Rabu, 09 Desember 2015

Pengetian, objek, metode dan manfaat Sejarah Pendidikan Islam






PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

Sejak munculnya islam, perkembangan-perkembangan pesat terjadi di seluruh penjuru negeri terutama di dataran jazirah arab dari mulai ekonomi, politik, tatanan social, dan terpenting lagi meningkatnya sumber daya manusia karena sebelumnya manusia hidup di dalam masa jahiliah dan setelah islam datang dengan sesosok yang agung nan mulia yang telah mengubah zaman ini menuju zaman yang penuh dengan pengetahuan yang terang menderang yaitu baginda nabi Muhammad saw.
Dengan berkembang kemajuan islam, islam telah memperlihatkan kepeduliaannya yang besar terhadap peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pendidikan. Yang pada saat itu rasulullah yang langsung mengajarkan kepada para sahabat dan kemudian turun menurun sampai saat ini.
Oleh karena itu kata sejarah islam dengan pendidikan islam sangatlah berkaitan sebab dengan berpaduannya kedua kata tersebut maka bisa  diketahui perkembangan dan kemajuan pendidikan dari zaman rasulullah hingga zaman saat ini.

B.    RUMUSAN MASALAH

I.                   Apa yang dimaksud dengan sejarah pendidikan islam ?
II.                Apa Objek dan metode sejarah pendidikan islam?
III.             Apa kegunaan mempelajari sejarah pendidikan islam?

C.  TUJUAN MASALAH

·         Supaya kita dapat menmgenal sejarah pendidikan islam.
·         Mengetahui sejarah pendidikan islam dan perkembanganya.
·        Dapat mengetahui metode apa saja yang digunakan pada masa masa tertentu.
·        Agar bisa mengkoreksi diri pada zaman sekarang ini

PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Di pandang dari sisi etimologi kata sejarah, pendidikan, dan islam mempunyai makna masing-masing. Menurut kamus besar Indonesia tiga kata tersebut mempunyai arti yaitu, yang pertama sejarah adalah peristiwa dan segala sesuatu yang terjadi pada masa lampau, kata yang kedua pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan prilaku seorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, dan yang ketiga islam agama yang dibawa oleh nabi Muhammad saw ajarannya berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits. Dapat disimpulkan dari tiga kata tersebut bahwa upaya pengajaran medewasakan manusia dan perkembangannya yang terjadi pada masa rasulullah hingga saat ini .
Kemudian dipandang dari sisi terminologinya Pendidikan Islam menurut Zakiah Drajat merupakan pendidikan yang lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain yang bersifat teoritis dan praktis. Dengan demikian, pendidikan Islam berarti proses bimbingan dari pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan akal peserta didik ke arah terbentuknya pribadi muslim yang baik (Insan Kamil).[1] Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan islam yaitu sesuatu yang mengarahkan untuk memperbaiki tingkah laku manusia itu sendiri, yang Pada dasarnya ini, rasulullah lah yang berperan lansung pada saat itu dalam menjadi suri tauladan yang baik kepada para sahabat dan pengikutnya yang hingga sampai saat ini masih kita amalkan.
menurut Abuddin Nata yakni ilmu pendidikan islam yang memfokuskan kajiannya pada data-data empiris yang dapat dilacak dalam sejarah, baik yang berupa karya tulis, peninggalan berupa lembaga maupun pendidikan dengan berbagai aspeknya[2]. Dapat diambil kesimpulam bahwa sejarah pendidikan islam yaitu proses belajar mengajar yang mentitik beratkan kepada data-data peninggalan masa rasulullah hingga saat ini yang berkaitan dengan pendidikan.

Jadi dari beberapa pengertian yang dipaparkan oleh para ahli, sejarah pendidikan islam yaitu sebuah proses pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam dari waktu ke waktu sejak Islam lahir sampai masa sekarang.

   B.     OBJEK DAN METODE SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
I.                  Objek sejarah pendidikan islam
Sejarah biasanya ditulis dan dikaji dari sudut pandang suatu fakta atau kejadian tentang peradaban bangsa. Maka objek Sejarah Pendidikan Islam mencakup fakta-fakta yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam baik informal maupun formal. Dengan demikian dapat diperoleh “sejarah serba objek”. Dalam hal ini sejalan dengan peranan agama Islam sebagai agama da’wah menyeru kebaikan dan mencegah pada kemunkaran, menuju kehidupan yang sejahtera baik lahir maupun batin. Namun sebagai cabang ilmu pengetahuan, objek sejarah pendidikan Islam umumnya tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan dalam objek-objek sejarah pendidikan, seperti mengenai sifat-sifat yang dimilikinya[3]
Pendidikan tidak akan ada artinya apabila manusia tidak ada di dalamnya. Hal ini disebabkan    karena manusia merupakan objek dan subyek pendidikan, artinya manusia tidak akan berkembang dan mengembangkan budayanya secara sempurna apabila tidak ada pendidikan. dengan demikian maka akan di peroleh apa yang di sebut “ sejarah serba subyek”, itulah objek sejarah islam
II.               Metode sejarah pendidikan islam
Memahami sejarah adalah hal yang cukup rumit, setidaknya ada dua fase untuk sampai pada hal tersebut. pertama adalah fase penggalian sejarah, dan kedua adalah fase penulisan sejarah. Adapun metode yang dapat ditempuh untuk fase yang pertama adalah :
1.      Metode Lisan dengan metode ini pelacakan suatu obyek sejarah dengan menggunakan interview.
2.      Metode Observasi dalam hal ini obyek sejarah diamati secara langsung.
3.      Metode Documenter dimana dengan metode ini berusaha mempelajari secara cermat dan mendalam segala catatan atau dokumen tertulis[4]

Adapun fase yang kedua yaitu metode penulisan untuk memahami Sejarah Pendidikan Islam diperlukan suatu pendekatan atau metode yang bisa ditempuh adalah keterpaduan antara metode deskriptif, metode komparatif dan metode analisis sintesis.
1.     Metode deskriptif, ajaran-ajaran islam yang dibawa oleh Rosulullah SAW, yang termaktub dalam Al-Qur’an dijelaskan oleh As-sunnah , khususnya yang langsung berkaitan dengan pendidikan islam dapat dilukiskan dan dijelaskan sebagaimana adanya. Pada saatnya dengan cara ini maka apa yang terkandung dalam ajaran islam dapat dipahami.
2.    Metode komparatif mencoba membandingkan antara tujuan ajaran islam tentang pendidikan dan tuntunan fakta-fakta pendidikan yang hidup dan berkembang pada masa dan tempat tertentu. Dengan metode ini dapat diketahui persamaan dan perbedaan yang ada pada dua hal tersebut sehingga dapat diajukan pemecahan yang mungkin keduanya apabila terjadi kesenjangan.
3.    Metode analisis sintesis digunakan untuk memberikan analisis terhadap istilah-istilah atau pengertian-pengertian yang diberikan ajaran Islam secara kritis, sehingga menunjukkan kelebihan dan kekhasan pendidikan Islam. Pada saatnya dengan metode sintesis dapat diperoleh kesimpulan-kesimpulan yang akurat dan cermat dari pembahasan sejarah pendidikan Islam. Metode ini dapat pula didayagunakan untuk kepentingan proses pewarisan dan pengembangan budaya umat manusia yang islami[5]
Untuk membantu mendapatkan data historis yang akurat, tentunya dibutuhkan ilmu-ilmu pendukung yang dapat memperkuat keberadaan sejarah. Ilmu-ilmu yang dibutuhkan adalah :
1.      Ilmu-ilmu dasar
a.       Paleografi; pengetahuan tulisan-tulisan kuno
b.      Diplomatic; pengetahuan menyelidiki  tanggal, tempat dan keaslian dokumen-dokumen tertulis
c.       Epigrafi; pengetahuan tentang tulisan pada dokumen
d.      Kronologis; pengetahan tentang kesatuan waktu
e.       Sigilografi; pengetahuan mengenai segel yang dipergunakan zaman dulu
f.       Heraldry; pengetahuan tentang tanda-tanda istimewa dalam benda
g.       Numismatik; pengetahuan tentang mata uang dan mendali
h.      Genealogi; pengetahuan tentang asal usul / nasabiyah subjek
2.      Ilmu-ilmu bantu sejarah
a.       Geografi; pengetahuan ilmu alam
b.      Sosiologi; pengetahuan tentang kultur masyarakat
c.       Antropologi; pengetahuan tentang objek sejarah yaitu manusia
d.      Arkeologi; pengetahuan tentang warisan masa lampau/sisa peninggalan
e.       Ilmu sejarah; pengetahan tentan perkembangan umat manusia[6]
   C.   PERIODESASI SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Harun Nasution, membagi Sejarah Perkembangan Peradaban Islam ke dalam
tiga periode yaitu [1] periode klasik [650-1250 M], dibagi dalam dua masa : [a] masa
kemajuan Islam I [650-1000], [b] masa disintegrasi [1000 – 1250 M]. [2] Periode
pertengahan [1250 – 1800], dan [3] Periode Modern [1800 M][7]
a)     Periode klasik (   600-1250 M)
Periode ini sejak kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sampai didudukinya Baghdad oleh Hulagu Khan. Adapun yang menjadi ciri bagi periode ini, dengan mengabaikan adanya dinasti-dinasti yang tumbuh dan tenggelam dimasa dinasti Abbasiah, kepala Negara (khalifah) tetap dijabat oleh seorang dan dianggap sebagai pemimpin tertinggi Negara walaupun hanya sekedar symbol. Dinasti umayyah barat walaupun tidak mengakui kedaulatan pemerintahan Abbasiah, namun mereka tidak pernah mengklaim diri sebagai khalifah. Periode klasik ini dapat pula dibagi kedalam dua masa; masa kemajuan islam I dan masa disintegrasi.
1)      Masa kemajuan islam I (650-1000 M)
Masa ini merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan islam.  Dalam hal ekpansi, sebelum nabi Muhammad SAW wafat ditahun 632 M.  Seluruh semenanjung Arabia telah tunduk kebawah kekuasaan islam.  Ekpansi kedaerah-daerah diluar Arabia dimulai di zaman khalifah pertama, Abu bakar ash-shiddiq. Terbagi menjadi dua masa, yaitu:
·         Masa khulafahurasyidin
·         Masa dinasti Umayyah dan Abbasiyah
2)      Masa disintegrasi (1000-1250 M)
Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadi pada akhir dinastiBani Umayyah, tetapi memuncak di zaman dinasti Bani Abbasiyah terutrama sekalipada khalifah-khalifah yang menjadi boneka dalam tangan tentara pengawal. Daerah-daerah yang jauh letaknya dari pusat pemerintahan di Damaskus dan kemudian Bagdad melepaskaan diri dari kekuasaan khalifah dipusat dan bermunculan dinasti – dinasti Kecil.
b)     Periode pertengahan (dari jatuhnya Baghdad sampai kepenghujung abad kepenghujung abad ke-17).
Ciri periode ini ialah bahwa tanpa menghilangkan kenyataan adanya dinasti Unayyah di Andalusia, wilayah islam lainnya telah terpecah berada dibawah tiga kekuasaan yang saling bermusuhan. Satu kekuasaan berada di Andalusia yang dipegang dinasti Usmaniyah, satu lagi brada di Mesir yang dipegang oleh dinasti Mamluk, dan yang ketiga kekuasaan dipegang oleh dinasti IIkhan dari mongol yang berkuasa di Persia. Jika di hitung, kekuasaan yang ada di Andalusia dan dinasti kecil lainnya dapatlah dikatakan bahwa ciri periode ini ialah terpecah belahnya wilayah-wilayah yang dahulu berada dibawah satu kekuasaan.
c)       Periode modern (mulai abad ke-18)
Ciri perode ini ialah seluruh wilayah kekuasaan islam, baik langsung atau pun tidak langsung telah berda dibawah ccengkraman wilayah barat, sampai kemudian setelah perang dunia kedua kembali memperoleh kemerdekaannya.  Dalam periode ini dalam umat islam bekenalan langsung dengan kebudayaan barat.  Perkenalan dengan kebudayaan barat  ini khususnya dalam bidang kebudayaan dan teknologi telah menggugah kembali semangat untuk menggelorakan kembali api islam yang seakan-akan padam.

   D.   KEGUNAAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
  Secara umum sejarah mengandung kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia. Karena sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan serta perkembangan kehidupan umat manusia. Sumber utama ajaran Islam adalah al-qur’an yang mengandung banyak sekali nilai-nilai kesejarahan, yang langsung dan tidak langsung mengandung makna besar, pelajaran yang sangat tinggi dan pimpinan utama, khususnya bagi umat Islam. Maka tarikh dan ilmu mempunyai kegunaan dalam Islam menduduki arti penting dan mempunyai kegunaan dalam kajian Islam. Oleh sebab itu, kegunaan sejarah pendidikan Islam meliputi dua aspek yaitu kegunaan yang bersifat umum dan yang bersifat khusus atau akademis.
Yang bersifat umum, sejarah pendidikan Islam mempunyai kegunaan sebagai faktor keteladanan. Hal ini sejalan dengan makna yang tersurat dan tersirat dalam Firman Allah SWT., :

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS.Al-Ahzab 33: 21)
Sedangkan yang bersifat akademis, kegunaan sejarah pendidikan Islam selain memberikan perbendaharaan perkembangan ilmu pengetahuan ( teori dan praktek), juga untuk menumbuhkan perspektif  baru dalam rangka mencari relevansi pendidikan Islam terhadap segala bentuk perubahan dan perkembangan ilmu teknologi. Dengan mempelajari dan memahami sejarah pendidikan Islam, maka kita akan dapat :
1.      Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam, sejak zaman lahirnya Nabi Saw sampai sekarang ini.
2.      Mengambil manfaat dari proses pendidikan Islam, guna memecahkan problematika pendidikan Islam masa kini.
3.      Memiliki sikap yang positif terhadap perubahan-perubahan dan pembaharuan-pembaharuan sistem pendidikan Islam[8]

Dengan mengkaji sejarah akan bisa memperoleh informasi tentang pelaksanaan pendidikan Islam dari zaman Rosulullah sampai sekarang mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan kebangkitan kembali tentang pendidikan islam. Dari sejarah dapat diketahui segala sesuatu yang terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan islam dengan segala ide, konsep, intitusi, sistem, dan operasionalisnya yang terjadi dari waktu ke waktu, jadi sejarah pada dasarnya tidak hanya sekedar memberikan romantisme tetapi lebih dari itu merupakan refleksi historis.
Dengan demikian belajar Sejarah Pendidikan Islam dapat memberikan semangat untuk membuka lembaran dan mengukir kejayaan dan kemajuan pendidikan Islam yang baru dan lebih baik. Dengan demikian sejarah pendidikan Islam sebagai study tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah pendidikan sudah barang tentu sangat bermanfaat terutama dalam rangka memberikan sumbangan bagi pertumbuhan atau perkembangan pendidikan.




[1] Ach syaikhu, sejarah pendidikan islam (Telaah kritis dinamika pendidikan islam), pdf.
[2] Abuddin Nata,SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM pada periode klasik dan pertengahan,Jakarta:PT RajaGrafindo persada, Cetakan ke-1.2004,hlm.3.
[3] Zuhairini dkk., Sejarah Pendidikan Islam,Jakarta: Bumi Aksara:, cet. Ke-3.1992,hlm.2-3.
[4] Samsul Munir Amin. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah. Cet-2.2010, hlm.4-5.
[5] Zuhairini dkk., op. cit., hlm. 4
[6] Samsul Minur Amin, op. cit., hlm 7-11
[7] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, UI Press, Jakrta,1985,hlm. 56.
[8] Zuhairini dkk., op. cit., hlm. 6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar