PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sejak munculnya islam, perkembangan-perkembangan pesat terjadi di
seluruh penjuru negeri terutama di dataran jazirah arab dari mulai ekonomi,
politik, tatanan social, dan terpenting lagi meningkatnya sumber daya manusia
karena sebelumnya manusia hidup di dalam masa jahiliah dan setelah islam datang
dengan sesosok yang agung nan mulia yang telah mengubah zaman ini menuju zaman
yang penuh dengan pengetahuan yang terang menderang yaitu baginda nabi Muhammad
saw.
Dengan berkembang kemajuan islam, islam telah memperlihatkan kepeduliaannya
yang besar terhadap peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan
pendidikan. Yang pada saat itu rasulullah yang langsung mengajarkan kepada para
sahabat dan kemudian turun menurun sampai saat ini.
Oleh karena itu kata sejarah islam dengan pendidikan islam
sangatlah berkaitan sebab dengan berpaduannya kedua kata tersebut maka bisa diketahui perkembangan dan kemajuan pendidikan
dari zaman rasulullah hingga zaman saat ini.
B.
RUMUSAN MASALAH
I.
Apa
yang dimaksud dengan sejarah pendidikan islam ?
II.
Apa
Objek dan metode sejarah pendidikan islam?
III.
Apa
kegunaan mempelajari sejarah pendidikan islam?
C.
TUJUAN MASALAH
·
Supaya
kita dapat menmgenal sejarah pendidikan islam.
·
Mengetahui
sejarah pendidikan islam dan perkembanganya.
·
Dapat
mengetahui metode apa saja yang digunakan pada masa masa tertentu.
·
Agar
bisa mengkoreksi diri pada zaman sekarang ini
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Di pandang dari sisi etimologi kata
sejarah, pendidikan, dan islam mempunyai makna masing-masing. Menurut kamus
besar Indonesia tiga kata tersebut mempunyai arti yaitu, yang pertama sejarah
adalah peristiwa dan segala sesuatu yang terjadi pada masa lampau, kata yang
kedua pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan prilaku seorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan, dan yang ketiga islam agama yang dibawa oleh nabi Muhammad saw
ajarannya berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits. Dapat disimpulkan dari tiga kata
tersebut bahwa upaya pengajaran medewasakan manusia dan perkembangannya yang
terjadi pada masa rasulullah hingga saat ini .
Kemudian dipandang dari sisi
terminologinya Pendidikan Islam menurut Zakiah Drajat merupakan pendidikan yang
lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam
amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain yang
bersifat teoritis dan praktis. Dengan demikian, pendidikan Islam berarti proses
bimbingan dari pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan akal peserta
didik ke arah terbentuknya pribadi muslim yang baik (Insan Kamil).[1]
Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan islam yaitu sesuatu yang
mengarahkan untuk memperbaiki tingkah laku manusia itu sendiri, yang Pada
dasarnya ini, rasulullah lah yang berperan lansung pada saat itu dalam menjadi
suri tauladan yang baik kepada para sahabat dan pengikutnya yang hingga sampai
saat ini masih kita amalkan.
menurut Abuddin Nata yakni ilmu
pendidikan islam yang memfokuskan kajiannya pada data-data empiris yang dapat
dilacak dalam sejarah, baik yang berupa karya tulis, peninggalan berupa lembaga
maupun pendidikan dengan berbagai aspeknya[2].
Dapat diambil kesimpulam bahwa sejarah pendidikan islam yaitu proses belajar
mengajar yang mentitik beratkan kepada data-data peninggalan masa rasulullah
hingga saat ini yang berkaitan dengan pendidikan.
Jadi dari beberapa pengertian yang
dipaparkan oleh para ahli, sejarah pendidikan islam yaitu sebuah proses
pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam dari waktu ke waktu sejak Islam
lahir sampai masa sekarang.
B.
OBJEK DAN METODE SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
I.
Objek sejarah pendidikan islam
Sejarah biasanya ditulis dan dikaji dari sudut pandang suatu fakta
atau kejadian tentang peradaban bangsa. Maka objek Sejarah Pendidikan Islam
mencakup fakta-fakta yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan
pendidikan Islam baik informal maupun formal. Dengan demikian dapat diperoleh “sejarah
serba objek”. Dalam hal ini sejalan dengan peranan agama Islam sebagai
agama da’wah menyeru kebaikan dan mencegah pada kemunkaran, menuju kehidupan
yang sejahtera baik lahir maupun batin. Namun sebagai cabang ilmu pengetahuan,
objek sejarah pendidikan Islam umumnya tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan
dalam objek-objek sejarah pendidikan, seperti mengenai sifat-sifat yang
dimilikinya[3]
Pendidikan
tidak akan ada artinya apabila manusia tidak ada di dalamnya. Hal ini
disebabkan karena manusia merupakan
objek dan subyek pendidikan, artinya manusia tidak akan berkembang dan
mengembangkan budayanya secara sempurna apabila tidak ada pendidikan. dengan
demikian maka akan di peroleh apa yang di sebut “ sejarah serba subyek”,
itulah objek sejarah islam
II.
Metode sejarah pendidikan islam
Memahami
sejarah adalah hal yang cukup rumit, setidaknya ada dua fase untuk sampai pada
hal tersebut. pertama adalah fase penggalian sejarah, dan kedua adalah fase
penulisan sejarah. Adapun metode yang dapat ditempuh untuk fase yang pertama
adalah :
1.
Metode Lisan dengan metode ini pelacakan suatu obyek
sejarah dengan menggunakan interview.
2.
Metode Observasi dalam hal ini obyek sejarah diamati secara
langsung.
3.
Metode Documenter dimana dengan metode ini berusaha mempelajari
secara cermat dan mendalam segala catatan atau dokumen tertulis[4]
Adapun fase yang kedua yaitu metode penulisan
untuk memahami Sejarah Pendidikan Islam diperlukan suatu pendekatan atau metode
yang bisa ditempuh adalah keterpaduan antara metode deskriptif, metode
komparatif dan metode analisis sintesis.
1.
Metode deskriptif, ajaran-ajaran
islam yang dibawa oleh Rosulullah SAW, yang termaktub dalam Al-Qur’an
dijelaskan oleh As-sunnah , khususnya yang langsung berkaitan dengan pendidikan
islam dapat dilukiskan dan dijelaskan sebagaimana adanya. Pada saatnya dengan cara ini maka apa yang
terkandung dalam ajaran islam dapat dipahami.
2.
Metode komparatif mencoba membandingkan
antara tujuan ajaran islam tentang pendidikan dan tuntunan
fakta-fakta pendidikan yang hidup dan berkembang pada masa dan tempat
tertentu. Dengan metode ini dapat diketahui persamaan dan perbedaan
yang ada pada dua hal tersebut sehingga dapat diajukan pemecahan yang mungkin
keduanya apabila terjadi kesenjangan.
3.
Metode analisis sintesis
digunakan untuk memberikan analisis terhadap istilah-istilah atau
pengertian-pengertian yang diberikan ajaran Islam secara kritis, sehingga
menunjukkan kelebihan dan kekhasan pendidikan Islam. Pada saatnya dengan metode
sintesis dapat diperoleh kesimpulan-kesimpulan yang akurat dan cermat dari
pembahasan sejarah pendidikan Islam. Metode ini dapat pula didayagunakan untuk
kepentingan proses pewarisan dan pengembangan budaya umat manusia yang islami[5]
Untuk
membantu mendapatkan data historis yang akurat, tentunya dibutuhkan ilmu-ilmu
pendukung yang dapat memperkuat keberadaan sejarah. Ilmu-ilmu yang dibutuhkan
adalah :
1.
Ilmu-ilmu
dasar
a.
Paleografi;
pengetahuan tulisan-tulisan kuno
b.
Diplomatic;
pengetahuan menyelidiki tanggal, tempat
dan keaslian dokumen-dokumen tertulis
c.
Epigrafi;
pengetahuan tentang tulisan pada dokumen
d.
Kronologis; pengetahan
tentang kesatuan waktu
e.
Sigilografi;
pengetahuan mengenai segel yang dipergunakan zaman dulu
f.
Heraldry;
pengetahuan tentang tanda-tanda istimewa dalam benda
g.
Numismatik;
pengetahuan tentang mata uang dan mendali
h.
Genealogi;
pengetahuan tentang asal usul / nasabiyah subjek
2.
Ilmu-ilmu bantu sejarah
a.
Geografi; pengetahuan ilmu alam
b.
Sosiologi;
pengetahuan tentang kultur masyarakat
c.
Antropologi; pengetahuan
tentang objek sejarah yaitu manusia
d.
Arkeologi;
pengetahuan tentang warisan masa lampau/sisa peninggalan
C.
PERIODESASI
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Harun Nasution,
membagi Sejarah Perkembangan Peradaban Islam ke dalam
tiga periode
yaitu [1] periode klasik [650-1250 M], dibagi dalam dua masa : [a] masa
kemajuan Islam
I [650-1000], [b] masa disintegrasi [1000 – 1250 M]. [2] Periode
a) Periode klasik (
600-1250 M)
Periode ini sejak kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Sampai didudukinya Baghdad oleh Hulagu Khan. Adapun yang menjadi
ciri bagi periode ini, dengan mengabaikan adanya dinasti-dinasti yang tumbuh
dan tenggelam dimasa dinasti Abbasiah, kepala Negara (khalifah) tetap dijabat
oleh seorang dan dianggap sebagai pemimpin tertinggi Negara walaupun hanya
sekedar symbol. Dinasti umayyah barat walaupun tidak mengakui kedaulatan
pemerintahan Abbasiah, namun mereka tidak pernah mengklaim diri sebagai
khalifah. Periode klasik ini dapat pula dibagi
kedalam dua masa; masa kemajuan islam I dan masa disintegrasi.
1)
Masa kemajuan islam I (650-1000 M)
Masa ini
merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan islam. Dalam hal ekpansi, sebelum nabi Muhammad SAW
wafat ditahun 632 M. Seluruh semenanjung
Arabia telah tunduk kebawah kekuasaan islam.
Ekpansi kedaerah-daerah diluar Arabia dimulai di zaman khalifah pertama,
Abu bakar ash-shiddiq. Terbagi menjadi dua masa, yaitu:
·
Masa
khulafahurasyidin
·
Masa
dinasti Umayyah dan Abbasiyah
2)
Masa
disintegrasi (1000-1250 M)
Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadi
pada akhir dinastiBani Umayyah, tetapi memuncak di zaman dinasti Bani Abbasiyah
terutrama sekalipada khalifah-khalifah yang menjadi boneka dalam tangan tentara
pengawal. Daerah-daerah yang jauh letaknya dari pusat pemerintahan di Damaskus
dan kemudian Bagdad melepaskaan diri dari kekuasaan khalifah dipusat dan
bermunculan dinasti – dinasti Kecil.
b) Periode
pertengahan (dari jatuhnya Baghdad sampai kepenghujung abad kepenghujung abad
ke-17).
Ciri periode ini ialah bahwa tanpa
menghilangkan kenyataan adanya dinasti Unayyah di Andalusia, wilayah islam
lainnya telah terpecah berada dibawah tiga kekuasaan yang saling bermusuhan.
Satu kekuasaan berada di Andalusia yang dipegang dinasti Usmaniyah, satu lagi
brada di Mesir yang dipegang oleh dinasti Mamluk, dan yang ketiga kekuasaan
dipegang oleh dinasti IIkhan dari mongol yang berkuasa di Persia. Jika di
hitung, kekuasaan yang ada di Andalusia dan dinasti kecil lainnya dapatlah dikatakan
bahwa ciri periode ini ialah terpecah belahnya wilayah-wilayah yang dahulu
berada dibawah satu kekuasaan.
c) Periode modern (mulai abad ke-18)
Ciri perode ini ialah seluruh
wilayah kekuasaan islam, baik langsung atau pun tidak langsung telah berda dibawah
ccengkraman wilayah barat, sampai kemudian setelah perang dunia kedua kembali
memperoleh kemerdekaannya. Dalam periode
ini dalam umat islam bekenalan langsung dengan kebudayaan barat. Perkenalan dengan kebudayaan barat ini khususnya dalam bidang kebudayaan dan
teknologi telah menggugah kembali semangat untuk menggelorakan kembali api
islam yang seakan-akan padam.
D.
KEGUNAAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Secara umum sejarah mengandung kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan
umat manusia. Karena sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat
menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan serta
perkembangan kehidupan umat manusia. Sumber utama ajaran Islam adalah al-qur’an
yang mengandung banyak sekali nilai-nilai kesejarahan, yang langsung dan tidak
langsung mengandung makna besar, pelajaran yang sangat tinggi dan pimpinan
utama, khususnya bagi umat Islam. Maka tarikh dan ilmu mempunyai kegunaan dalam
Islam menduduki arti penting dan mempunyai kegunaan dalam kajian Islam. Oleh
sebab itu, kegunaan sejarah pendidikan Islam meliputi dua aspek yaitu kegunaan
yang bersifat umum dan yang bersifat khusus atau akademis.
Yang bersifat umum, sejarah pendidikan Islam mempunyai
kegunaan sebagai faktor keteladanan. Hal ini sejalan dengan makna yang tersurat
dan tersirat dalam Firman Allah SWT., :
Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS.Al-Ahzab 33: 21)
Sedangkan yang bersifat akademis, kegunaan sejarah
pendidikan Islam selain memberikan perbendaharaan perkembangan ilmu pengetahuan
( teori dan praktek), juga untuk menumbuhkan perspektif baru dalam rangka mencari relevansi
pendidikan Islam terhadap segala bentuk perubahan dan perkembangan
ilmu teknologi. Dengan mempelajari dan memahami sejarah pendidikan Islam, maka
kita akan dapat :
1.
Mengetahui
dan memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam, sejak zaman
lahirnya Nabi Saw sampai sekarang ini.
2.
Mengambil manfaat dari proses pendidikan Islam,
guna memecahkan problematika pendidikan Islam masa kini.
3.
Memiliki
sikap yang positif terhadap perubahan-perubahan dan pembaharuan-pembaharuan
sistem pendidikan Islam[8]
Dengan mengkaji sejarah akan bisa memperoleh informasi
tentang pelaksanaan pendidikan Islam dari zaman Rosulullah sampai sekarang
mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan kebangkitan
kembali tentang pendidikan islam. Dari sejarah dapat diketahui segala sesuatu
yang terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan islam dengan segala ide, konsep,
intitusi, sistem, dan operasionalisnya yang terjadi dari waktu ke waktu, jadi
sejarah pada dasarnya tidak hanya sekedar memberikan romantisme tetapi lebih
dari itu merupakan refleksi historis.
Dengan demikian belajar Sejarah Pendidikan Islam dapat
memberikan semangat untuk membuka lembaran dan mengukir kejayaan dan kemajuan
pendidikan Islam yang baru dan lebih baik. Dengan demikian sejarah pendidikan Islam
sebagai study tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah
pendidikan sudah barang tentu sangat bermanfaat terutama dalam rangka
memberikan sumbangan bagi pertumbuhan atau perkembangan pendidikan.
[1]
Ach syaikhu, sejarah pendidikan islam (Telaah kritis dinamika pendidikan
islam), pdf.
[2]
Abuddin Nata,SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM pada periode klasik dan pertengahan,Jakarta:PT
RajaGrafindo persada, Cetakan ke-1.2004,hlm.3.
[3]
Zuhairini dkk., Sejarah Pendidikan Islam,Jakarta: Bumi Aksara:, cet.
Ke-3.1992,hlm.2-3.
[4] Samsul
Munir Amin. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah. Cet-2.2010,
hlm.4-5.
[6]
Samsul Minur Amin, op. cit., hlm 7-11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar