atau dikompromikan[41]. Kalau dimungkinkan untuk dita’wilkan atau dikompromikan, maka berarti diantara keduanya tidak ada kontradiksi. Keduanya sama-sama bisa diamalkan, karena matan hadis terbebas dari unsur shudhudh.
      Hadits Jama’ shalat ghaira udzur (shalat 3 waktu) yang ditakhri<j  oleh Imam Muslim<, jika dikonfirmasikan dengan al-Qur’an,maka dapat dinyatakan sebagai berikut:

وَاقِم الصَّلَاةَ طُرُفِي النَّهَارِ وَ زُلَفًا مِنَ الَّيْلِ اِنَّ الحَسَنَاتِ يُذْهِبنَ السَّيِّاَتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِيْنَ
Artinya: “dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan bagian permulaan malam. Perbuatan – perbuatan baik itu untuk menghapus kesalahan kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingatAllah. (QS. HUD 11:114)
      Dalam ayat tersebut bisa menjadi pegangan bahwa shalat jama’ ghaira ‘udzur itu diperbolehkan karena dalam ayat tersebut Allah memerintahkan shalat di waktu tiga tempat yakni awal pagi (subuh), akhir pagi (dzohor dan ashar), dan awal malam (maghrib dan isya), dari ayat jadi jelas hadits ini tidak bertentangan dengan al-qur’an.
      Dari sajian dan analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa matan hadis Jama’ shalat ghaira udzur (shalat 3 waktu) riwayat Ibnu ‘Abba<s yang ditakhri<j oleh Imam Muslim <  di atas terbebas dari shudhudh.
    5.    Menguji Mu’allal (cacat) - tidaknya Matan Hadis.
       Pada  tataran empirisnya, uji mu’allal ( cacat) - tidaknya matan hadis, dilakukan dengan cara yang mengkofirmasikan hadis yang diteliti dengan dalil aqli<,  apakah bertentangan  atau tidak? Kalau bertentangan dengan akal, maka matan hadisnya berarti tidak s{ahi<h. Begitu pula sebaliknya. al-Ad{labi< menjelaskan cakupannya yang meliputi : kontradiksi dengan akal, indera, sejarah dan tidak menyerupai perkataan kenabian.[42] 
       Sejauh yang peneliti ketahui, bahwa makna matan hadis Jama’ shalat ghaira udzur (shalat 3 waktu) tidak bertentangan dengan dalil aqli< ,baik akal sehat, indera, sejarah maupun ilmu pengetahuan. Bahkan menambah seseorang semakin rajin ibadah dan mencari nafkah dan tidak kebingungan lagi apabila mereka bekerja melewati waktu shalat. Dengan demikian berarti bahwa hadis riwayat Ibnu ‘Abba<s yang ditakhri<j oleh Imam Muslim, terbebas dari illat.
      Setelah dilakukan analisis terhadap matan hadis riwayat Ibnu ‘Abba<s yang ditakhri<j oleh Imam Muslim <, maka dapat  disimpulkan sebagai berikut:
1). Matan hadis tersebut ternyata tidak shadh, karena tidak bertentangan dengan dalil naqli<, baik al-Qur’an maupun hadis yang kualitas sanadnya lebih tinggi.
2). Matan hadis tersebut juga tidak terkena illat, karena tidak bertentangan dengan dalil aqli<, baik dengan akal yang sehat, indera, sejarah , maupun ilmu pengetahuan .
Dengan demikian  dapat disimpulkan  matan hadis tersebut , berkualitas  s{ahi<h al-matni.
   6.    Kesimpulan Penelitian Hadis Secara Parsial:
           Setelah disajikan dan dianalisa data-data yang berhubungan dengan kethiqahan para periwayat yang ada dalam sanad hadis yang diteliti, dan  data-data persambungan sanadnya serta matan riwayat Ibnu< ‘Abba<s yang ditakhri<j oleh Imam Muslim<, maka dapat  disimpulkan sebagai berikut:
a.       Semua periwayat yang ada dalam sanad hadis yang berjumlah  5 orang
periwayat, , 4 periwayat berkualitas : thiqah. 1 periwayat berkualitas : dha’i<f  (karena dia termasuk mudallis tingkat 3).
b.      Semua periwayat masing-masing bertemu dengan periwayat yang
berstatus sebagai gurunya, dengan demikian  sanadnya Munfashil.
c.       Matan hadis tersebut ternyata tidak shadh, karena  tidak bertentangan dengan dalil naqli<, baik al-Qur’an maupun hadis yang kualitas sanadnya lebih tinggi.
d.      Matan hadis tersebut juga tidak terkena illat, karena tidak bertentangan dengan dalil aqli<, baik dengan akal yang sehat, indera, sejarah , maupun ilmu pengetahuan .
Dengan demikian  dapat disimpulkan  bahwa hadis riwayat Ibnu< ‘Abba<s yang ditakhri<j oleh Imam Muslim  tersebut , berkualitas  Dha’i><f.





[1] Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad (Jakarta : Bulan Ibntang, 1988) ,75-104.
[2] Ha>tim ‘A>rif al-Shari>f, al-Tahri>j wa Dira>sah al-Asa>nid, Juz.1, 2.  CD Shoftware Maktabah . Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[3] Ha>tim ‘A>rif al-Shari>f, al-Tahri>j wa Dira>sah………….., Juz.1, .2.  
[4] Musljm Ibn al-Hajjaj, al-Ja>mi’ al-S}ahi>h al-Musamma> S}ahi>h Muslim, Juz 1, 489, http://www.al-islam.com.
[5] Musljm Ibn al-Hajjaj, al-Ja>mi’ al-S}ahi>h al-Musamma> S}ahi>h Muslim, Juz 1, 489, http://www.al-islam.com.
[6] Abu< Da<wu>d,Sunan Abi< Da<wu<d, Juz 4, 136. , http://www.al-islam.com.
[7] Ahmad Ibn Muhammad Ibn Hanbal, Musnad Ahmad, Juz 5, 7,   http://www.al-islam.com
[8]
[9]
[10]Muhammad Ibn ‘I>sa al-Tirmi>dhi>, Sunan al-Tirmi>dhi>, Juz 1, 327, http://www.al-islam.com.
[11] Musljm Ibn al-Hajjaj, al-Ja>mi’ al-S}ahi>h al-Musamma> S}ahi>h Muslim, Juz 1, 489, http://www.al-islam.com.
[12] Yu<suf Ibn al-Zaqi< Abd Rahma<n Ibn Abu< al-Hajja<j al-Mizzi<, Tahdi<b al-Kama<l. (Bayru<t : Muassasah al-Risa<lah, 1980),Juz 32, 31. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[13] Ibid.,Juz 32, hal.32.
[14] Ibid.,Juz 32, hal.33.
[15] Ibid.,Juz 27, hal.93.
[16] Ibid.,Juz 27, hal.93.
[17] Ibid.,Juz 27, hal.107.
[18] Ibid.,Juz 26, hal.402.
[19] Ibid.,Juz 26, hal.402.
[20] Ibid.,Juz 26, hal.402.
[21] Ibid.,Juz 10, hal.358.
[22] Ibid.,Juz 10, hal.358.
[23] Ibid.,Juz 10, hal.358.
[24] Ibid.,Juz 15, hal.154.
[25] Ibid.,Juz 15, hal.154.
[26] Ibid.,Juz 15, hal.154.
[27] Mahmud Tahha<n, Us{u<l al-Takhri<j .........,  218
[28] Ibn Ha<jar, Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 2, 318. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[29] al-Mizzi<, Tahdhi<b al-kama<l, Juz 2, 301.. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[30]al-Dhahabi<, al-Ka<shif fi< ma’rifati man lahu riwa<yatun fi< al-kutub al-sittah, Juz 1, .231. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[31] Ibn Ha<jar, Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 2, 151. ( Su<riyah: Da<r al-Rashi<d, 1986), CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[32] al-Mizzi<, Tahdhi<b al-kama<l, Juz 27, 91. ( Beirut: Muassasah al-Risa<lah,1980),. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[33] al-Khuzraji, Khula<shah Tadzhi<bu tahdzib al-kama<l, Juz 1 hal. 149.( Dar al-Basyr, Beirut), CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[34] Ibn Ha<jar, Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 2, 132.
[35] al-Mizzi<, Tahdhi<b al-kama<l, Juz 26, 406.
[36] al-Khuzraji, Khula<shah Tadzhi<bu tahdzib al-kama<l, Juz 1. Hal. 132
[37] Ibn Ha<jar, Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 1, 349.
[38] al-Mizzi<, Tahdhi<b al-kama<l, Juz 10, 358..
[39] Sulayma<n Ibn Khalaf al-Ba<ji<, al-Ta’di<l wa al-Tajri<h, Juz 2, 802. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[40] Sala<h al-Din al-Adlabi<, Manhaj Naqd al-Matan ‘Inda Ulama<’al-H{adi<th al-Nabawi<, (Beirut: Da<r al-A<fa<q al-Jadi<dah, 1983), .239.
[41] Ibid.
[42] Sala<h al-Din al-Adlabi, Manhaj Naqd al-Matan …….., 242..A.  PENDAHULUAN
       Al-Qur’an     dan hadis   merupakan sumber ajaran Islam. Al-Qur’an untuk dijadikan sumber atau dasar ajaran Islam tidak perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu, karena al-Qur’an berstatus qat{i< al-wuru>d.  Sementara hadis untuk dijadikan sumber atau dasar ajaran Islam harus dilakukan penelitian dahulu apakah benar hadis tersebut berasal dari Nabi Muhammad saw., karena hadis itu berstatus  z{anni< al-wuru>d. Meneliti suatu hadis, bukan berarti meragukan atau menguji  ke-rasul-an Nabi Muhammad saw, melainkan menguji apakah  yang dikatakan hadis Nabi saw, benar- benar  ucapan, perbuatan  dan taqri>r Nabi saw.
       Menurut Syuhudi Ismail,  ada 4 hal yang mendorong mengapa ulama' hadis melakukan penelitian terhadap hadis, yaitu: (1) Hadis sebagai sumber hukum Islam, (2)  Tidak seluruh hadis dicatat pada zaman Nabi saw, (3) Munculnya pemalsuan hadis, dan (4) Proses pembukuan hadis yang terlambat.[1]
       Keempat faktor atau alasan yang diajukan oleh Syuhudi Ismail diatas adalah beberapa alasan yang  faktual dan rasional yang mendorong  penelitian hadis untuk keperluan pengumpulan dan pembukuan hadis dalam kitab-kitab hadis. Setelah hadis-hadis tersebut terkumpulkan dan dibukukan di dalam kitab-kitab hadis, apakah hadis-hadis tersebut masih perlu dilakukan penelitian? Menurut hemat penulis, hadis –hadis tersebut masih perlu diteliti (dilakukan peenelitian).
       Ada beberapa alasan yang mendorong mengapa hadis-hadis tersebut masih perlu diteliti kembali, antara lain  sebagai berikut:
1.      Kitab-kitab hadis itu tidak semuanya memuat hadis yang lengkap unsur-unsurnya, ada matannya, ada sanadnya dan ada mukharrijnya. Memang banyak kitab hadis  yang memuat hadis yang lengkap unsur-unsurnya, tetapi juga ada tidak sedikit kitab hadis yang memuat hadis hanya matannya saja, sanad dan bahkan mukharrijnya tidak. ada. Hadis yang terdapat dalam kitab yang demikian itu, tidak bisa diteliti untuk ditentukan kualitasnya.
2.      Kebanyakan hadis-hadis yang dimuat dalam kitab-kitab hadis, baru diteliti sanadnya saja. Itupun yang diteliti hanya kualitas periwayatnya saja,  kualitas persambungan sanadnya tidak ditelti. Sedangkan kualitas matannya juga belum dianalisis/diteliti.
3.      Semua hadis yang dimuat dalam kitab-kitab hadis itu, baru diteliti secara parsial atau satu sanad saja, belum ada yang diteliti secara simultan atau multi sanad. Pada hal hasil kesimpulan penelitian hadis satu sanad, berbeda dengan hasil kesimpulan penelitian hadis dengan seluruh sanadnya secara bersama-sama.
4.      Hadis --setelah diteliti dan /diperoleh hasil berkualitas sahih--- perlu diamalkan dalam kehidupan nyata. Untuk  mengamalkan hadis  harus dilakukan fiqh al-hadi<th nya terlebih dahulu. Upaya memahami matan hadis hanya dari satu sanad saja adalah tidak memadai, karena kebanyakan  periwayatan hadis itu riw<ayah bi al-makna<. Oleh karena itu, matan yang mau dipahami  perlu dipersandingkan  dengan matan lain  dari sanad lain yang satu  tema untuk dipahami secara bersama-sama.  
       Atas dasar beberapa persoalan tersebut di atas, penelitian hadis secara simultan merupakan suatu kebutuhan mendesak untuk keperluan penelitian hadis.
       Dilihat dari segi isi-kandungannya, hadis Nabi saw ada yang dikategorikan : hadis ahkam, hadis akhlaq dan hadis tarbawi>. Kumpulan hadis ahkam, seperti kitab Bulu>gh al-Mara>m, karya : Ibn Hajar al-Asqalani>, dan kumpulan hadis akhlaq, seperti kitab Riyad} al-S}a>lihi>n karya : al-Nawa>wi> dan kumpulan hadis tarbawi>, seperti kitab T}uhfah al-Mawdu>d bi Ahka>m al-Mawlu>d karya : Ibn al-Qayyi>m al-Jawziyyah.
B.   TAKHRI<J AL-HADI<TH
          Secara etimologis,kata”takhri>j” berarti : الاظهار والابراز   menampakkan[2]. Secara terminologis, takhri<j didefinisikan sebagai berikut:
Takhri>j adalah :
عزو الحديث إلى مصادره الأصلية المسندة ، فإن تعذرت فإلى الفرعية المسندة ، فإن تعذرت فإلى الناقلة عنها بأسانيدها ، مع بيان مرتبة الحديث غالباً
       Penelusuran hadis ke dalam sumber (kitab) aslinya yang memiliki sanad lengkap, bila berhalangan, maka penelusuran ke dalam kitab  cabangnya, dan bila berhalangan, maka ke dalam kitab yang menukilnya yang lengkap sanadnya, disertakan penjelasan kualitas hadisnya.[3]
         Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, takhri>j al-hadi>th adalah penelusuran hadis ke dalam kitab aslinya—kitab hadis yang dikumpulkannya dari usaha mencari sendiri kepada penghafalnya--yang mempunyai sanad lengkap,dan biasanya di dalam kitab  itu disertakan penjelasan tentang kualitas hadisnya. Itu jika ada. Jika tidak ada, maka penelusuran hanya sampai pada mendapatkan matan hadis  yang lengkap dengan sanadnya saja.
          Penelusuran ini dilakukan untuk mendapatkan hadis utama, hadis-hadis tawa<bi’nya dan hadis-hadis shawa<hidnya.
1.    Hadis Utama :
Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s  yang ditakhri>j oleh al-Muslim[4]
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ (رواه مسلم)   
   Telah menceritakan kepada kami Yahya Ibn Yahya katanya; Aku pernah menyetorkan hapalan kepada Ma>lik dari Abu> Zubair dari Sa’i>d Ibn Jabir dari Ibnu Abba>s katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat zhuhur dan ashar semuanya, dan antara Maghrib dan Isya' semuanya bukan karena ketakutan dan tidak pula ketika safar." (HR. Muslim)
1.      Hadis Tawa<bi’nya :
Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s  yang ditakhri>j oleh al-Muslim:
و حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ وَعَوْنُ بْنُ سَلَّامٍ جَمِيعًا عَنْ زُهَيْرٍ قَالَ ابْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا بِالْمَدِينَةِ فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ قَالَ أَبُو الزُّبَيْرِ فَسَأَلْتُ سَعِيدًا لِمَ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَالَ سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرِجَ أَحَدًا مِنْ أُمَّتِهِ (رواه مسلم)[5]
Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s  yang ditakhri>j oleh Abu< Da<wu>d[6]:
حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ قَالَ مَالِكٌ أَرَى ذَلِكَ كَانَ فِي مَطَرٍ قَالَ أَبُو دَاوُد وَرَوَاهُ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ نَحْوَهُ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ وَرَوَاهُ قُرَّةُ بْنُ خَالِدٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ قَالَ فِي سَفْرَةٍ سَافَرْنَاهَا إِلَى تَبُوكَ (رواه ابو داود)
Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s  yang ditakhri>j oleh Ahmad:
حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ قَالَ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ زَيْدٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ بِالْمَدِينَةِ فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ قِيلَ لِابْنِ عَبَّاسٍ وَمَا أَرَادَ إِلَى ذَلِكَ قَالَ أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ (رواه احمد)[7]
Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s  yang ditakhri>j oleh Imam Ma>lik[8]:
حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ الْمَكِّيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ قَالَ مَالِك أُرَى ذَلِكَ كَانَ فِي مَطَرٍ (رواه امام مالك)
Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s  yang ditakhri>j oleh al Nasa>’i >:
أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا مِنْ غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ( رواه النسائي)[9]

Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s  yang ditakhri>j oleh al-T}irmidhi>[10]:
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَبَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ بِالْمَدِينَةِ مِنْ غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ قَالَ فَقِيلَ لِابْنِ عَبَّاسٍ مَا أَرَادَ بِذَلِكَ قَالَ أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ ابْنِ عَبَّاسٍ قَدْ رُوِيَ عَنْهُ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ رَوَاهُ جَابِرُ بْنُ زَيْدٍ وَسَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ شَقِيقٍ الْعُقَيْلِيُّ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرُ هَذَا (رواه الترمذي)

C.   ANALISIS PARSIAL  
1.    Penelitian Sanad

a.    Redaksi Hadis Lengkap dengan Sanadnya:
Hadis Riwayat Ibn> ‘Abba>s  yang ditakhri>j oleh al-Muslim
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا سَفَرٍ (رواه مسلم)[11]
   Telah menceritakan kepada kami Yahya Ibn Yahya katanya; Aku pernah menyetorkan hapalan kepada Ma>lik dari Abu> Zubair dari Sa’i>d Ibn Jubair dari Ibnu Abba>s katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat zhuhur dan ashar semuanya, dan antara Maghrib dan Isya' semuanya bukan karena ketakutan dan tidak pula ketika safar." (HR. Muslim)
b.    Bagan Sanad Hadits

Rasu<l Alla<h saw
Ibnu ‘Abba>s 
Sa’i>d Ibn Jubai>r
Abu> al-Zubai>r Ibn al-Maki>
Ma<lik
Yahya Ibn Yahya
Muslim
c.    Biografi para periwayat dalam Sanad

Dalam sanad hadits diatas terdapat 5(lima) periwayat, yaitu: 1).Yahya Ibn yahya 2). Ma<lik 3). Abu< al-Zubai<r Ibn al-Maki< 4).Sa’i<d Ibn Jubai<r  5). Ibnu ‘Abba<s

1)   Yahya Ibn Yahya
a). Nama lengkapnya :
Yahya Ibn Yahya Ibn Bakr Ibn Abd al-Rahma<n al-Tami<mi< al-Handzali< Abu< zakariya< al-Ni<sa<bu<ri[12]<.
b). Guru – gurunya:

Diantara Guru-gurunya sebagai berikut :

Ibra<hi<m Ibn Isma<i<l al-Sha<igh, Ibra<hi<m Ibn Sa’ad al-Zuhri<, Azhar Ibn Sa’ad al-Sima<n, Isma<i<l Ibn Ja’far al-Madini<, Isma<i<l Ibn ‘Ilyah, Isma<i<l Ibn ‘Iya<s, Abi< Dhamrah Anas Ibn ‘Iya<dh, Bisr  Ibn al-Mufadhal, Baqiyah Ibn al-Wali<d, Bakr Ibn Mudar al-Mudri<, Tali<d Ibn Sulaima<n, Jari<r Ibn ‘Abd al-Hami<d, Ja’far Ibn Sulaima<n al-Dhab’i<, Abi< Qada<mah al-Ha<rits Ibn ‘Abi<d al-Ayaadi<, Hija<j Ibn Muhammad al-A’war, Hafsh Ibn Ghia<s al-Nakha'i< Hamma<d Ibn Zaid Hamma<d Ibn Salamah, Humaid Ibn ‘Abd al-Rahma<n al-Rua<si<, Kha<rijah Ibn Mush’ab al-Khora<sa<ni<, Kha<lid Ibn Abdulla<h Al-Wa<sa<ti<, Da<ud Ibn Abd al-Rahma<n al-Atta<r, Abi< Khaitsamah Zuhair Ibn Mua<wiyah Alja’fi<, Sa’i<d Ibn ‘Abd Jabba<r al-Zubaidi<, Sa’i<r Ibn al-Khumas al-Tami<mi< Sufian Ibn ‘Uyaynah, Sulaye<m Ibn Akhdhar, Sulaima<n Ibn Bila<l, Abi< al-Ahwash, Sala<m Ibn Sulayem, Syu’aib Ibn Razi<q al-Sya<mi<, Sha<lih al-Marri<, ‘Ubba<d al-Mahlabi<, ‘Ubba<d Ibn al-Awwa<m, Abi< Zabi<d Abutr Ibn al-Qa<sim, Abdulla<h Ibn Ja>far Al-Makhrami<, Abdulla<h Ibn Raja<a al-Makki<, Abdulla<h Ibn al-Muba<rak, Abi< Alqamah ‘Abdulla<h Ibn Muhammed al-Farawi<, Abdulla<h Ibn Nami<r, Abdulla>h Ibn Wahab al-Misri<, Abdulla<h Ibn Yahya Ibn Abi< Katsir<, Abi< Yahya Abd al-Hami<d Ibn Abd Rahma<n al-Hama<ni<, Abd Rahma<n Ibn Abi< al-Zuna<d, Abd Rahma<n Ibn Mahdi, Abd Rahma<n Ibn Abi< al-Mawa<li, Abd Azi<z Ibn Abi< Hazim, Abd Azi<z Ibn al-Ra<bi> 'Ibn Sabrah, Abd Azi<z Ibn Muhammad al-Dara<wardi<, Abd Wahi<d Ibn Ziya<d, Abd al-Waris Ibn Sa’i<d, ‘Ubaidullah Ibn Iya<d Ibn Luqaid, ‘Ali< Ibn ‘Umar Ibn ‘Ali< al-Maqdami<, Fadhi<l Ibn ‘Aya<dh, al-Laith Ibn Sa’ad, Ma<lik Ibn Anas, Muhammad Ibn Tsa<bit al-Abdi<, Abi< Mu’a<wiyah Muhammad Ibn Kha<zim al-Dha<ri<r, Muhammad Ibn Muslim al-Tha<ifi<, Muslim Ibn Kha<lid al-Zanbi<, Mua<wiyah Ibn Sala<m Ibn Abi< Sala<m al-Absyi<, Mua<wiyah Ibn Abd al-Kari<m al-Dha<li<, Mu’a<wiyah Ibn Amma<r al-Dahni<, Mu’tamar Ibn Sulaima<n, al-Mughirah Ibn Abd Rahma<n al-Haza<mi<, Musa Ibn A’yan al-Juzri<, Husyaim Ibn Bashi<r, Abi< ‘Awa<na al-Wihda<h Ibn ‘Abdulla<h, Waki<’ Ibn al-Jura<hi, Yahya Ibn Zakaria> Ibn Abi< Za<idah, Yahya Ibn Sali<m al-Tha<ifi<, Abi< ‘Aqi<l Yahya Ibn al-Mutawakkil, Abi< al-Mahya<h Yahya Ibn Yu’la> al-Taymî<, Yazi<d Ibn Zari<’, Yazi<d  Ibn al-Muqadda<m Ibn Syari<’, Yazi<d Ibn Ha<ru<n, Abi< Mu’syar Yu<suf Ibn Yazi<d al-Bara<, Yu<suf Ibn Yaku<b Al-Ma<<jasyu<n, Abi< Bakar Ibn Sya’ib al-Habhab, Abi< Bakar Ibn Ayya<sy[13]
c). Murid – muridnya

Diantara murid-muridnya sebagai berikut :

Bukha<ri<, Muslim, Ibra<hi<m Ibn ‘Abdulla<h al-Sa’adi, Ibra<hi<m Ibn ‘Ali< al-Dzahli<, Abu< al-Azhar Ahmad Ibn al-Azhar, Ahmad Ibn Hafsh Ibn Abdulla<h al-Salmi<, Ahmad Ibn Salamah al-Ni<sa<bu<ri<, Ahmad Ibn Yu<suf al-Salmi<, Isha<q Ibn Ra<hawayah, Isma<’i<l Ibn Isha<q al-Tsaqafi< al-Sira<j, J’a\far Ibn Muhammad Ibn al-Hussein, Hussein Ibn Mansu<r al-Salmi<, Salamah Ibn Syabi<b al-Ni<sa<bu<ri<, ‘Abdulla<h Ibn Abd Rahma<n al-Da<rami<, Ubaidullah Ibn Fudha<lah Ibn Ibra<hi<m al-Nisa<i>, ‘Ushmah Ibn Ibra<hi<m al-Ni<sa<bu<ri<, ‘Ali< Ibn Salamah al-Labki<, ‘Ali< Ibn ‘Asam al-A<miri<, al-Fadl Ibn Ya\ku<b al-Rukha<mi<, Muhammad Ibn Aslam al-Tusi, Muhammad Ibn Ra<f>I al-Qusyairi, Muhammad> Ibn ‘Abd al-Sala<m Ibn Basya<r al-Wara<q, Abu< Ahmad Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahha<b al-Fara<a, Muhammad Ibn Yahya al-Dzahli<, Yahya Ibn Muhammad Ibn Yahya al-Dzahli<, Ya’qu<b Ibn Sufya<n al-Fa<risi<. [14]

2)   Ma<lik

a)    Nama lengkapnya :

Ma<lik Ibn Anas Ibn Ma<lik Ibn Abi> ‘A<mir Ibn ‘Amr al-Ashbahi< al-Humairi<, Abu< ‘Abdulla<h al-Madani< al-Faqi<hi (Ima<mu Da<rul al-Hijrah)[15]

b)   Guru – gurunya:

Diantara guru-gurunya sebagai berikut:

Ibra<hi<m Ibn Abi< Ablah al-Maqdisi<, Ibra<hi<m Ibn ‘Aqbah, Isha<k Ibn ‘Abdulla<h Ibn Abi< Talhah, Isma<i>l Ibn Abi< Haki<m, Ayu<b Abi< Tamimah al-Sakhtiya<ni<, Ayu<b Ibn Habi<b al-Zuhri<, Tsu<r Ibn Zaid al-Di<li<, Jafar Ibn Muhammad al-Sa<diq, Hami<d Ibn Qais al-Makki al-A’raj,  Hami<d al-Thawi<l, Khabi<b Ibn Abd Rahma<n, Dawu<d Ibn al-Husain, Rabiyah Ibn Abi< ‘Abd Rahma<n,  Ziya<d Ibn Abi< Ziad budak Ibn ‘Abbas, Ziya<d Ibn Sa'ad,  Zaid Ibn Aslam, Zaid Ibn Abi< Anisah, Zaid Ibn Rab\a<h, Sa<lim Abi al-Nadr,  Sa’ad Ibn Isha<q Ibn Ka'ab Ibn ‘Ujrah, Sa’id Ibn Abi< Sa’id al-Maqbari, Sa’id Ibn ‘Amr Ibn Syurahbi<l Ibn Sa’id Ibn Sa’ad ‘ibadah, Abi< Ha<zim Salamah Ibn Dinar al-Madani;< budak yang dibebaskan oleh Abi< Bakar Ibn ‘Abd Rahma<n Ibn al-Ha<rits Ibn Hisyam, Suhail Ibn Abi< Sha<lih, Syari<k Ibn ‘Abdulla<h Ibn Abi< Namr, Sha<lih Ibn Ki<sa<n, Safwa<n Ibn Sulaim,  Shifa} budak Abi< Ayyu<b, Damrah Ibn Sa’i<d al-Ma<zani<, Thalhah Ibn ‘Abd al-Ma<lik al-aala, ‘A<mir Ibn ‘Abdulla<h Ibn al- Zubair, ‘Abdulla<h Ibn Abi< Bakr Ibn Muhammad Ibn 'Amr Ibn Hazm, ‘Abdulla<h Ibn Dina<r, Abi< al-Zina<d ‘Abdulla<h Ibn Dzakwa<n, ‘Abdulla<h Ibn ‘Abdulla<h Ibn Jabi<r Ibn ‘Ati<k, Abi< Thawa<lah ‘Abdulla<h Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Mu’ammar, ‘Abdulla<h; mengatakan: ‘Ubaidullah Ibn Abdul Rahma<n, mengatakan: Adalah Ibn Abi< Dzuba<b, ‘Abdulla<h Ibn Fadl al-Ha<shimi<, ‘Abdulla<h Ibn Yazi<d Ibn Harmaz, ‘Abdulla<h Ibn Yazi<d budak al-Aswad Ibn Sufya<n, ‘Abd Rab\ah Ibn Sa’id al-Ansa<ri<, ‘Abdul Rahma<n Ibn Harmalah al-Aslami<, ‘Abdul Rahma<n Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Abi< Sha’sha’ah, ‘Abdul Rahma<n Ibn al-Qa<sim Ibn Muhammad Ibn Abi< Bakr al-Shidi<q, ‘Abdul Kari<m Ibn Ma<lik al-jazri<, Abi< Umayyah ‘Abdul Kari<m Ibn Abi al-Mukha<riq al-Bashr, ‘Abdul al-Maji<d Ibn Suhail Ibn ‘Abd Rahma<n Ibn ‘Au<f, ‘Ubaidullah Ibn Abi< ‘Abdulla<h al-A’ra\, ‘Atha<a al-Khura<sa<ni<, ‘Alqamah Ibn Abi< ‘Alqamah,  ‘Amr Ibn Abi< ‘Amr Maula\ al-Muthallib, ‘Amr Ibn Muslim Ibn  ‘Uma<rah Ibn Aki<mah al-Li<tsi<, ‘Amr Ibn Yahya Ibn ‘Uma<rah al-Ma<zini<, al-‘Ala<a Ibn ‘Abdul Rahma<n Ibn Ya’ku<b, al-Fadhi<lah Ibn Abi< ‘Abdulla<h, Qathn Ibn Wahab, Katsi<r Ibn Zaid al-Islami<, Katsi<r Ibn Farqad, Muhamad Ibn Abi< Uma<mah Ibn Sahl Ibn Hani<f, Muhammad Ibn Abi< Bakr al-Tsaqafi<,  Muhammad Ibn Zaid Ibn al-Muha<jir Ibn Qanfadz, Muhammad Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Abi< Sha’sha’ap, Abi< al-Aswad Muhammad Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Naufal, Abi< al-Rija<l Muhammad Ibn ‘Abd al-Rahman al-Ansa<ri>, Muhammad Ibn ‘Amr Ibn Halhalah, Muhammad Ibn Muslim Ibn Shiha<b al-Zuhri<, Muhammad Ibn al-Munkadir, Muhammad Ibn Yahya Ibn Habba<n, Makhazamah Ibn Sulaima<n, Muslim Ibn Abi< Marym, al-Masu<r Ibn Rafa<’ah al-Qurazhi, Musa Ibn Abi< Tami<m, Musa Ibn ‘Aqbh, Musa Ibn Maysarah maula Bani< al-Dail, Pamannya Abi< Suhail Na<fi’ Ibn Ma<lik, Na<fi’ maula\ Ibn ‘Umar, Nua’im Ibn ‘Abdulla<h al-Majmar, Ha<shim Ibn Ha<shim Ibn ‘Utbah Ibn Abi< Waqa<sh , Hisyam Ibn ‘Arwah, Hila<l Ibn Abi< Maimu<nah, Wahab Ibn Ki<sa<n, Yahya Ibn Sa’id al-Ansha<ri>,  Yazi<d Ibn Ru<ma<n, Yazid Ibn Ziya<d Ibn Abi< Ziya<d Ibn maula Ibn ‘Ayya<sy, Yazi<d Ibn ‘Abdulla<h Ibn Khashi<fah, Yazi<d Ibn ‘Abdulla<h Ibn Qsi<t, Yazi<d Ibn ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<d, Yu<nus Ibn Yu<suf Ibn Ham\a<s, Abi< Bakr Ibn ‘Umar Ibn ‘Abdul Rahma<n Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Umar Ibn al-Khatta<b ,  Abu Bakr Ibn Na<fi\ Maula Ibn ‘Umar, Abi< al-Zubair al-Makki<,  Abi< ‘Ubaid Haa<jib, Sulaima<n Ibn ‘Abdul Ma<lik, Abi< Laili< Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Sahl al-Ansha<ri>, ‘A<isyah Ibnt Sa’ad Ibn Abi< Waqa<s[16].
c)    Murid-muridnya

Diantara murid-muridnya sebagai berikut :

Ibra>hi<m Ibn Tahma<n, Ibra<hi<m Ibn ‘Abdulla<h Ibn Quraim al-Ansa<ri< Qadhi< al-Madi<nah, Ibra<hi<m Ibn ‘Umar Ibn Abi< al-Wazi<r, Abu< Hudza<fah Ahmad Ibn Isma<i>l al-Sahmi<, Abu< Mus’ab Ahmad Ibn Abi< Bakr al-Zuhri<, Ahmad Ibn ‘Abdulla<h Ibn Yu<nus, Isha<q Ibn Sulaima<n al-Ra<zi>, Isha<q Ibn  ‘I<sa Ibn al-Thaba<’a, Isha<q Ibn Muhammad al-Farawi<, Isma<i>l Ibn Abi< Uwais, Isma<i>l Ibn ‘Ulyah, Isma<i>l Ibn Mu<sa al-Fazari, Ibn Asyhab Ibn ‘Abdul Azi<z, Basyr Ibn ‘Umar al-Zahra<ni<, Juwairiyah Ibn Asma<a, Habi<b Ibn Abi Habi<b, al-Hussein Ibn al-Wali<d al-Ni<sa<bu<ri>, Hamma<d Ibn Mas’adah, Kha<lid Ibn ‘Abdul Rahma<n al-Khara<sa<ni<, Kha<lid Ibn Mukhallad al-Qathawa<ni<, Khalf Ibn Hisya<m al-Baza<r,  Da<wud Ibn ‘Abdulla<h Ibn Abi< al-Karam al-Ja’fari>, ZaabaIbn ‘Ama<mah al-Sahmi<, Ru<h Ibn ‘Iba<dah, Za<fir Ibn Sulaima<n, Zaid Ibn al-Huba<b, Zaid Ibn Abi< al-Zarqa<a, Zaid Ibn Yahya Ibn ‘Ubaid al-Damaskus, Sa’id Ibn al-Hakm Ibn Abi< Maryam, Sa’id Ibn Da<ud al-zenbera, Sa’id Ibn ‘Amr Ibn al-Zubair Ibn 'Amr Ibn' Amr Ibn al-Zubair al-Zubairi, Sa’id Ibn Katsi<r Ibn ‘Afeer, Sa’id Ibn Mansu<r, Sufya<n al-Tsu<ri<, Sufia<n Ibn ‘Uyainah, Abu< Qutaibah Salm Ibn Qutaibah, Salamah Ibn al-‘Iya<r, Suwaid Ibn Sa’id, Syu’bah Ibn al-Huja<j, Syu'aib Ibn Harb, Abu< ‘A<shim al-Dahha<k Ibn Mukhallid, ‘Abdulla<h Ibn Idri<s, ‘Abdulla<h Ibn al-Jura<h al-Qahsta<ni>, ‘Abdulla<h Ibn Raja<a al-Makki, ‘Abdulla<h Ibn ‘Abdul Wahab al-Ahadjba, ‘Abdulla<h Ibn al-Muba<rak, ‘Abdulla<h Ibn Muhammad al-Nafi<li<, ‘Abdulla<h Ibn Muslimah al-Qa’nabi>, ‘Abdulla<h Ibn Na<fi’ al-Zubairi, ‘Abdulla<h Ibn Na<fi’ al-Sha<igh, ‘Abdulla<h Ibn Wahab, ‘Abdulla<h Ibn Yu<suf al-Tinaysa, ‘Abdul A’la\ Ibn Hamma<d al-Narsi<, Abu< Mas-har Abdalaaly Ibn Mas-har al-Ghassa<ni, ‘Abd al-Rahma<n Ibn 'Amr al-Awza’i, ‘Abdul Rahma<n Ibn Ghazwa<n (Abi< Nu<h), ‘Abdul Rahma<n Ibn al-Qa<sim al-Mashri<, Abdul Rahma<n Ibn Mahdi<, ‘Abdul Azi<z Ibn ‘Abdulla<h al-Uwais, ‘Abdul Malk Ibn Abd al-Azi<z Ibn Juraij, ‘Abdul Ma<lik Ibn Abdul Aziz Ibn al-Majhun, ‘Utbah Ibn ‘Abdulla<h al-Marwazi<, ‘Utsman Ibn ‘Umar Ibn Fa<ris, ‘Uqbah Ibn Kha<lid al-Suku<ni<, ‘Ali< Ibn al-Ja'd, Abu< Nuaim al-Fadl Ibn Deakin, al-Qas<im Ibn Yazi<d al-Jarami<, Qutaibah Ibn Sa’id al-Balkhi, Ka<mil Ibn Thalhah al-jehdra, Laits Ibn Kha<lid al-Balkhi, Laits Ibn Sa'ad, Muhammad Ibn Idri<s al-Syafi'i, Muhammad Ibn Khalid Ibn ‘Utsamah, Muhammad Ibn Sulaima<n Ibn Abi< Da<wud al-Harra<ni>, Abu< Lubaid Muhammad Ibn Ghia<s al-Sarjasi<, Muhammad Ibn Muslim Ibn Shiha<b al-Zuhri<, Abu< Ghassa<n Muhammad Ibn Yahya al-Kana<ni>, Mus’ab Ibn ‘Abdulla<h al-Zubairi, Muthrif Ibn ‘Abdulla<h  al-Yasa<ri>, Muawiyah Ibn Hisya<m al-Qasha<ru<, Mu’alla Ibn Mansu<r al-Ra<zi, Ma’an Ibn ‘I<sa al-Kaza<z, Makki Ibn Ibra<hi<m al-Balkhi<, Mansu<r Ibn Abi< Muza<him, Mu<sa Ibn A’yan al-Jazri<, al-Nu'man Ibn ‘Abd al-Sala<m al-Asbahani, Hisya<m Ibn ‘Ubaidullah al-Ra<zi>, Hisya<m Ibn ‘Am\ma<r al-Damaskus, Warqa<a Ibn ‘Umar al-Yusykari<, Waki<>’ Ibn al-Jarh, al-Wali<d Ibn Muslim,  Wahab Ibn Khalid, Yahya Ibn Ibra<hi<m Ibn Abi Qutailah, Yahya Ibn Ayyu<b al-Masri, Yahya Ibn Zakaria> Ibn Abi< Za<idah,  Yahya Ibn Sa’id al-Ansha<ri,  Yahya Ibn Sa’id al-Qattan, Yahya Ibn ‘Abdulla<h Ibn Bakir, Yahya Ibn Abi< ‘Umar al-‘Adni\>, Yahya Ibn Qza’ah, Yahya Ibn Yahya al-Andalusia, Yahya Ibn Yahya al-Ni<sa<bu<ri>, Yazi<d Ibn ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<d, Yu<nus Ibn ‘Ubaidullah al-‘Amiri, Abu < Naba<tah Yu<nus Ibn Yahya al-Madani<, Abu< Isha<q al-Faza<ri>, Abu ‘A<mir al-‘Uqdah, Abu< ‘Ali al-Hanafi, Abu al-Walid al-Thayaalisi[17].

3)   Abi< al-Zubair al-Makki
a)    Nama lengkapnya:
Muhammad Ibn Muslim Ibn Tadris al-Qurasy< al-Asady, Abu< al-Zubair al-Makki[18].<
b)   Guru-gurunya

Diantara guru-gurunya sebagai berikut :

Ja<bir Ibn ‘Abdulla<h, Dzakwa<n Abu< Sha<lih al-Sima<n, Sa’id Ibn Jubair, Sufya<n Ibn Abdul Rahma<n al-Tsaqafi>, Sha<lih Abi< al-Khali<l, Safwa<n Ibn ‘Abdulla<h Ibn Safwa<n, Tha<wu<s Ibn Ki<sa<n,  Abi< al-Thafi<l A<mir Ibn Waa<tsilah, ‘Abdulla<h Ibn Ba<ba<h, ‘Abdulla<h Ibn al-Zubair, ‘Abdulla<h Ibn Salamah, ‘Abdulla<h Ibn Abi< Salamah al-Ma<jasyu<n, ‘Abdulla<h Ibn Damrah, ‘Abdulla<h Ibn Abba<s, ‘Abdulla<h Ibn Umar Ibn al-Khata<b, ‘Abdulla<h Ibn Amr Ibn al-Aa<sh, Abdul Rahma<n Ibn al-Sha<mat, Ibn al-Hudha<dh al-Du<si Ibn Abi< Hurairah, Abdul Rahma<n Ibn Harmuz al-A’raj, ‘Ubaid Ibn ‘Umair al-Laitsi, Uday Ibn Udai al-Kanada, Ata<a Ibn Abi< Raba<h, Ikrimah maula\ Ibn Abba<s, Ali> Ibn ‘Abdulla<h al-Azdi< al-Baraqy<, Amr Ibn Shuaib, lebih muda dari dia tapi dia meninggal sebelum dia, Aun Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Utbah, Muhammad Ali< al-Hanafi, Na<fi Ibn Jubair Ibn Muth’am, Yahya Ibn Ju’dah Hubayrah, Abi< al-Qamahah maula\ Bani< Ha<syim, Abi< Ma’bad maula\ Ibn Abba<s, Ibn Ka'ab Ibn Ma<lik, Aisyah Ummul Mukmini<n[19].

c)    Murid-muridnya

Diantara murid-muridnya sebagai berikut :

Ibra<hi<m Ibn Isma<i>l Ibn Mujma’ al-Ansha<ri>, Ibra<hi<>m Ibn Thahma<n, Ibra<him< Ibn Maimu<n al-Shaighi>, Ibra<hi<m Ibn Yazi<d al-Khuzi<, al-Ujlah Ibn ‘Abdulla<h al-Kindy>, Isma<i>l Ibn Umay\yah al-Qurashi>, Isma<i>l Ibn ‘Abdul Ma<lik Ibn Abi< al-Shapi<r<a, Isma<i>l Ibn Muslim al-Makki>, Asy’at Ibn Suwa<r al-Kindy>, Ayman Ibn Na<bil  al-Makky, Ayu<b al-schtiyanj, Tsu<r Ibn Yazi<d al-Hamsi<, Ja<bir Ibn Yazi<d al-ja’fi>, Huja<j Ibn Urtha<h al-Nakha'i, Huja<j Ibn Huja<j al-Baa<hili, Huja<j Ibn Abi< ‘Usma<n al-Shawa<f, Harb Ibn Abi< al-‘A<li<yah al-Basri<, al-Hasan Ibn Abi< Ja'far al-Jafari<, al-Hasan Ibn 'Amr al-Fiqi<ma, al-Hussein Ibn Wa<kid al-Marwazi<, Hamma<d Ibn Salamah, Hamzah Ibn Abi< Hamzah al-Nasaba, Kha<lid Ibn Yazi<d al-Misri, Khadda<sy Ibn Ayya<sy al-‘Abdi<, Khahsi<f Ibn ‘Abdul Rahma<n al-Jazari<, Khair Ibn Nu’aim al-Hadrami<, Da<ud Ibn Abi> Hind, al-Rabi’ Ibn Badr al-Sa’adi>, Zakaria< Ibn Isha<k al-Makki, Abu< Khaitsamah Zuhair Ibn Mu’a<wiyah  al-jafi<, Zaid ibn Abi> Ani<sah, Sufya<n al-Tsuri<, Sufya<n Ibn ‘Uyaynah, Salamah Ibn Kahi<l, Sulaima<n al-A’masy, Syu’bah Ibn al-Hujaj, ‘Abdulla<h Ibn ‘Utsma<n Ibn Khatsi<m, ‘Abdulla<h Ibn ‘Aun, ‘Abdulla<h Ibn Lahi<'ah , ‘Abdulla<h Ibn al-Muammal al-Makhzumi<, ‘Abd Rabbah Ibn Sa’id al-Ansha<ri>, ‘Abdul Rahma<n Ibn Humaid Ibn ‘Abdul Rahma<n al-Rua<si>, Abu> Syuraih ‘Abdul Rahma<n Ibn Syuraih, ‘Abdul Rahma<n Ibn Namra<n al-Hujra, ‘Abdul Azi<z Ibn al-Rabi<’ al-Baa<hili, ‘Abdul Kari<m Abu< Umayah  al-Basri, ‘Abdul Ma<lik Ibn Juraij, ‘Abdul Ma<lik Ibn Abi> Sulaima<n al-‘Aerzmi, ‘Ubaidullah Ibn al-Akhans, ‘Ubaidullah Ibn Abi> Zia<d al-Qudah, Ubaidullah ibn ‘Umar al-‘Umari, ‘Uzrah Ibn Tsa<bit al-Ansha<ri, ‘Ata< Ibn Abi> Raba<h, ‘Amar al-Dahni , ‘Umarah Ibn ‘Uzyah al-Ansha<ri, ‘Umar Ibn Zaid al-Shan'aa<ni, ‘Amr Ibn al-Harits al-Misri, ‘Aya<dh Ibn ‘Abdulla<h al-Fihri>, Qarrah Ibn Kha<lid al-Sudu<sa, Qarrah Ibn ‘Abdul Rahma<n Ibn Ahioial, Laits Ibn Sa’ad al-Misri, Laits Ibn Abi> Sulaim, Laits Ibn Ki<sa<n al-‘Abdi, Ma<lik Ibn Anas, Muhammad Ibn ‘Abd al-Rahma<n Ibn Abi< Layla, Muhammad Ibn ‘Ubaidullah al-‘Aerzmi, Muhammad Ibn ‘Ajla<n, Muhammad Ibn Muslim Ibn Syiha<b al-Zuhri, Ma’sar Ibn Kda<m, Mathr al-Warra<q, Muawiyah Ibn ‘Amma<r al-Dahni, Ma’ql Ibn Ubaidullah al-Jujr, al-Mughirah Ziya<d al-Mushli, al-Mughirah Ibn Muslim al-Sira<j, Mu<sa Ibn ‘Uqbah, Mu<sa ibn Muslim Ruma<n, Hisya<m Ibn Sa’ad, Hisya<m Ibn Abi< ‘Abdulla<h al-dstoaii, Hisyam Ibn ‘Urwah, Hisyam Ibn Bashir, Wa<shil maula Abi> Uyaynah, Abu< ‘Awa<nah al-Wihdhah Ibn ‘Abdulla<h, Yahya Ibn Sa’id al-Ansha<ri, Yazi<d Ibn Ibra<hi<m al-Tistri>, Yazi<d Ibn ‘Auf al-Syami , Ya’la ibn ‘Ata al-‘A<miri, Abu< Ahmad Ibn ‘Ali> al-Kala<’i>[20].

4)   Sa’id Ibn Jubair
a)    Nama lengkapnya:
Sa’id Ibn Jubair Ibn Hisyam al-Asadi> al-Wa<labi>, Abu> Muhammad, Abu> ‘Abdullah al-Ku<fi[21]>.
b)   Guru-gurunya:

Diantara guru-gurunya sebagai berikut :

Anas Ibn Ma<lik, al-Dhaha<k Ibn Qais al-Fahri>, ‘Abdullah Ibn al-Jubair, ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s, ‘Abdulla<h Ibn ‘Umar Ibn al-Khatha<b, ‘Abdulla<h Ibn Maghfal, ‘Adi Ibn Ha<tim, ‘Amr Ibn Maimu<n al-Audi>, Abi> Sa’id al-Khudri>, Abi< ‘Abd al-Rahma<n al-Silm, Abi> Mas’ud al-Ansha<ri>, Abi> Mu<sa al-Asy’ari>, Abi> Hurairah, ‘Aisyah[22].

c)    Murid-muridnya:

Diantara murid-muridnya sebagai berikut :

A<dam Ibn Sulaima<n ayah Yahya Ibn A<dam, Aslam Ibn al-Manqari>, Asy’ats Ibn  Abi> al-Sya'tsa>, Ayfa’, Ayu<b al-Schtiya<n, Bukair Ibn Shiha<b, Tsa<bit Ibn ‘Ajla<n, Abu> al-Miqdaa<m Tsabit Ibn Hormuz al-Hada<d, Ja’far Ibn Abi> al-Mughirah, Abu> Basyr Ja’far Ibn Abi> Wahsyiyah, Habi<b Ibn Abu> Tsabit, Habi<b Ibn Abi> ‘Amrah, Hassa<n Ibn Abi> al-Asyras, Hushain Ibn ‘Abd al-Rahma<n, al-Hakm Ibn ‘Utaibah, Hamma<d Ibn Abi> Sulaima<n, Hanzhalah Ibn Abi> Hamzah, Khasi<f Ibn ‘Abdul Rahma<n al-Jazari<, Dazr Ibn ‘Abdulla<h al-Hamda<ni>, Dzakwaa<n Abu> Shalih al-Sima<n, al-Zubair Ibn Musa, Zaid al-‘Ama, Sa<lim al-Afthas, Salamah Ibn Kahi<l, Sulaima<n Ibn Abi> al-Mughirah al-Ku<fi>, Sulaima<n al-Ahwal, Sulaiman al-A’masy, Sim<ak Ibn Harb, Abu< Sina<n Dhira<r Ibn Murrah al-Syaiba<ni>, Tha<riq Ibn ‘Abd al-Rahma<n al-Bajali, Thalhah Ibn Mashraf, Abu> Sufya<n Thalhah Ibn Na<fi’ , ‘Uba<d, Abu> Hari<z ‘Abdulla<h Ibn Al Hussein hakim Sajistan, anaknya ‘Abdulla<h Ibn Sa’i<d Ibn Jubair, ‘Abdulla<h Ibn ‘Abdulla<h al-Ra<zi>, ‘Abdulla<h Ibn ‘Ubaid al-Ansha<ri>, ‘Abdulla<h Ibn ‘Utsma<n Ibn Khatsi<m, ‘Abdulla<h Ibn ‘I<sa Ibn ‘Abdul Rahma<n Ibn Abi> Layla, ‘Abdul al-A’la Ibn ‘A<mir al-Tsa’labi,  ‘Abdul Kari<m Ibn Malik al-Jazari>, ‘Abdul Kari<m Abu ‘Umayyah al-Bashri, anaknya Abdul Malik Ibn Sa’i<d Ibn Jubair, ‘Abdul Ma<lik Ibn Abu> Sulaima<n, ‘Abdul Ma<lik Ibn Maisarah, ‘Utsma<n Ibn Haki<m, ‘Utsman Ibn Abi> Sulaima<n, ‘Utsman Ibn Qais, ‘Adi Ibn Tsa<bit , ‘Azrah Ibn ‘Abdul Rahma<n, ‘Ata> Ibn Dina<r, ‘Ata> Ibn al-Sa<ib, ‘Ikrimah Ibn Kha<lid al-Makhzoumi, ‘Ali> Ibn Badzimah, ‘Ama<r al-Dahni>, ‘Amr ibn Dina<r, ‘Amr Ibn Sa’id al-Basri>, ‘Amr ibn Abi ‘Amr, ‘Amr ibn Marrah, ‘Amr ibn Harm, Farqad al-Subkhi>, Fudhai<l Ibn ‘Amr al-Fiqi<ma, al-Qa<sim Ibn Abi Ayu<b, al-Qasim Ibn Abi Bazah, Katsi<r Ibn Katsi<r ibn al-Muthalib, Kultsu<m Ibn Jabr, Ma<lik Ibn Di<na<r, Muja<hid Ibn Jabr al-Makki>, Muhammad Ibn Su<qah, Muhammad Ibn Abi> Muhammad dibebaskan budak Zaid Ibn Tsa<bit, Muhammad Ibn Muslim Ibn Syiha<b al-Zuhri>, Muhammad Ibn Wa<si’, Makhwal Ibn Rashid, Mass’ud Ibn Ma<lik al-Asadi, Muslim al-Bathi<n, al-Mughirah Ibn al-Nu'ma<n, Manshu<r Ibn Hayya<n, Manshu<r Ibn al-Mu’tamar, al-Mnhal Ibn ‘Amr, Mu<sa Ibn Abi> ‘A<isyah, Abu< Syiha<b Mu<sa Ibn Na<fi’ al-Hnat al-Akbar, Maimu<n Ibn Mahra>n, Hisya<m Ibn Hassa<n, Hila<l Ibn Khaba<b, Hilal Ibn Yasa<f, Wa<kid Abu> ‘Abdulla<h, Barrah Ibn ‘Abdul Rahma<n, Waqa<a Ibn I<ya>s, Wahab Ibn Ma’nu<s, mengatakan: Ibnu Mi<na<s, Abu Hubayrah Yahya Ibn ‘Abba<d al-Ansha<ri>, Yahya Ibn ‘Abba<d, mengatakan: Yahya Ibn ‘Uma<rah, ‘Ali< Abu al-Ma’la> Yahya Ibn Maimun<  al-‘Athar al-Ku<fi>, Ya’la Ibn Hukaim, Ya’la\ Ibn Muslim, Abu> Isha<q al-Suba’ie, Abu< Hushain al-‘Asadi>, Abu> al-Zubair al-Makki>, Abu< al-Shahba< al-Ku<fi>, Abu< ‘Aun al-Tsaqafi, Abu> Ha<syim al-Rumma<ni[23]>.

5)   ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s
a)    Nama lengkapnya :
‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s Ibn ‘Abd al-Muthalib Ibn Ha<syim Ibn ‘Abd Mana<f al-Quraisy al-Ha<syimi>, Abu> ‘Abba<s al-Madani[24]>.
b)   Guru-gurunya :

Diantara guru-gurunya sebagai berikut:

Nabi SAW, Ubai> Ibn Ka’ab, Usa<mah Ibn Zaid, Bari<dah Ibn al-Hushaib al-Aslami>, Tami<m al-Da<ri>, Hushain Ibn ‘Auf al-Khats’ami>, Haml Ibn Ma<lik Ibn al-Na<bighah al-Hadzli>, Kha<lid Ibn al-Wali<d, Dzuaib al-Khuza<’i>, Qabi<shah Ibn Dzuaib, Sa’ad Ibn ‘Ubadah, al-Sha’b Ibn Jutsa<mah, ‘Abba<s Ibn ‘Abdul Muthalib, ‘Abd al-Rahma<n Ibn ‘Auf, ‘Utsma<n Ibn ‘Affa<n, ‘Ali> Ibn Abi> Tha<lib, ‘Amma<r Ibn Ya<sir, ‘Umar Ibn al-Khathab, al-Fadhi<l Ibn al-‘Abba<s, Ka’ab al-Ahba<r, Mu’adz Ibn Jabl, Mu’a<wiyah Ibn Abi> Sufya<n, Abi> Bakr al-Shiddi<q, Abi>dzar al-Ghifa<ri>, Abi> Sa’id al-Khudri>, Abi< Sufya<n Ibn Harb, Abi< Thalhah al-Ansha<ri>, Abi> Hurairah, Asma<\ Ibnti Abi> Bakr al-Shidi<q, Juwairiyah Ibnti al-Ha<rits, Saudah Ibnti Zam’ah, ‘A<isyah, Ummahatul Mu’mini<n, Ummul Fadhl Luba<bah Ibnti al-Harits, Maimunah Ibnti al-Harits; Ummul Mu’mini<n, Ummu Salamah Istri Rasulullah, Ummu Ha<ni’ Ibnti Abi> Tha<lib[25].
c)    Murid-muridnya :

Diantara murid-muridnya sebagai berikut:

Ibra<hi>m Ibn ‘Abdulla<h Ibn Ma’bad Ibn ‘Abba<s, Urbadah al-Tami<mi> Sha<hib al-Tafsi<r, al-Arqam Ibn Syurahbi<l al-Audi>, Isha<q Ibn ‘Abdulla<h Ibn Kinanah, Abu> Uma<mah As’ad Ibn Sahl Ibn Hani<f, Isma<i>l Ibn ‘Abd al-Rahma<n al-Suday, Anas Ibn Ma<lik (Kha<dim Rasulullah), Anas al-Bashri> Ibn ‘Am, Asma<’ Ibnti Yazi<d al-Bashr, Abu< al-Jauza<’, Aus Ibn ‘Abdullah al-Rabi>’, Abu< Tsa<bit Aiman Ibn Tsa<bit, Abu> Sha<lih Ba<dza<m, Baza<lah Ibn ‘Ubdah al-Tami<mi>, Barkah Ibn al-Wali<d al-Muja<syi’i>, Bakr Ibn ‘Abdulla>h al-Muzni>, Tsu’labah Ibn al-Hakm, Abu< Sha'tha Ja<bir Ibn Zaid, Habi<b Ibn Abi Tsa<bit, Hajr Ibn Qais al-Madry, al-Hassan Ibn Abi> al-Hasan al-Basri, al-Hasan Ibn Sa’ad al-Mawla, al-Hassan Ibn ‘Ali>, Hassan al-‘Arny, Abu> Zhabia<n Hushain Ibn Jandab al-Janby, Hushain Ibn Ma<lik al-Bajali al-Kufi<, Abu< al-Juwairah Hatha<n Ibn Khufa<f al-Jarmy, al-Hakam Ibn Al-A’raj, al-Hakam Ibn Mi<na<’ al-Madny, Humaid Ibn ‘Abdul Rahma<n Ibn ‘Auf, Hanasy al-Shan’a<ni, Kha<lid Ibn al-Ljlaj al-‘A<miri, Dhakwaa<n Abu> Shalih al-Sima<n, Rafi<’ Abu al-‘a<liyah al-Riya<hi, Zaraa<rah Ibn Aufa al-Harasyi al-Qa<dhy, Taziya<d Abu> Yahya al-Makki , Sa<lim Ibn Abi> al-Ja'd, Sa’ad Ibn Hisya<m Ibn ‘A<mir al-Ansha<ri, Sa’i<>d Ibn Jubair, Sa’i<d Ibn Abi< al-Hasan al-Basri, Sa’i<d Ibn al-Huwayrits al-Makki<, Sa’i<d Ibn ‘Amr Ibn Sa’id ibn al-Aas, Sa’i<d Ibn Mirja<na, Sa’i<d Ibn al-Musayyib, Sa'id Ibn Abi Hind, Abu> al-Huba<b Sa’i<d Ibn Yusa<r, Sa’i<d Al-Qaysi, Sulaima<n Ibn Yusa<r, Abu> Zumail Sima<k Ibn al-Wali<d al-Hanafi, Sina<n Ibn Salamah Ibn al-Mahbak, Syurahbi<ll Ibn Sa’ad Mawla al-Ansh<ar, Syu’bah maula Ibn Abbas, Syahr Ibn Hawsyab, Sha<lih maula al-Tuwa’mah, al-Shalt Ibn ‘Abdulla<h Ibn Naufal , Suhaib Abu al-Shahba<’ maula Ibn Abba<s, al-Dahhaak Ibn Muza<him, Tha<wu<s Ibn Ki<sa<n, Thalhah Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Auf, Thalhah Ibn sl-‘Ala<’ al-Ahmsy, Tha<liq Ibn Qais al-Hanafi, ‘A<mir Ibn Syurahbi<l al-Syu’ba, Abu< al-Thufail ‘A<mir Ibn Waa<tsilah al-Laithy, ‘Abdulla<h Ibn Badr al-Dima<my , ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<rits Ibn Naufal, Abu al-Wali<d Ibn ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<rits al-Basri, ‘Abdulla<h Ibn Hunain maula Bani Ha<syim, ‘Abdulla<h Ibn al-Kholi<l al-Hadrami, ‘Abdulla<h Ibn Syaddaa<d Ibn al-Ha<d dan sepupu Abdullah Ibn Syaqi<q al-‘Uqaily, ‘Abdulla<h Ibn ‘Abdulla<h Ibn al-Ha<rits Ibn Naufal, ‘Abdulla<h Ibn ‘Ubaidulla<h ibn ‘Abba<s, ‘Abdulla<h Ibn ‘Ubaidullah ibn Abi> Mali<kah, ‘Abdulla<h Ibn ‘Ubaid Ibn ‘Umair, Abu> ‘Alwa<n ‘Abdulla<h Ibn ‘Ashm, ‘Abdulla<h Ibn ‘Umar Ibn al-Khatahab, ‘Abdulla<h ‘Umair budak Ibn ‘Abba<s, ‘Abdulla<h Ibn ‘Anbasah, ‘Abdulla<h Ibn Qais, ‘Abdulla<h Ibn Ka'ab Ibn Ma<lik al-Ansha<ri, ‘Abdullah Ibn Musa<wr, Abu> Ri<ha<na ‘Abdulla<h Ibn Mathr, ‘Abdulla<h Ibn Ma’bad Ibn‘Abba<s, ‘Abdul Rahma<n Ibn al-Bi<lma<ny, ‘Abdul Rahma<n Ibn Hu<syan al-Gthafany, ‘Abdul Rahma<n Ibn ‘A<bas Ibn Rabi<’ah al-Nakha'i, ‘Abdul Rahma<n Ibn ‘Alqam, Abu> al-Mnhal ‘Abdul Rahma<n Ibn Math’am, ‘Abdul Rahma<n Ibn Wa’lah, ‘Abdul Azi<z Ibn Rafi<’, ‘Abdul Azi<z Ibn Qais al- Basri, ‘Ubaidullah Ibn Abi> Burdah, ‘Ubaidullah Ibn ‘Abdulla<h Ibn Abi> Tsur, ‘Ubaidullah Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Utbah, ‘Ubaidullah Ibn  Yazi<d al-Tha<if, ‘Ubaidullah Ibn Abi Yazi<d al-Makki, ‘Ubaidullah al-Khawlany, ‘Ubaid Ibn Hunain, ‘Ubaid Ibn al-Siba<q, ‘Ubaid Ibn ‘Umair, Abu> Ha<dhir ‘Utsma<n Ibn Ha<dhir al-Humairi , ‘Utsma<n Ibn Yahya, ‘Urwah Ibn al-Zubair, ‘Ata<’ Ibn Abi> Rab\ah, ‘Ata<’ Ibn Abi> Muslim al-Khora<sa<ni>, Mursal ‘Ata<’ Ibn Yasa<r, ‘Ata<’ Abu> al-Hassan al-Sawa<iy, ‘Atiyah al-‘Awfi, Ikrimah Ibn Kha<lid al-Makhzu<mi, Ikrimah budak Ibn ‘Abba<s, ‘Alqamah Ibn Waqa<s al-Leitsy, ‘Ali< Ibn al-Hussein Ibn ‘Ali> Ibn Abi< Tha<lib, ‘Ali> Ibn Abi< Thalhah, Mursal, ‘Ali> Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s, ‘Amma<r Ibn Abi> ‘Amma<r budak Bani Ha<syim, ‘Umar Ibn Harmalah al-Basri, ‘Amr ibn Di<na<r, ‘Amr Ibn Sufya<n, ‘Amr ibn Marrah, ‘Amr Ibn Maimu<n al-Audi, Abu> al-Hukm ‘Imra<n Ibn al-Ha>rits al-Silmy, ‘Imra<n Ibn Hattha<n al-Sdosy, ‘Antarah al-Syi<ba<ni> Abu>  Waki<’a al-Ku<fi>, ‘Aousja, Qa<sim Ibn Muhammad Ibn Abu< Bakar al-Shiddi<q, Qubayshah Ibn Dhu'ayb, Qais Ibn Hbetr, Qais Ibn Hba<r, Katsir< ibn ‘Abba<s, Kari<b, Kali<b Ibn Syiha<b al-Jarmy, Muja<hid Ibn Jabr al-Makky, Muhammad Ibn Iya<s Ibn al-Bakr al-Leithy, Muhammad Ibn Jubair Ibn Math’am, Muhammad Ibn Si<ri<n, Muhammad Ibn ‘Abba<d Ibn Ja’far al-Makhzoumi, Muhammad Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s, Abu> al-Tsu<ri>n Muhammad Ibn Abdul Rahma<n Ibn Abi> Bakr, Muhammad Ibn ‘Ali> Ibn ‘Abdulla<h Ibn ‘Abba<s, Muhammad Ibn 'Amr Ibn ‘Ata<’, Muhammad Ibn Ka’ab al-Qurazhi, Muhammad Ibn Abi> Mu<sa, Abu al-Duha Muslim ibn al-Shabi<h, Muslim al-Qura, Maswr Ibn  Rafa<’ah, Maswr Ibn Makhramah, Mashda’ Abu Yahya al-Araj, Mahra<n Abu Shafwa<n al-Juma<l, Abu> Jahdhm Mu<sa Ibn Sa<lim, Musa ibn Salamah Ibn al-Mahbak, Maimu<n Ben Mihra<n, Maimun al-Makky, Na<fi’ Ibn Jubair Ibn Math’am, Najdah Na<fi’ al-Hanafi, Nuza<l Ibn ‘Amma<r al-Basri, al-Nadhar Ibn Anas Ibn Ma<lik, Wahab Ibn Ki<sa<n, Wahab Ibn Manbah, Abu Mujalz La<hiq Ibn Humaid, Yahya Ibn al-Juza<z, Yahya Ibn Ya’mar, Yazi<d Ibn Ashm, Yazi<d Ibn Hormuz , Yazi<d al-Pa<rasi, Yu<suf Ibn Maa<hak al-Makki, Yu<suf Ibn Mihra<n al-Makki, Abu al-Bchtery al-Thai, Abu> Hamzah al-Dhab’iy, Abu> Habi<b Ibn Ya’la Ibn Manbah, Abu Hassa<n al-A’raj, Abu Hassan Sire, Abu> Jamrah al-Qisha<b, Abu> Kha<lid al-wa<laby, Abu> Raja<’ al-‘Utha<radiy, Abu> Razi<n al-Assadi, Abu> al-Zubair di Makki, Abu> Sa’i<d al-Khudry, Abu> Sapr al-Hamdani, Abu< Salamah Ibn ‘Abdul Rahma<n, Abu> Sina<n al-Da’aly, Abu> Sya'tsa, Abu Sya'tsa al-Kindy, Abu ‘A<liyah al-Bara<’, Abu> Utsman al-Nahdi, Abu> ‘Umar al-behrany, Abu< Ghathfa<n Ibn Thari<f al-Marri, Abu> Qala<bah al-Jarm, Abu Mutawakil al-Na<jah, Abu> Ma’bad, Abu Mughirah, Abu Nasr Al Assadi, Abu Nadhr al-Abdi, Abu> Nuhaik al-Azdi, Ibn Hazm, Fa<timah Binti Hussein Ibn ‘Ali< Ibn Abi> Tha<lib, ‘Utsma<n Binti Abi< Sufya<n[26].

1.    Para Periwayat dalam Sanad Hadis:
       Periwayat yang terdapad dalam sanad hadis utama ada 5 (lima) periwayat, yaitu :  a). Yahya Ibn yahya  b). Ma<lik c). Abu< al-Zubai<r Ibn al-Maki< d).Sa’i<d Ibn Jubai<r  e). Ibnu ‘Abba<s.
2.    Menguji Kethiqahan  Para  Periwayat  :
       Lagkah pertama melakukan penelitian sanad adalah melakukan uji keadilan dan ked}abitan  para periwayat (kethiqahan periwayat). Langkah ini dilakukan untuk memenuhi terwujud – tidaknya syarat ‘adl dan d{abit{ pada periwayat. Untuk keperluan itu,diperlukan data-data  tentang : al-jarh wa al-ta’dinya para periwayat dalam sanad hadis yang diteliti.
       Pada tataran empirisnya, uji kethiqahan periwayat dilakukan dengan cara menelusuri biografi masing-masing periwayat yang ada dalam  sanad ke dalam kitab-kitab biografi para periwayat, untuk mengetahui bagaimana komentar ulama al-jarh wa al-ta’dil tentang ke-’adil-an dan ke-dhabit{-an mereka.[27]
       Dalam kitab biografi periwayat, biasanya disebutkan nama periwayat itu secara lengkap, nama guru-gurunya, nama murid-muridnya dan pandangan ulama tentang kualitas periwayat itu serta kadangkala disebutkan juga tahun wafatnya.
        Penyajian data-data tentang al-jarh wa al-ta’dil nya para periwayat dalam sanad hadis yang diteliti dan analisisnya dapat disebutkan sebagai berikut :

a.    Yahya Ibn yahya
1). Dalam kitab : Taqri<b al-tahdhi<b,  Juz 2 hal. 318 yang ditulis oleh : Ibn Haj<ar,[28] dikatakan :    ثقة ثبت.
2). Dalam kitab : Tahdhi<b al-kama<l, Juz 32 hal. 31 yang ditulis oleh : al-Mizzi[29]<, ‘Abdulla<h Ibn Hanbal mengatakan : ثقة, Isha<q Ibn Rahwiyah mengatakan : أثبت منه,  al-Nasa’I mengatakan :    ثقة ثبت.
3). Dalam kitab: al-Ka<shif fi< ma’rifati man lahu riwa<yatun fi< al-kutub al-sittah , Juz 1 hal. 231 yang ditulis oleh : al-Dhahabi< , Ibn Rahwiyah [30]mengatakan :  ثبت.
Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa : Yahya Ibn yahya  adalah periwayat yang thiqah.

b.    Ma<lik
1)      Dalam kitab : Taqri<b al-tahdhi<b,  Juz 2 hal. 151 yang ditulis oleh : Ibn Haj<ar,[31] dikatakan  :       إمام دار الهجرة رأس المتقنين
2)      Dalam kitab : Tahdhi<b al-kama<l, Juz 27 hal. 91 yang ditulis oleh : al-Mizzi[32]<, Basyr Ibn ‘Umar al-Zahra<ni,  Abu< ja<bir al-Baya<dhi dan Tsu’bah Maula Ibn ‘Abba<s mengatakan : ليس بثقة.
3)      Dalam kitab : Khula<shah Tadzhi<bu tahdzib al-kama<l, Juz 1 hal. 149, yang ditulis oleh : Ahmad Ibn ‘Abdulla<h al-Khuzraji< al-Ansha<ri> al-Yamn[33], Ibn Mahdi> mengatakan : ما رأيت أحدا أتم عقلا ولا أشد تقوى, Imam Syafi’i mengatakan : حجة الله تعالى على خلقه
Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa : Ma<lik adalah periwayat yang sangat Tsiqah.
c.    Abu< al-Jubai<r Ibn al-Maki
1)      Dalam kitab : Taqri<b al-tahdhi<b,  Juz 2 hal. 132 yang ditulis oleh : Ibn Haj<ar,[34] dikatakan : .صدوق الا انه يدلس  .
2)      Dalam kitab : Tahdhi<b al-kama<l, Juz 26 hal. 406 yang ditulis oleh : al-Mizzi[35]<, Harb Ibn Isma<i>l mengatakan: ليس به بأس  .
3)      Dalam kitab : Khula<shah Tadzhi<bu tahdzib al-kama<l, Juz 1 hal. 132, yang ditulis oleh : Ahmad Ibn ‘Abdulla<h al-Khuzraji< al-Ansha<ri> al-Yamn[36],
Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa : Abu< al-Jubai<r Ibn al-Maki adalah periwayat yang Ta’dil tapi tidak dhabit / Hasan.
d.    Sa’i<d Ibn Jubai<r 
1)      Dalam kitab : Taqri<b al-tahdhi<b,  Juz 1 hal. 349 yang ditulis oleh : Ibn Haj<ar,[37] dikatakan ثقة ثبت: .  
2)      Dalam kitab : Tahdhi<b al-kama<l, Juz 26 hal. 406 yang ditulis oleh : al-Mizzi[38]<,  Ummu Sa’id Ibn Jubair mengatakan : لا تدع على شئ بعدها.
3)      Dalam kitab : al-Ta’di<l wa al-Tajri<h, Juz 2 hal. 802, yang ditulis oleh : Sulayma<n Ibn Khalaf al-Ba<ji<[39],  Abu< Ha<tim mengatakan : صالح. Marrah mengatakan : ثقة
Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa : Sa’i<d Ibn Jubai<r  adalah periwayat yang thiqah.
e.    Ibnu ‘Abba<s
Ibnu ‘Abba<s adalah seorang sahabat Nabi saw sekaligus saudara sepupu. yang tidak perlu  diragukan lagi kethiqahannya.
3.    Menguji Persambungan Sanad :
       Langkah kedua penelitian hadis adalah menguji persambungan sanad. Langkah ini ditempuh untuk menilai terwujud-tidaknya syarat persambungan sanad para periwayat. Pada tataran empirisnya uji persambungan sanad dilakukan dengan cara menganalisis redaksi periwayatan yang digunakan oleh para periwayat di dalam meriwayatkan hadisnya.
       Penyajian dan analisis data persambungan sanad dapat disebutkan sebagai berikut:
a). Muslim < mengatakan : حَدَثَّنَا يَحْيَى بْنِ يَحْيَى . Redaksi ini oleh muhadditsin digunakan dalam periwayatan hadis dalam bentuk sima’ ,yaitu pembacaan hadis oleh guru kepada murid.  Dengan demikian berarti ada pertemuan antara Muslim dengan gurunya yaitu :   Yahya Ibn Yahya, sanadnya : muttasil.
b). Yahya Ibn Yahya mengatakan :  قَرَأْتُ عَلَى مَالِكRedaksi ini oleh muhadditsin digunakan dalam periwayatan hadis dalam bentuk al-Qira’ah, yaitu pembacaan hadis oleh guru kepada murid. Dengan demikian berarti ada pertemuan antara Yahya Ibn Yahya dengan gurunya yaitu :   Ma<lik Ibn Anas, sanadnya : muttasil.
c). Ma<lik Ibn Anas mengatakan : عَنْ أَبِي الزُّبَيْر . Periwayatan Ma<lik ini memang menggunakan redaksi  ‘an (عن), tetapi an’anahnya  tidak ada indikasi menunjukkan adanya keterputusan sanad, bahkan dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah : muttasil, karena : (a) Ma<lik adalah periwayat yang sangat thiqah, (b) Dia termasuk  periwayat mudallis tingkat 1, akan tetapi Hadits nya masih bisa dipakai hujjah, dan (c) Dimungkinkan ada atau pernah bertemu antara Ma<lik dengan gurunya : Abi< al-Zubair<. Dalam biografinya dia mengatakan pernah berguru kepada Abi< al-Zubair <, dan dalam biografi Abi< al-Zubair <, Ma<lik  disebutkan sebagai muridnya dalam pembelajaran hadis.\
d). Abi< al-Zubair < mengatakan : عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ . Periwayatan Abi< al-Zubair ini memang menggunakan redaksi  ‘an (عن), tetapi an’anahnya menunjukkan adanya indikasi keterputusan sanad, jadi dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah : munfashil, karena : (a) Abi< al-Zubair adalah periwayat yang Ta’dil tapi tidak dhabit, (b) Dia periwayat mudallis tingkat 3, dan (c) Dimungkinkan ada atau pernah bertemu antara Abi< al-Zubair dengan gurunya : Sa’i>d Ibn Jubair. Dalam biografinya dia mengatakan pernah berguru kepada  Sa’i<d Ibn Jubair dan dalam biografi Sa’i<d Ibn Jubair , Abi< al-Zubair disebutkan sebagai muridnya dalam pembelajaran hadis.
e). Sa’i<d Ibn Jubair mengatakan : عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ. Periwayatan Sa’i<d Ibn Jubair ini memang menggunakan redaksi  ‘an (عن), tetapi ‘an’anahnya  tidak ada indikasi menunjukkan adanya keterputusan sanad, bahkan dapat dinyatakan bahwa sanadnya adalah :muttasil, karena : (a)  Sa’i<d Ibn Jubair adalah periwayat yang thiqah, (b) Dia bukan periwayat mudallis, dan (c) Dimungkinkan ada atau pernah bertemu antara  Sa’i<d Ibn Jubair dengan gurunya : Ibnu> ‘Abba<s. Dalam biografinya dia mengatakan pernah berguru kepada Ibnu> ‘Abba<s dan dalam biografi , Ibnu> ‘Abba<s, Sa’i<d Ibn Jubair disebutkan sebagai muridnya dalam pembelajaran hadis.
       Setelah disajikan dianalisa data-data yang berhubungan dengan kethiqahan para periwayat yang ada dalam sanad hadis yang diteliti, dan  data-data persambungan sanadnya, maka disimpulkan sebagai berikut :
1.      Semua periwayat yang ada dalam sanad hadis yang berjumlah : 5 periwayat, 4 periwayat berkualitas : thiqah. 1 periwayat berkualitas : dha’i<f  (karena dia termasuk mudallis tingkat 3)
2.      Semua periwayat masing-masing bertemu dengan periwayat yang berstatus sebagai gurunya, dengan demikian  sanadnya muttas{il.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hadis yang diteliti  sanadnya berkualitas : Dha’i<f al-isna<d.
4.    Menguji Sha>dh-tidaknya Matan Hadis.
       Pada tataran empirisnya, uji sha>dh –tidaknya matan hadis , dilakukan dengan mengkonfirmasikan teks  dan atau makna hadis yang diteliti dengan dalil-dalil naqli < ,baik yang berupa ayat-ayat al-Qur’an atau dengan hadis-hadis  satu tema yang kualitas sanadnya lebih tinggi[40].
       Ketika menghadapkan hadis dengan ayat al-Qur’an atau hadis dengan hadis yang kualitas sanadnya lebih tinggi, harus dipastikan bahwa keduanya atau salah satunya harus tidak dimungkinkan bisa dita’wilkan atau dikompromikan[41]. Kalau dimungkinkan untuk dita’wilkan atau dikompromikan, maka berarti diantara keduanya tidak ada kontradiksi. Keduanya sama-sama bisa diamalkan, karena matan hadis terbebas dari unsur shudhudh.
      Hadits Jama’ shalat ghaira udzur (shalat 3 waktu) yang ditakhri<j  oleh Imam Muslim<, jika dikonfirmasikan dengan al-Qur’an,maka dapat dinyatakan sebagai berikut:

وَاقِم الصَّلَاةَ طُرُفِي النَّهَارِ وَ زُلَفًا مِنَ الَّيْلِ اِنَّ الحَسَنَاتِ يُذْهِبنَ السَّيِّاَتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِيْنَ
Artinya: “dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan bagian permulaan malam. Perbuatan – perbuatan baik itu untuk menghapus kesalahan kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingatAllah. (QS. HUD 11:114)
      Dalam ayat tersebut bisa menjadi pegangan bahwa shalat jama’ ghaira ‘udzur itu diperbolehkan karena dalam ayat tersebut Allah memerintahkan shalat di waktu tiga tempat yakni awal pagi (subuh), akhir pagi (dzohor dan ashar), dan awal malam (maghrib dan isya), dari ayat jadi jelas hadits ini tidak bertentangan dengan al-qur’an.
      Dari sajian dan analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa matan hadis Jama’ shalat ghaira udzur (shalat 3 waktu) riwayat Ibnu ‘Abba<s yang ditakhri<j oleh Imam Muslim <  di atas terbebas dari shudhudh.
5.    Menguji Mu’allal (cacat) - tidaknya Matan Hadis.
       Pada  tataran empirisnya, uji mu’allal ( cacat) - tidaknya matan hadis, dilakukan dengan cara yang mengkofirmasikan hadis yang diteliti dengan dalil aqli<,  apakah bertentangan  atau tidak? Kalau bertentangan dengan akal, maka matan hadisnya berarti tidak s{ahi<h. Begitu pula sebaliknya. al-Ad{labi< menjelaskan cakupannya yang meliputi : kontradiksi dengan akal, indera, sejarah dan tidak menyerupai perkataan kenabian.[42] 
       Sejauh yang peneliti ketahui, bahwa makna matan hadis Jama’ shalat ghaira udzur (shalat 3 waktu) tidak bertentangan dengan dalil aqli< ,baik akal sehat, indera, sejarah maupun ilmu pengetahuan. Bahkan menambah seseorang semakin rajin ibadah dan mencari nafkah dan tidak kebingungan lagi apabila mereka bekerja melewati waktu shalat. Dengan demikian berarti bahwa hadis riwayat Ibnu ‘Abba<s yang ditakhri<j oleh Imam Muslim, terbebas dari illat.
      Setelah dilakukan analisis terhadap matan hadis riwayat Ibnu ‘Abba<s yang ditakhri<j oleh Imam Muslim <, maka dapat  disimpulkan sebagai berikut:
1). Matan hadis tersebut ternyata tidak shadh, karena tidak bertentangan dengan dalil naqli<, baik al-Qur’an maupun hadis yang kualitas sanadnya lebih tinggi.
2). Matan hadis tersebut juga tidak terkena illat, karena tidak bertentangan dengan dalil aqli<, baik dengan akal yang sehat, indera, sejarah , maupun ilmu pengetahuan .
Dengan demikian  dapat disimpulkan  matan hadis tersebut , berkualitas  s{ahi<h al-matni.
6.    Kesimpulan Penelitian Hadis Secara Parsial:
           Setelah disajikan dan dianalisa data-data yang berhubungan dengan kethiqahan para periwayat yang ada dalam sanad hadis yang diteliti, dan  data-data persambungan sanadnya serta matan riwayat Ibnu< ‘Abba<s yang ditakhri<j oleh Imam Muslim<, maka dapat  disimpulkan sebagai berikut:
a.       Semua periwayat yang ada dalam sanad hadis yang berjumlah  5 orang
periwayat, , 4 periwayat berkualitas : thiqah. 1 periwayat berkualitas : dha’i<f  (karena dia termasuk mudallis tingkat 3).
b.      Semua periwayat masing-masing bertemu dengan periwayat yang
berstatus sebagai gurunya, dengan demikian  sanadnya Munfashil.
c.       Matan hadis tersebut ternyata tidak shadh, karena  tidak bertentangan dengan dalil naqli<, baik al-Qur’an maupun hadis yang kualitas sanadnya lebih tinggi.
d.      Matan hadis tersebut juga tidak terkena illat, karena tidak bertentangan dengan dalil aqli<, baik dengan akal yang sehat, indera, sejarah , maupun ilmu pengetahuan .
Dengan demikian  dapat disimpulkan  bahwa hadis riwayat Ibnu< ‘Abba<s yang ditakhri<j oleh Imam Muslim  tersebut , berkualitas  Dha’i><f.




[1] Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad (Jakarta : Bulan Ibntang, 1988) ,75-104.
[2] Ha>tim ‘A>rif al-Shari>f, al-Tahri>j wa Dira>sah al-Asa>nid, Juz.1, 2.  CD Shoftware Maktabah . Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[3] Ha>tim ‘A>rif al-Shari>f, al-Tahri>j wa Dira>sah………….., Juz.1, .2.  
[4] Musljm Ibn al-Hajjaj, al-Ja>mi’ al-S}ahi>h al-Musamma> S}ahi>h Muslim, Juz 1, 489, http://www.al-islam.com.
[5] Musljm Ibn al-Hajjaj, al-Ja>mi’ al-S}ahi>h al-Musamma> S}ahi>h Muslim, Juz 1, 489, http://www.al-islam.com.
[6] Abu< Da<wu>d,Sunan Abi< Da<wu<d, Juz 4, 136. , http://www.al-islam.com.
[7] Ahmad Ibn Muhammad Ibn Hanbal, Musnad Ahmad, Juz 5, 7,   http://www.al-islam.com
[8]
[9]
[10]Muhammad Ibn ‘I>sa al-Tirmi>dhi>, Sunan al-Tirmi>dhi>, Juz 1, 327, http://www.al-islam.com.
[11] Musljm Ibn al-Hajjaj, al-Ja>mi’ al-S}ahi>h al-Musamma> S}ahi>h Muslim, Juz 1, 489, http://www.al-islam.com.
[12] Yu<suf Ibn al-Zaqi< Abd Rahma<n Ibn Abu< al-Hajja<j al-Mizzi<, Tahdi<b al-Kama<l. (Bayru<t : Muassasah al-Risa<lah, 1980),Juz 32, 31. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[13] Ibid.,Juz 32, hal.32.
[14] Ibid.,Juz 32, hal.33.
[15] Ibid.,Juz 27, hal.93.
[16] Ibid.,Juz 27, hal.93.
[17] Ibid.,Juz 27, hal.107.
[18] Ibid.,Juz 26, hal.402.
[19] Ibid.,Juz 26, hal.402.
[20] Ibid.,Juz 26, hal.402.
[21] Ibid.,Juz 10, hal.358.
[22] Ibid.,Juz 10, hal.358.
[23] Ibid.,Juz 10, hal.358.
[24] Ibid.,Juz 15, hal.154.
[25] Ibid.,Juz 15, hal.154.
[26] Ibid.,Juz 15, hal.154.
[27] Mahmud Tahha<n, Us{u<l al-Takhri<j .........,  218
[28] Ibn Ha<jar, Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 2, 318. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[29] al-Mizzi<, Tahdhi<b al-kama<l, Juz 2, 301.. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[30]al-Dhahabi<, al-Ka<shif fi< ma’rifati man lahu riwa<yatun fi< al-kutub al-sittah, Juz 1, .231. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[31] Ibn Ha<jar, Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 2, 151. ( Su<riyah: Da<r al-Rashi<d, 1986), CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[32] al-Mizzi<, Tahdhi<b al-kama<l, Juz 27, 91. ( Beirut: Muassasah al-Risa<lah,1980),. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[33] al-Khuzraji, Khula<shah Tadzhi<bu tahdzib al-kama<l, Juz 1 hal. 149.( Dar al-Basyr, Beirut), CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[34] Ibn Ha<jar, Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 2, 132.
[35] al-Mizzi<, Tahdhi<b al-kama<l, Juz 26, 406.
[36] al-Khuzraji, Khula<shah Tadzhi<bu tahdzib al-kama<l, Juz 1. Hal. 132
[37] Ibn Ha<jar, Taqri<b al-tahdhi<b, Juz 1, 349.
[38] al-Mizzi<, Tahdhi<b al-kama<l, Juz 10, 358..
[39] Sulayma<n Ibn Khalaf al-Ba<ji<, al-Ta’di<l wa al-Tajri<h, Juz 2, 802. CD Shoftware Maktabah Sha>milah, Is}da>r al-Tha>ni>.
[40] Sala<h al-Din al-Adlabi<, Manhaj Naqd al-Matan ‘Inda Ulama<’al-H{adi<th al-Nabawi<, (Beirut: Da<r al-A<fa<q al-Jadi<dah, 1983), .239.
[41] Ibid.
[42] Sala<h al-Din al-Adlabi, Manhaj Naqd al-Matan …….., 242..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar